Mukhlis Denros
Anggota DPRD Kab.Solok 1999-2009
Minggu, 11 April 2021
Rabu, 11 Januari 2017
Bupati Gusmal Hadiri Pelatakan Batu Pertma Kantor DPD PKS
BIJAK ONLINE (SOLOK)-Bupati Solok,
H. Gusmal Dt Rajo Lelo, SE, MM, Sabtu (1/10), menghadiri acara peletakan batu
pertama pembangunan kantor DPD PKS Kabupaten Solok, bertempat di Jalan Lintas
Sumatera Solok Padang KM 11, Gaduang Dama, nagari Cupak kecamatan Gunung
Talang.
Selain Bupati Solok, tampak hadir
Ketua Wilda Sumbagut DPP PKS, DR H Hermanto SE MM yang juga anggota DPR
RI, Wakil Ketua DPW PKS Sumbar, Drs H. Nurfirmanwansyah, Apt, Ketua DPD
Kabupaten Solok, Nosa Eka Nanda, SPd, Walinagari Cupak, Dasril, S. Ag,
beserta kader DPC dan Kader PKS se Kabupaten Solok.
Dalam laporannya, Ketua DPD PKS
Kabupaten Solok, Nosa Eka Nanda menyebutkan bahwa luas tanah untuk membnagun
kantor DPD PKS di Gaduang Dama adalah lahan bangunan seluas 800m2 dan
diprakarsai semasa kepemimpinan, Mukhlis Denros 1999-2004. Sementara Kantor
dibangun dalam 2 tahap, dengan biaya lebih kurang 1 Milyar dan ditargetkan
selesai akhir 2017.
Sementra Walinagari Cupak dalam
sambutannya mengharapkan semoga dengan hadirnya kantor DPD PKS di nagari cupak,
akan membawa pertumbuhan generasi muda yang Islami di tengah tengah
masyarakat.
Bupati Gusmal dalam sambutannya
menyampaikan bahwa diharapkan dengan rencana pembangunan kantor DPD PKS
Kabupaten Solok, akan bisa menjadi kantor yang refresentatif bagi kader dan
anggota PKS dalam menyusun administrasi kepartaian. “Selain itu dengan adanya
kantor PKS yang milik sendiri, maka diharapkan agar lebih menambah pundi-pundi
dan syiar Islam makin melekat di hati masyarakat Cupak dan Kabupaten
Solok.
“Kita berharap agar kader PKS terus
mencetak kader mubaligh di tengah-tengan masyarakat untuk terus syiarnya agama
Islam di tengah-tengah masyarakat dan lahirnya kader-kader mubaligh pada setiap
pelosok daerah,” harap Bupati Gusmal. Selain itu, Bupati juga berharap agar
Partai PKS bisa terus berkarya dalam membangun Kabupaten Solok yang Islami
(wandy)
Mukhlis Denros, Perantau Solok di Batam
Perantau Kab Solok di Batam, Dukung Maghrib Mengaji
Dan Subuh Berjama’ah
Penulis
-
4 Januari 2017
Solok, BKNews–Media ini selama 5 hari
mulai Rabu hingga Selasa (22-26/12) kembali mengunjungi Kota Batam, Provinsi
Kepri. Kunjungan ini, dalam rangka libur Natal yang diisi dengan kegiatan
silaturrahmi dengan beberapa orang perantau Kab Solok. Diantaranya, Ustadz
Sutan Mukhlis Denros asal Koto Baru yang didampingi istrinya Yulismar “Ayang”
asal Nagari Cubadak Pianggu Kec IX Koto Sungai Lasi dan Suhardis
Pemilik/Direktur Radio Minang Discovery Batam 87,6 FM asal Nagari Tarung-tarung
masih dalam Kec IX Koto Sungai Lasi.Pertemuan dengan Ustadz Mukhlis dilakukan di Komplek Perumahan Sakura Permai Batuhampar Batam yang dilanjutkan makan siang bersama di Pasar Bengkong, lalu seterusnya menuju Radio Minang Discovery di Bukit Jabal Nur Bengkong Batam yang diterima langsung Pemiliknya Drs Suhardis MM.
Kepada media ini saat bincang-bincang, dia mengakui terus mengikuti dan memantau perkembangan pembangunan Kab Solok pada masa kepemimpinan Bupati-Wabup Solok H Gusmal-Yulfadhri Nurdin saat ini. Pengakuan yang sama di tempat terpisah dikemukakan pula oleh Pemilik Radio Minang Discovery Suhardis. Pemantauan ini, terutama, dengan memanfaatkan media sosial facebook (fb)– khususnya melalui Grup Fb “Program 4 Pilar Pembangunan Kab Solok”.
“Upload terbaru Grup Fb 4 Pilar tentang kerja keras Bupati Solok H Gusmal untuk menerapkan Adat Basyandi Syara’ Syara’ Basandi Kitabullah (ABS SBK) sebagaimana mestinya dengan tumpuan Maghrib Mengaji dan Subuh Berjema’ah di Kab Solok itu sangat menarik. Apalagi, Pemkab Solok bekerjasama dengan Universitas Andalas Padang telah melahirkan hasil penelitian yang diseminarkan tentang Nilai-nilai Luhur dan Implementasi ABS SBK di Nagari se-Kab Solok. Yang kemudian secara resmi dilakukan launching untuk Program Maghrib Mengaji dan subuh Berjema’ah tersebut,” ujar keduanya.
Menurut Suhardis, nusantara selama ini mengenal Kab Solok (Sumbar) gudangnya ulama dengan keberadaan surau-surau dan mesjid-mesjidnya. Artinya, Al Qur’an senantiasa mewarnai kehidupan masyarakat sehar-hari. Namun, dia berharap setiap warga tidak hanya sekedar mampu membaca dan mengimplementasikan-nya semata. Melainkan, harus mampu juga menghafal dan menafsirkan ayat-ayat Al Qur’an ini.
Agar Maghrib Mengaji dan Subuh Berjema’ah semarak, Ustadz Mukhlis Denros menambahkan Pemkab Solok harus mampu pula merekrut, meningkatakan terus SDM dan mensejahterakan para guru mengaji, Da’i/Mubaliqh dan terkait lainnya. Di Batam Kepri, menurutnya, insentif untuk guru mengaji dan Da’i/Mubaliqh ini hampir Rp. 1 juta per bulannya. “Tentunya harus disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah,” hematnya.
Diluar materi itu, baik Suhardis maupun Mukhlis menyentil soal kunjungan wisatawan ke Kab Solok. Mereka menilai Kab Solok kalah promosi dengan Bukittinggi dan daerah-daerah lainnya di Sumbar, terutama Bukittinggi. Solusinya, keduanya menyarankan sudah perlu dan urgen keberadaan Perwakilan Kewisataan Pemkab Solok di Batam. Perwakilan ini harus proaktif mempromosikan kepariwisataan Kab Solok.
“Saya seringkali sepesawat dengan warga Malaysia dan Singapura ke Batam dan Padang. Ketika ditanya kemana saja tujuannya, mereka menyebutkan Bukittinggi,” sebut Suhardis alumni Fakultas Sastra Unand yang menamatkan MM nya di Universitas Batam (UNIBA).
Ustadz Mukhlis Denros tidak menampik pembukaan perwakilan tersebut “cukup mahal”. Namun, mantan anggota DPRD Kab Solok 2004-2009 dari PKS yang kembali didekati sejumlah parpol besar di Batam untuk Pemilu legislatif 2019 ini menyatakan tidak ada yang tidak mungkin. Setidaknya, perantau Minang (termasuk Kab Solok) di Batam mencapai hampir 400 ribu jiwa yang bisa dimanfaatkan.
“Kita manfaatkan-lah secara maksimal para perantau Sumbar (Kab Solok) di Batam ini. Makanya, hubungan kampung-rantau harus terus terjalin. Komunikasi tak boleh terputus. Kalau ada pejabat Pemkab dan DPRD Kab Solok atau siapapun dari kampung yang berkunjung ke Batam, usahakanlah untuk bisa beranjangsana dan bersilaturrahmi dengan para perantau,” ajak Staf Yayasan Perguruan Islam Al Azhar Kota Batam sekaligus tergabung dalam Persatuan Mubaliqh Batam (PMB) yang hobi menulis dan berorganisasi ini. (ERO)
Minggu, 08 Mei 2016
Mukhlis Denros, Merajut Ukhuwah Rantau dan Kampung Halaman
Mukhlis Denros bersama Wartawan Senior [Ero/ Romeyzar Darwin]
ketika kunjungan di Kota Batam, dalam kesibukannya ada sebuah berita yang dimuatnya tentang
Rantau dan Kampung Halaman
Meskipun agak jauh dari tempat tingal media ini di Batuhampar, namun tidak sulit menemukan rumah mereka yang berada di komplek perumahan. Beruntung saat ketemu, Mukhlis Denros belum terlanjur bepergian keluar rumah pagi itu menuju kantor istrinya. Keakraban tercipta seketika, padahal sudah lama tidak bertemu langsung.
Belum sampai dua tahun di Batam, Mukhlis dan istrinya telah berkiprah disana-sini. Selain menjadi pengurus Yayasan Al Azhar Batam yang mengelola sejumlah sekolah mulai dari PAUD hingga SLTA, dia tergabung pula dalam Persatuan Mubaliqh Batam. Artinya, Mukhlis tetap menggeluti profesi semulanya selama di kampung.
“Alhamdulillah kita di Batam ini diberdayakan. Selain memberikan khutbah, juga pengajian-pengajian pada majlis taqlim dan lainnya”, ujarnya.
Lalu bagaimana tanggapannya atas terpilihnya kembali H Gusmal DT Rajo Lelo, SE, MM sebagai Bupati Solok saat ini. Menurutnya, Gusmal selama ini memang dekat dengan rakyat dan merakyat, massanya lima tahun sebelum ini masih banyak. Terus, apa harapannya ke Gusmal? Menjawab pertanyaan yang satu ini, dia mengatakan Pemkab Solok tak bisa bekerja sendirian untuk membangun. Melainkan, butuh partisipasi dan kontribusi dari, kerjasama dan sama-sama bekerja dengan seluruh kalangan masyarakat.
“Termasuk dengan kita yang di rantau. Gusmal kan kelebihannya mampu menjalin hubungan kampung-rantau. Hubungan ini tetap harus dipelihara. Tapi, menurut kita, peran itu sebetulnya bisa dimainkan siapa saja. Semasa saya masih di dewan, kita kalau mau kunjungan kerja keluar daerah senantiasa mensetting pula rencana pertemuan dengan perantau. Disamping yang utama pelaksanaan kegiatan-kegiatan formal/resminya”, tambahnya.
Belakangan, dari pantauan Mukhlis, kunjungan langsung ke perantau disela acara/kegiatan resmi masyarakat kampung sudah jarang. Namun dia mengaku masih bisa berbangga dan puas juga dimana baru-baru ini berkesempatan menerima kunjungan rekan-rekan DPRD Kab Solok Priode 20014-2019. Sekalipun kunjungan ini tidak teragendakan resmi dan tidak dihadiri oleh keseluruhan anggota dewan yang berkunjung ke Batam.
“Dengan adanya kunjungan kalangan masyarakat dari kampung, setidaknya kita di rantau harus terus berbenah diri secara individual dan organisatoris. Artinya, kita di rantau harus dirangkul dan terangkul dalam wadah organisasi rang awak rantau yang aktif dan dinamis”, hematnya.
Dia mengatakan bahwa adalah sesuatu yang lazim dalam pertemuan kampung-rantau akan terjadi saling memberi dan menerima informasi/masukan yang bermanfaat atas banyak hal. Bahkan, tidak jarang pasca pertemuan ada tindaklanjut konkrit dari kedua belah pihak. Komunikasi dan keterbukaan ini, tekannya, merupakan modal dasar bagi kemajuan suatu daerah dan kesejahteraan masyarakatnya. (ERO)
Minggu, 22 November 2015
Dakwah dari Mimbar hingga Goresan Pena
MUKHLIS DENROS
DAKWAH DARI
MIMBAR HINGGA GORESAN PENA
Tabloid Media Islam Batam
Edisi Minggu III dan IV/ Tahun ke II, Juli 2015
Pria berkacamata berpenampilan
sederhana itu, namanya Mukhlis Denros. Lahir di Metro Lampung Tengah, Provinsi
Lampung, 51 thaun silam, tepatnya 3 April 1964. Sekarang aktif menjadi staf
yayasan Perguruan Islam Al Azhar yang dipimpin oleh helma Munaf yang mengelola
perguruan Islam dari tingkat TK, SD, SDIT, SMP, SMA dan SMK. Mukhlis Denros dan
isterinya Yulismar menetap di Kota Industri ini sejak 13 Februari 2015. Mereka
dikarunia seorang anak perempuan bernama Rani Ihsani Mukhlis. Diusianya yang
sudah menapaki setengah abad, telah mengecap sederet pengalaman dakwah.
Dalam pandangannya, berdakwah tidak
sekedar berdiri di atas mimbar lalu menyampaikan tausiah atau ceramah [dakwah
amah]. Menurutnya dakwah memiliki cakupan yang luas, diantaranya bisa saja
dakwah melalui tulisan atau yang dikenal dakwah bil qalam, dakwah bil hal yakni
dengan menunjukkan perbuatan nyata sebagai teladan, ada juga dalam bentuk yang sederhana yakni dakwah fardiah,
contohnya seperti menasehati teman sekerja.
Maka tidak heran
berbagai profesi digelutinya, diantaranya sebagai pendidik, penulis, mubaligh
hingga sebagai politisi pernah mewarnai perjalanan dakwah anak ketiga dari
tujuh bersaudara ini. Diantara tulisannya pernah dimuat oleh Buletin Dakwah
Garda Anak Nagari, ada juga media lain diantaranya Majalah Serial Khutbah
Jum’at, Majalah Suara Masjid, Majalah Sabili, Majalah Tarbawi, Majalah Ishlah,
Majalah Reformasi Jakarta, Majalah Al Muslimun Bangil serta Koran Swadesi dan
Sentana, sementara di Padang diantaranya Media Mimbar Minang, Tabloid Sumbar
Pos, Tabloid Suara Keadilan Kota Sawah Lunto dan Media Rakyat Kota Solok.
Aktif di dunia
tulis menulis mengantarkannya meraih penghargaan bidang tulis menulis sebagai
Penulis Terbaik dari Media Suara Keadilan Rakyat [SKR], Minggu [15/12] di
Gedung Pusat Kebudayaan Kota Sawahlunto.
Moto hidupnya
sangat sederhana, agar bermanfaat bagi orang lain dengan potensi yang dimiliki,
semua itu hanya bisa dilakukan dengan pendidikan yang berkualitas. Dibalik itu semua peran orangtualah yang
besar sehingga mengantarkan dirinya meraih apa yang dicita-citakannya.
Bagaimanakah sepak terjang Mukhlis Denros dalam menjalani
kegiatan dakwah ? berikut wawancara Tabloid Media Islam dengannya.
Bagaimana
ayahanda memandang pentingnya dakwah ?
Sangat penting.
Dan hal itu benar-benar dididik di lingkungan keluarga kami sejak dini. Dulu
sayakan ada kerbau, sambil gembala kerbau saya sempatkan baca-baca Al Qur’an,
hafal-hafal pidato yang pernah didengar, hal itu diulangi terus. Kalau lihat
daijuga cendrung senang lihatnya.
Di Batam ingin
berdakwah, kabarnya ayahanda akan bergabung di Persatuan Mubaligh Batam
[PMB],benar demikian ?
Saya sudah
mengajukan berkas untuk menjadi anggota. Namun saya tidak tahu nanti apakah
masih ada tes semisal uji kelayakan, saya tidak tahu hal itu. Tapi
Alhamdulillah saya sudah diberikan amanah untuk melakukan dakwah sebulan penuh
di masjid dan Mushalla selama Ramadhan di wilayah Kecamatan Sekupang. Kebetulan
saya juga tinggal di Sekupang.
Berminat masuk
dunia dakwah apasih yang melatar belakangi ? dan kapan ?
Waktu itu saya
pertama masuk dunia dakwah di Masjid Al Jihad di Metro Lampung sebagai remaja
masjid serta sering ikut pelatihan-pelatihan tentang keislaman di masjid itu
sendiri. Sebagai contoh yang diadakan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia [DDII].
Organisasi ini didirikan oleh Muhammad Natsir salah satu tokoh Islam Indonesia.
Waktu kuliah
aktif di organisasi mana ?
Waktu kuliah di
IAIN Raden Intan Lampung saya aktif di Himpunan Mahasiswa Islam [HMI] sebagai
wakil sekretaris cabang waktu itu sampai pada jenjang pengkaderan Intermediate
Training atau LK II, ikut seminar-seminar Islam juga di kampus.
Lalu setelah
kuliah aktivitas dakwah seperti apa yang digeluti ?
Iya, setelah
kuliah saya meninggalkan Lampung kemudian pindah ke Solok Sumatera Barat, aktif
mengajar di Tsaniwiyah Negeri Koto Baru, Sekolah Menengah Kejuruan [SMK] sampai
Pendidikan Guru Taman Kanak-Kanak [PGTK] yang
SMK milik Yayasan Budi Mulia Koto Baru Solok. PGTK dibawah Yayasan
Cendekia Adzkia, punya Gubernur Sumbar sekarang [Prof. Dr. Irwan Prayitno].
Datang ke Batam kapan, sehingga tertarik
masuk PMB ?
Saya di Batam baru sebenarnya. Bulan
Februari 2015 saya kesini lalu gabung di Yayasan Al Azhar. Saya sering ikut
pengajian, lalu ada kawan yang tawarin kenapa tidak bergabung dengan PMB saja,
lalu saya sampaikan berkas ke PMB Sekupang. Bisa dibilang sekarang saya masih
calon anggota PMB, karena belum ada SK resmi.
Kira-kira kepuasan seperti yang didapatkan
ketika berdakwah ?
Kepuasan itu kita dapatkan ketika
dakwah kita sampai, itu kepuasan batin yang didapat. Contohnya dari orang yang
tidak baik menjadi baik. Ada haditsnya, “Sungguh, sekiranya Allah memberikan
hidayah kepada seorang lelaki lantaran [dakwah] mu, itu lebih baik dari pada
seekor unta merah” [HR. Bukhari dan Muslim].
Dengar-dengar ayahanda pernah jadi wakil
rakyat ?
Iya benar, saya
jadi anggota DPRD Kabupaten Solok selama dua periode 1999-2004 dan periode
2004-2009. Diusung Partai Keadilan [nama PKS dulu] dan PPP kota Solok tahun
2000 pernah juga dicalonkan sebagai Wakil Wali Kota Solok yang berpasangan
dengan Drs. Syukriadi Syukur.
Saat menjadi
wakil rakyat, apakah dakwah efektif dilakukan ?
Efektif sekali. Selama diamanahi ada beberapa
Perda Syariah yang berhasil kami terapkan. Ada Perda Busana Muslimah, Perda
tentang zakat ada juga Perda Wajib bisa baca Al Qur’an bagi calon Pengantin.
Masuk dunia
politik sebagai jalan dakwah apakah dari pribadi atau ada dorongan dari orang
lain?
Kalau boleh
jujur, saya awalnya tidak suka dengan politik, karena dulu saya memandang
politik selalu menzalimi. Setelah saya ikut kelompok pengajian [tarbiyah] saya
mulai sadar. Ada ungkapan Islam Yes, Partai Islam No, saya pribadi tidak
sepakat dengan itu, saya fikir akan berakibat tersisihnya orang baik dari
politik.
Disamping
berdakwah diatas mimbar, dakwah lewat kekuasaan. Dakwah apalagi yang digeluti ?
Ada lewat tulisan. Alhamdulillah sudah banyak
buku yang sudah diterbitkan. Contohnya saja Renungan Ramadhan oleh Pustaka
Setia Bandung tahun 2011, Memanusiakan Manusia oleh Qibla Jakarta tahun 2011,
Kumpulan Khutbah oleh Pustaka Setia Bandung tahun 2011 juga. Waktu kuliah saya
aktif juga di Pers Mahasiswa, namanya Raden Intan Pos.
Sekarang
masih aktif menulis ?
Ia
masih, tema yang saya angkat sekarang ada juga judul “Da’i Pemburu Materi”.
Makna materi disini adalah materi yakni bahan ceramah yang akan disampaikan ke
publik serta materi dalam arti uang. Tulisan serupa juga pernah saya tulis dulu
di buku Renungan Ramadhan, judulnya Ramadhan dan Amplop. [Anwa as-syifa].
Langganan:
Postingan (Atom)