GENERASI PENGGANTI
Oleh Drs. St. Mukhlis Denros
Ketua Umum DPP Garda Anak Nagari
Staff Yayasan Perguruan Islam Al Azhar Batam
Anggota DPRD Kabupaten Solok 1999-2009
Dalam perjalanan kehidupan manusia sejak
Allah menurunkan Nabi Adam sebagai pengelola dunia ini telah diberi bekal untuk
menuntun agar kehidupan yang dilalui tetap konsisten dan konsekwen terhadap
nilai-nial tauhid yang diberikan Allah. Adam dan anak cucunya tetap terjaga
dengan baik bersama iman yang benar hingga beberapa generasi berikutnya.
Karena perjalanan yang
panjang itulah maka terjadi penyelewengan sejarah yang dialami cucu Nabi Adam
karena mereka tidak lagi lansung berinteraksi dengan sang kakek, mereka semakin
jauh merambah dunia lain sehingga dikala rasa takut dan cemas, rasa rindu untuk
menumpahkan pengabdian kepada Khaliq dilampiaskan ke pohon-pohon besar, ke
batu-batu, tempat-tempat keramat dan bentuk penyelewengan lain yang dimotori
oleh iblis laknatullah.
Namun Allah tetap
sayang kepada hamba-Nya sehingga diangkatlah diantara hamba itu sebagai
pembimbing, sebagai Nabi dan Rasul yang akan menuntun mereka ke jalan yang
benar yaitu jalan Mentauhidkan [Mengesakan] Allah. Banyak yang mengikuti jalan
yang benar tapi tidak sedikit pula tetap mengikuti kesesatan sehingga beberapa
peringatan yang datang tidak mereka perhatikan.
Nabi dan Rasul terakhir
adalah Muhammad yang tidak beda dengan para pendahulunya yaitu mengajak manusia
ke jalan kemuliaan yaitu mengabdikan diri hanya kepada Allah dengan segala
konsekwensinya. Bila keimanan dan pengabdian serta akhlak suatu ummat sudah
mulai melenceng dari jalan tauhid, maka Allah akan mengganti ummat yang ingkar tersebut dengan generasi
lain yang lebih baik. Sebagaimana dalam surat
Al Maidah 5;54 hal itu dijelaskan Allah;
Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu
yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang
Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah Lembut
terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir,
yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka
mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya,
dan Allah Maha luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.
Pada ayat diatas Allah memanggil orang-orang yang beriman
karena memang orang yang beriman yang mau dan mampu untuk menunaikan kewajiban
yang dibebankan Allah, keimanan saja tidaklah cukup tapi asfek lain harus
ditunaikan, keimanan yang dicampuradukkan dengan kekufuran atau telah keluar
dari nilai-nilai keimanan maka orang beriman tersebut akan diganti dengan ummat
lain, penggantinya adalah;
1.Allah mencintai mereka dan merekapun
mencintaiNya
Salah
satu bentuk keimanan dan pengabdian
manusia kepada yang disembahnya adalah cinta, siapa saja yang menyembah sesuatu
maka dia ujudkan dalam bentuk mencintai sesuatu itu, begitu pula keimanan dan
pengabdian seorang muslim kepada Allah harus disertai cinta yang mendalam.
Orang yang tidak lagi mencintai Allah maka mereka akan diganti dengan mukmin
lain yang lebih mencintai Allah dan Allahpun mencintainya;
"Dan diantara manusia ada orang-orang yang
menyembah tandingan-tandingan selain
Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka
mencintai Allah. adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada
Allah. dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika
mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah
semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).[Al
Baqarah 2;165]
2.yang bersikap lemah Lembut terhadap
orang yang mukmin
Watak orang yang akan menggantikan
posisi mukmin yang murtad adalah orang yang lembah lembut terhadap orang-orang
mukmin yang terpupuk dalam kehidupan ukhuwah islamiyyah, Allah berfirman dalam surat Ali Imran 3;159,
”Maka disebabkan rahmat
Allah dan karena Allahlah kamu berlaku
lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap kasar lagi keras,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itulah maafkan
mereka, mohonlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam
urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal
kepada-Nya’.
3.yang bersikap keras terhadap orang-orang
kafir
Sikap lemah lembut yang dimiliki
orang-orang beriman tidak berarti
menjadikan mereka lemah terhadap orang kafir, kekafiran adalah bentuk
keingkaran kepada Allah sehingga mereka tetap bersikap keras dan tegas terhadap
orang-orang kafir karena sudah jelas batas keimanan dan kekafiran, kekafiran
tidak bisa dilawan dengan lembah lembut, harus dihadapi dengan ketegasan dan
sikap yang keras sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah;
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan
dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama
mereka. [Al Fath 48;29]
Ayat dibawah ini adalah sikap Rasul dikala dia diajak untuk kompromi
dengan kekafiran, maka jawaban yang tepat adalah ketegasan dalam keimanan;
"Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, Aku tidak
akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku
sembah. Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah
Tuhan yang Aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."[Al
Kafirun 109;1-6]
4.yang berjihad dijalan Allah
Ujud keimanan yang baik adalah iman yang siap untuk berjihad di
jalan Alah dengan segala potensi yang
dimiliki, ketakutan terhadap jihad ini akhirnya pok orang-orang yang phobi
terhadap islam menjadikan jihad sebagai kelompok yang keras, kasar dan
gerombolan teroris sehingga makna jihad sudah diartikan sangat negatif, padahal
jihad adalah agenda suci seorang muslim yang masih baik imannya, bila tidak mau
berjihad maka Allah akan mencari orang lain yang akan menegakkan jihad itu,
benar apa yang dikatakan oleh Sayid Qutb,"Jayanya islam karena menegakkan
jihad dan hancurnya islam karena meninggalkan jihad".
’’Sesungguhnya Allah Telah membeli
dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk
mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh.
(Itu Telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al
Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka
bergembiralah dengan jual beli yang Telah kamu lakukan itu, dan Itulah
kemenangan yang besar” [At Taubah 9;111]
5.dan yang tidak takut kepada celaan orang
yang suka mencela
Untuk menegakkan kebenaran, menyampaikan da'wah bahkan posisi
sebagai muslimpun akan dilemahkan melalui shock terapy melalui pencitraan yang
negatif dengan caci-maki, celaan dan kalimat yang merendahkan muslim.
Orang-orang yang murtad dari agama ini akan mudah sekali timbul rasa takutnya
kalau ada orang yang mencela terhadap keimanannya, sedangkan generasi yang akan
tampil ke depan adalah generasi yang tidak takut terhadap celaaan orang yang
mencela sekalipun yang mencela itu sekaliber Fir'aun;
“Pergilah kamu beserta saudaramu dengan
membawa ayat-ayat-Ku, dan janganlah kamu berdua lalai dalam mengingat-Ku,
Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, Sesungguhnya Dia telah melampaui
batas, Maka berbicaralah kamu berdua
kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, Mudah-mudahan ia ingat atau takut".[Thaha
20;42-44]
Iman yang istiqamah akan terjaga dari penyelewengan nilai-nilai, sikap
dan watak yang dapat menjadikannya murtad, bila hal ini terjadi maka Allah
tidak akan berharap banyak terhadap mukmin yang begini, tentu akan dihadirkan
kualitas mukmin yang lebih baik dari yang ada, semoga kita adalah mukmin yang
menggantikan bukan mukmin yang akan digantikan, wallahu a'lam. [Cubadak Solok, 18032010]
Tulisan ini dimuat di Majalah Ukhuwah Kota Batam, Edisi No.5 /Okt-Nov-2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar