Rabu, 11 Januari 2017

Bupati Gusmal Hadiri Pelatakan Batu Pertma Kantor DPD PKS







BIJAK ONLINE (SOLOK)-Bupati Solok, H. Gusmal Dt Rajo Lelo, SE, MM, Sabtu (1/10), menghadiri acara peletakan batu pertama pembangunan kantor DPD PKS Kabupaten Solok, bertempat di Jalan Lintas Sumatera Solok Padang KM 11, Gaduang Dama, nagari Cupak kecamatan Gunung Talang. 

Selain Bupati Solok, tampak hadir Ketua Wilda Sumbagut DPP PKS, DR H Hermanto SE MM  yang juga anggota DPR RI, Wakil Ketua DPW PKS Sumbar, Drs H. Nurfirmanwansyah, Apt, Ketua DPD Kabupaten Solok,  Nosa Eka Nanda, SPd, Walinagari Cupak, Dasril, S. Ag, beserta kader DPC dan Kader PKS se Kabupaten Solok.

Dalam laporannya, Ketua DPD PKS Kabupaten Solok, Nosa Eka Nanda menyebutkan bahwa luas tanah untuk membnagun kantor DPD PKS di Gaduang Dama adalah lahan bangunan seluas 800m2 dan diprakarsai semasa kepemimpinan, Mukhlis Denros 1999-2004. Sementara Kantor dibangun dalam 2 tahap, dengan biaya lebih kurang 1 Milyar dan ditargetkan selesai akhir 2017.
Sementra Walinagari Cupak dalam sambutannya mengharapkan semoga dengan hadirnya kantor DPD PKS di nagari cupak, akan membawa pertumbuhan generasi muda yang Islami di tengah tengah masyarakat. 

Bupati Gusmal dalam sambutannya menyampaikan bahwa diharapkan dengan rencana pembangunan kantor DPD PKS Kabupaten Solok, akan bisa menjadi kantor yang refresentatif bagi kader dan anggota PKS dalam menyusun administrasi kepartaian. “Selain itu dengan adanya kantor PKS yang milik sendiri, maka diharapkan agar lebih menambah pundi-pundi dan syiar Islam makin melekat di hati masyarakat Cupak dan Kabupaten Solok. 

“Kita berharap agar kader PKS terus mencetak kader mubaligh di tengah-tengan masyarakat untuk terus syiarnya agama Islam di tengah-tengah masyarakat dan lahirnya kader-kader mubaligh pada setiap pelosok daerah,” harap Bupati Gusmal. Selain itu, Bupati juga berharap agar Partai PKS bisa terus berkarya dalam membangun Kabupaten Solok yang Islami (wandy)

Mukhlis Denros, Perantau Solok di Batam





Perantau Kab Solok di Batam, Dukung Maghrib Mengaji Dan Subuh Berjama’ah
Penulis
-
4 Januari 2017
Solok, BKNews–Media ini selama 5 hari mulai Rabu hingga Selasa (22-26/12) kembali mengunjungi Kota Batam, Provinsi Kepri. Kunjungan ini, dalam rangka libur Natal yang diisi dengan kegiatan silaturrahmi dengan beberapa orang perantau Kab Solok. Diantaranya, Ustadz Sutan Mukhlis Denros asal Koto Baru yang didampingi istrinya Yulismar “Ayang” asal Nagari Cubadak Pianggu Kec IX Koto Sungai Lasi dan Suhardis Pemilik/Direktur Radio Minang Discovery Batam 87,6 FM asal Nagari Tarung-tarung masih dalam Kec IX Koto Sungai Lasi.

Pertemuan dengan Ustadz Mukhlis dilakukan di Komplek Perumahan Sakura Permai Batuhampar Batam yang dilanjutkan makan siang bersama di Pasar Bengkong, lalu seterusnya menuju Radio Minang Discovery di Bukit Jabal Nur Bengkong Batam yang diterima langsung Pemiliknya Drs Suhardis MM.
Kepada media ini saat bincang-bincang, dia mengakui terus mengikuti dan memantau perkembangan pembangunan Kab Solok pada masa kepemimpinan Bupati-Wabup Solok H Gusmal-Yulfadhri Nurdin saat ini. Pengakuan yang sama di tempat terpisah dikemukakan pula oleh Pemilik Radio Minang Discovery Suhardis. Pemantauan ini, terutama, dengan memanfaatkan media sosial facebook (fb)– khususnya melalui Grup Fb “Program 4 Pilar Pembangunan Kab Solok”.

“Upload terbaru Grup Fb 4 Pilar tentang kerja keras Bupati Solok H Gusmal untuk menerapkan Adat Basyandi Syara’ Syara’ Basandi Kitabullah (ABS SBK) sebagaimana mestinya dengan tumpuan Maghrib Mengaji dan Subuh Berjema’ah di Kab Solok itu sangat menarik. Apalagi, Pemkab Solok bekerjasama dengan Universitas Andalas Padang telah melahirkan hasil penelitian yang diseminarkan tentang Nilai-nilai Luhur dan Implementasi ABS SBK di Nagari se-Kab Solok. Yang kemudian secara resmi dilakukan launching untuk Program Maghrib Mengaji dan subuh Berjema’ah tersebut,” ujar keduanya.
Menurut Suhardis, nusantara selama ini mengenal Kab Solok (Sumbar) gudangnya ulama dengan keberadaan surau-surau dan mesjid-mesjidnya. Artinya, Al Qur’an senantiasa mewarnai kehidupan masyarakat sehar-hari. Namun, dia berharap setiap warga tidak hanya sekedar mampu membaca dan mengimplementasikan-nya semata. Melainkan, harus mampu juga menghafal dan menafsirkan ayat-ayat Al Qur’an ini.

Agar Maghrib Mengaji dan Subuh Berjema’ah semarak, Ustadz Mukhlis Denros menambahkan Pemkab Solok harus mampu pula merekrut, meningkatakan terus SDM dan mensejahterakan para guru mengaji, Da’i/Mubaliqh dan terkait lainnya. Di Batam Kepri, menurutnya, insentif untuk guru mengaji dan Da’i/Mubaliqh ini hampir Rp. 1 juta per bulannya. “Tentunya harus disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah,” hematnya.

Diluar materi itu, baik Suhardis maupun Mukhlis menyentil soal kunjungan wisatawan ke Kab Solok. Mereka menilai Kab Solok kalah promosi dengan Bukittinggi dan daerah-daerah lainnya di Sumbar, terutama Bukittinggi. Solusinya, keduanya menyarankan sudah perlu dan urgen keberadaan Perwakilan Kewisataan Pemkab Solok di Batam. Perwakilan ini harus proaktif mempromosikan kepariwisataan Kab Solok.
“Saya seringkali sepesawat dengan warga Malaysia dan Singapura ke Batam dan Padang. Ketika ditanya kemana saja tujuannya, mereka menyebutkan Bukittinggi,” sebut Suhardis alumni Fakultas Sastra Unand yang menamatkan MM nya di Universitas Batam (UNIBA).

Ustadz Mukhlis Denros tidak menampik pembukaan perwakilan tersebut “cukup mahal”. Namun, mantan anggota DPRD Kab Solok 2004-2009 dari PKS yang kembali didekati sejumlah parpol besar di Batam untuk Pemilu legislatif 2019 ini menyatakan tidak ada yang tidak mungkin. Setidaknya, perantau Minang (termasuk Kab Solok) di Batam mencapai hampir 400 ribu jiwa yang bisa dimanfaatkan.
“Kita manfaatkan-lah secara maksimal para perantau Sumbar (Kab Solok) di Batam ini. Makanya, hubungan kampung-rantau harus terus terjalin. Komunikasi tak boleh terputus. Kalau ada pejabat Pemkab dan DPRD Kab Solok atau siapapun dari kampung yang berkunjung ke Batam, usahakanlah untuk bisa beranjangsana dan bersilaturrahmi dengan para perantau,” ajak Staf Yayasan Perguruan Islam Al Azhar Kota Batam sekaligus tergabung dalam Persatuan Mubaliqh Batam (PMB) yang hobi menulis dan berorganisasi ini. (ERO)

Minggu, 08 Mei 2016

Mukhlis Denros, Merajut Ukhuwah Rantau dan Kampung Halaman


Mukhlis Denros bersama  Wartawan Senior [Ero/ Romeyzar Darwin]
ketika kunjungan di Kota Batam, dalam kesibukannya ada sebuah berita yang dimuatnya tentang 
Rantau dan Kampung Halaman

Batam, BKNews--Media ini Jum’at-Minggu (22-24/4) lalu kembali berkunjung ke Batam. Di kota ini, berkesempatan ke rumah salah seorang Tokoh Masyarakat Kab Solok Mukhlis Denros dan istrinya Yulismar “Ayang” asal Nagari Pianggu Kec IX Koto Sungai Lasi di Tiban. Merupakan teman akrab semasa keduanya masih menjadi anggota DPRD Kab Solok.

Meskipun agak jauh dari tempat tingal media ini di Batuhampar, namun tidak sulit menemukan rumah mereka yang berada di komplek perumahan. Beruntung saat ketemu, Mukhlis Denros belum terlanjur bepergian keluar rumah pagi itu menuju kantor istrinya. Keakraban tercipta seketika, padahal sudah lama tidak bertemu langsung.

Belum sampai dua tahun di Batam, Mukhlis dan istrinya telah berkiprah disana-sini. Selain menjadi pengurus Yayasan Al Azhar Batam yang mengelola sejumlah sekolah mulai dari PAUD hingga SLTA, dia tergabung pula dalam Persatuan Mubaliqh Batam. Artinya, Mukhlis tetap menggeluti profesi semulanya selama di kampung.

“Alhamdulillah kita di Batam ini diberdayakan. Selain memberikan khutbah, juga pengajian-pengajian pada majlis taqlim dan lainnya”, ujarnya.

Lalu bagaimana tanggapannya atas terpilihnya kembali H Gusmal DT Rajo Lelo, SE, MM sebagai Bupati Solok saat ini. Menurutnya, Gusmal selama ini memang dekat dengan rakyat dan merakyat, massanya lima tahun sebelum ini masih banyak. Terus, apa harapannya ke Gusmal? Menjawab pertanyaan yang satu ini, dia mengatakan Pemkab Solok tak bisa bekerja sendirian untuk membangun. Melainkan, butuh partisipasi dan kontribusi dari, kerjasama dan sama-sama bekerja dengan seluruh kalangan masyarakat.

“Termasuk dengan kita yang di rantau. Gusmal kan kelebihannya mampu menjalin hubungan kampung-rantau. Hubungan ini tetap harus dipelihara. Tapi, menurut kita, peran itu sebetulnya bisa dimainkan siapa saja. Semasa saya masih di dewan, kita kalau mau kunjungan kerja keluar daerah senantiasa mensetting pula rencana pertemuan dengan perantau. Disamping yang utama pelaksanaan kegiatan-kegiatan formal/resminya”, tambahnya.

Belakangan, dari pantauan Mukhlis, kunjungan langsung ke perantau disela acara/kegiatan resmi masyarakat kampung sudah jarang. Namun dia mengaku masih bisa berbangga dan puas juga dimana baru-baru ini berkesempatan menerima kunjungan rekan-rekan DPRD Kab Solok Priode 20014-2019. Sekalipun kunjungan ini tidak teragendakan resmi dan tidak dihadiri oleh keseluruhan anggota dewan yang berkunjung ke Batam.

“Dengan adanya kunjungan kalangan masyarakat dari kampung, setidaknya kita di rantau harus terus berbenah diri secara individual dan organisatoris. Artinya, kita di rantau harus dirangkul dan terangkul dalam wadah organisasi rang awak rantau yang aktif dan dinamis”, hematnya.

Dia mengatakan bahwa adalah sesuatu yang lazim dalam pertemuan kampung-rantau akan terjadi saling memberi dan menerima informasi/masukan yang bermanfaat atas banyak hal. Bahkan, tidak jarang pasca pertemuan ada tindaklanjut konkrit dari kedua belah pihak. Komunikasi dan keterbukaan ini, tekannya, merupakan modal dasar bagi kemajuan suatu daerah dan kesejahteraan masyarakatnya. (ERO)

 

Minggu, 22 November 2015

Dakwah dari Mimbar hingga Goresan Pena




MUKHLIS DENROS
DAKWAH DARI MIMBAR HINGGA GORESAN PENA
Tabloid Media Islam Batam
Edisi Minggu III dan IV/ Tahun ke II, Juli 2015



            Pria berkacamata berpenampilan sederhana itu, namanya Mukhlis Denros. Lahir di Metro Lampung Tengah, Provinsi Lampung, 51 thaun silam, tepatnya 3 April 1964. Sekarang aktif menjadi staf yayasan Perguruan Islam Al Azhar yang dipimpin oleh helma Munaf yang mengelola perguruan Islam dari tingkat TK, SD, SDIT, SMP, SMA dan SMK. Mukhlis Denros dan isterinya Yulismar menetap di Kota Industri ini sejak 13 Februari 2015. Mereka dikarunia seorang anak perempuan bernama Rani Ihsani Mukhlis. Diusianya yang sudah menapaki setengah abad, telah mengecap sederet pengalaman dakwah.

            Dalam pandangannya, berdakwah tidak sekedar berdiri di atas mimbar lalu menyampaikan tausiah atau ceramah [dakwah amah]. Menurutnya dakwah memiliki cakupan yang luas, diantaranya bisa saja dakwah melalui tulisan atau yang dikenal dakwah bil qalam, dakwah bil hal yakni dengan menunjukkan perbuatan nyata sebagai teladan, ada juga dalam  bentuk yang sederhana yakni dakwah fardiah, contohnya seperti menasehati teman sekerja.

Maka tidak heran berbagai profesi digelutinya, diantaranya sebagai pendidik, penulis, mubaligh hingga sebagai politisi pernah mewarnai perjalanan dakwah anak ketiga dari tujuh bersaudara ini. Diantara tulisannya pernah dimuat oleh Buletin Dakwah Garda Anak Nagari, ada juga media lain diantaranya Majalah Serial Khutbah Jum’at, Majalah Suara Masjid, Majalah Sabili, Majalah Tarbawi, Majalah Ishlah, Majalah Reformasi Jakarta, Majalah Al Muslimun Bangil serta Koran Swadesi dan Sentana, sementara di Padang diantaranya Media Mimbar Minang, Tabloid Sumbar Pos, Tabloid Suara Keadilan Kota Sawah Lunto dan Media Rakyat Kota Solok.

Aktif di dunia tulis menulis mengantarkannya meraih penghargaan bidang tulis menulis sebagai Penulis Terbaik dari Media Suara Keadilan Rakyat [SKR], Minggu [15/12] di Gedung Pusat Kebudayaan Kota Sawahlunto.

Moto hidupnya sangat sederhana, agar bermanfaat bagi orang lain dengan potensi yang dimiliki, semua itu hanya bisa dilakukan dengan pendidikan yang berkualitas.  Dibalik itu semua peran orangtualah yang besar sehingga mengantarkan dirinya meraih apa yang dicita-citakannya.


Bagaimanakah  sepak terjang Mukhlis Denros dalam menjalani kegiatan dakwah ? berikut wawancara Tabloid Media Islam dengannya.

Bagaimana ayahanda memandang pentingnya dakwah ?
Sangat penting. Dan hal itu benar-benar dididik di lingkungan keluarga kami sejak dini. Dulu sayakan ada kerbau, sambil gembala kerbau saya sempatkan baca-baca Al Qur’an, hafal-hafal pidato yang pernah didengar, hal itu diulangi terus. Kalau lihat daijuga cendrung senang lihatnya.

Di Batam ingin berdakwah, kabarnya ayahanda akan bergabung di Persatuan Mubaligh Batam [PMB],benar demikian ?
Saya sudah mengajukan berkas untuk menjadi anggota. Namun saya tidak tahu nanti apakah masih ada tes semisal uji kelayakan, saya tidak tahu hal itu. Tapi Alhamdulillah saya sudah diberikan amanah untuk melakukan dakwah sebulan penuh di masjid dan Mushalla selama Ramadhan di wilayah Kecamatan Sekupang. Kebetulan saya juga tinggal di Sekupang.

Berminat masuk dunia dakwah apasih yang melatar belakangi ? dan kapan ?
Waktu itu saya pertama masuk dunia dakwah di Masjid Al Jihad di Metro Lampung sebagai remaja masjid serta sering ikut pelatihan-pelatihan tentang keislaman di masjid itu sendiri. Sebagai contoh yang diadakan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia [DDII]. Organisasi ini didirikan oleh Muhammad Natsir salah satu tokoh Islam Indonesia.

Waktu kuliah aktif di organisasi mana ?
Waktu kuliah di IAIN Raden Intan Lampung saya aktif di Himpunan Mahasiswa Islam [HMI] sebagai wakil sekretaris cabang waktu itu sampai pada jenjang pengkaderan Intermediate Training atau LK II, ikut seminar-seminar Islam juga di kampus.

Lalu setelah kuliah aktivitas dakwah seperti apa yang digeluti ?
Iya, setelah kuliah saya meninggalkan Lampung kemudian pindah ke Solok Sumatera Barat, aktif mengajar di Tsaniwiyah Negeri Koto Baru, Sekolah Menengah Kejuruan [SMK] sampai Pendidikan Guru Taman Kanak-Kanak [PGTK] yang  SMK milik Yayasan Budi Mulia Koto Baru Solok. PGTK dibawah Yayasan Cendekia Adzkia, punya Gubernur Sumbar sekarang [Prof. Dr. Irwan Prayitno].

            Datang ke Batam kapan, sehingga tertarik masuk PMB ?
            Saya di Batam baru sebenarnya. Bulan Februari 2015 saya kesini lalu gabung di Yayasan Al Azhar. Saya sering ikut pengajian, lalu ada kawan yang tawarin kenapa tidak bergabung dengan PMB saja, lalu saya sampaikan berkas ke PMB Sekupang. Bisa dibilang sekarang saya masih calon anggota PMB, karena belum ada SK resmi.

            Kira-kira kepuasan seperti yang didapatkan ketika berdakwah ?
            Kepuasan itu kita dapatkan ketika dakwah kita sampai, itu kepuasan batin yang didapat. Contohnya dari orang yang tidak baik menjadi baik. Ada haditsnya, “Sungguh, sekiranya Allah memberikan hidayah kepada seorang lelaki lantaran [dakwah] mu, itu lebih baik dari pada seekor unta merah” [HR. Bukhari dan Muslim].

            Dengar-dengar ayahanda pernah jadi wakil rakyat ?
Iya benar, saya jadi anggota DPRD Kabupaten Solok selama dua periode 1999-2004 dan periode 2004-2009. Diusung Partai Keadilan [nama PKS dulu] dan PPP kota Solok tahun 2000 pernah juga dicalonkan sebagai Wakil Wali Kota Solok yang berpasangan dengan  Drs. Syukriadi Syukur.

Saat menjadi wakil rakyat, apakah dakwah efektif dilakukan ?
 Efektif sekali. Selama diamanahi ada beberapa Perda Syariah yang berhasil kami terapkan. Ada Perda Busana Muslimah, Perda tentang zakat ada juga Perda Wajib bisa baca Al Qur’an bagi calon Pengantin.

Masuk dunia politik sebagai jalan dakwah apakah dari pribadi atau ada dorongan dari orang lain?
Kalau boleh jujur, saya awalnya tidak suka dengan politik, karena dulu saya memandang politik selalu menzalimi. Setelah saya ikut kelompok pengajian [tarbiyah] saya mulai sadar. Ada ungkapan Islam Yes, Partai Islam No, saya pribadi tidak sepakat dengan itu, saya fikir akan berakibat tersisihnya orang baik dari politik.

Disamping berdakwah diatas mimbar, dakwah lewat kekuasaan. Dakwah apalagi yang digeluti ?
 Ada lewat tulisan. Alhamdulillah sudah banyak buku yang sudah diterbitkan. Contohnya saja Renungan Ramadhan oleh Pustaka Setia Bandung tahun 2011, Memanusiakan Manusia oleh Qibla Jakarta tahun 2011, Kumpulan Khutbah oleh Pustaka Setia Bandung tahun 2011 juga. Waktu kuliah saya aktif juga di Pers Mahasiswa, namanya Raden Intan Pos.

Sekarang masih aktif menulis ?
Ia masih, tema yang saya angkat sekarang ada juga judul “Da’i Pemburu Materi”. Makna materi disini adalah materi yakni bahan ceramah yang akan disampaikan ke publik serta materi dalam arti uang. Tulisan serupa juga pernah saya tulis dulu di buku Renungan Ramadhan, judulnya Ramadhan dan Amplop. [Anwa as-syifa].