Minggu, 13 Mei 2012

Generasi


Oleh Mukhlis Denros

Diantara janji Allah yang disebutkan dalam Al Qur'an yaitu bahwa ummat islam ini adalah ummat yang terbaik dibandingkan ummat-ummat lainnya; "Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik" [Ali Imran 3;110].

Dari ayat diatas Allah menyatakan bahwa ummat terbaik itu adalah ummat islam, padahal kenyataannya sejak zaman dahulu seperti ketika kita dizaman Belanda, dalam penjajahan yang lamanya 350 tahun demikian pula negara-negar islam lainnya dalam jajahan bangsa lain, kinipun ummat islam selalu ditindas seperti di Bosnia, Kashmir, Moro, Pattani dan Palestina. Dengan kenyataan ini apakah janji Alalh itu tidak tepat sehingga dimana-mana ummat islam selalu dihina dan dianiaya? Padahal diunkapkan dalam beberapa ayat tentang kepastian janji Allah; " Hai manusia, Sesungguhnya janji Allah adalah benar, Maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah" [Fathir 35;5]

"Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu itu pasti terjadi" [Al Mursalat 77;7]

Ada kemungkinan Allah belum menepati janji-Nya karena kesalahan ummat islam sendiri, tidak mau menagih janji itu dan tidak mau berbuat yang maksimal untuk menggapai jani itu, namun demikian Rasulullah mempunyai sebuah prediksi tentang akan munculnya generasi terbaik itu sebagaimana sabda beliau berikut ini;

"Sebaik-baik generasi adalah pada abadku, kemudian abad yang berikutnya, kemudian yang berikutnya, kemudian setelah itu akan ada satu kaum yang maju menjadi saksi walaupun tidak diminta, dan berkhianat tidak amanah, kalau bernazar tidak menepati, dan tampak mereka itu gemuk badan dan besar perutnya" [HR. Bukhari dan Muslim]

Dari hadits diatas tergambar bahwa generasi terbaik itu adalah selama 300 tahun yaitu selama tiga abad;

1.Hidup pada masa nabi dan sahabat
Inilah generasi pertama yang beriman dan mengamalkan islam dengan baik, mereka bergaul dengan Rasul, berjihad bersama nabi dan mengembangkan da'wah islamiyyah hingga ke pelosok dunia, generasi ini berlansung selama satu abad yaitu seratus tahun. Diantara sahabat nabi yang tercantum dalam sejarah seperti Abu Bakat Ash Shiddik, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, Ali bin Abu Thalib, Bilal bin Rabah, Mushaib bin Umair, Zaid bin Haritsah dan lain-lain; "Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar".[At Taubah 9;100]

2.Generasi Thabi'in
Generasi ini adalah orang-orang yang tidak bertemu dengan nabi tapi mereka bertemu dengan sahabat, mereka menerima islam masih murni sebagaimana dizaman nabi, merekapun siap mengembangkan islam, berjihad dan menegakkan agama Allah, generasi ini berlansung selama seratus tahun.

3.Generasi Thabi'it Thabi'in
Generasi ini adalah orang yang tidak bertemu dengan sahabat tapi mereka bertemu dengan thabi'in, walaupun begitu tidak terasa begitu jauh jaraknya dengan nabi karena semangat islam yang tertanam di hati mereka, iman dan amal mereka masih kuat dan mantap sebagaimana semangat para sahabat dan thabi'in. Generasi ini berlansung selama tigaratus tahun. Setelah tiga ratus tahun berlalu karena panjangnya perjalanan da'wah yang dilalui akan muncul generasi yang rusak tampil ke panggung sejarah dengan karakter;

1.Kaum yang jadi saksi tanpa diminta.
Mereka adalah saksi-saksi palsu, yang siap sebagai saksi walaupun tanpa diminta dan bukan untuk menegakkan keadilan. Pada persidangan yang berlansung adalah yang salah menjadi benar dan yang benar akan dibenamkan dalam penjara, undang-undang seperti sarang laba-laba, banyak ditabrak serangga besar tapi yang terjaring serangga kecil. Pada setiap pengadilan akan terjadi markus, mafia markus, hukum ketika itu dipermainkan oleh para penjual saksi demi segelintir kenikmatan dunia.

2.Orang-orang yang berkhianat
Ketika itu akan ada orang-orang yang berkhianat ketika amanah itu dipercayakan kepadanya padahal Allah memerintahkan kita untuk menjadi orang yang amanat, Firman Allah dalam surat An Nisa 4;58 "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat"

Apalagi seorang pemimpin dia harus mampu mengujudkan amanat ke tengah-tengah ummatnya, bila pemimpin berlaku curang berarti dia telah mengkhianati rakyatnya dan itu belum selesai, dia jadi pemimpin dituntut untuk menegakkan amanah, maka bila dia mengkhianati amanat berarti dia telah mengkhianati Allah; " Dan Tuhanmulah yang Maha Pengampun, lagi mempunyai rahmat. jika dia mengazab mereka Karena perbuatan mereka, tentu dia akan menyegerakan azab bagi mereka. tetapi bagi mereka ada waktu yang tertentu (untuk mendapat azab) yang mereka sekali-kali tidak akan menemukan tempat berlindung dari padanya" [Al Kahfi 18;54]

3.Bernazat tapi tidak menepati
Mereka adalah orang-orang yang menginginkan sesuatu berupa apasaja yang dikehendaki, untuk memantapkan keyakinannya maka mereka bernazar kepada Allah, dikala yang diminta itu diperoleh mereka melupakan untuk menepati nazar tersebut. Walaupun bernazar tidak dilarang dalam islam dan tidak akan merubah taqdir tapi sebaiknya bila bernazar maka bernazarlah yang mungkin bisa dilakukan dan segera menunaikannya selama bernazar menyandarkan kepada keberadaan Allah bukan bernazar kepada yang lain; "Janganlah kalian bernazar, karena sesungguhnya nadzar itu sedikitpun tidak dapat mempengaruhi perubahan taqdir, dan hanyasanya nadzar iru dikeluarkan oleh orang yang pelit" [HR. Muslim dan Turmizi]

4.Badan yang gemuk dan perut yang besar
Ini adalah kecendrungan kehidupan yang senang karena harta dan kemewahan diraih dengan cara apa saja, ini juga gambaran orang-orang yang tamak dan rakus.
Sebuah ungkapan mengatakan, dikala seseorang punya jabatan yang paling rendah, dia hanya mampu berkata, ”Apa makan kita sekarang?”, sudah bisa memilih lauk pauk dan pangan untuk setiap makan, statusnya mulai diperhitungkan orang dengan posisi dan fasilitas yang dimiliki, diapun bertanya lain, ”Makan dimana kita sekarang ?”, tidak puas hanya menikmati masakan isteri tersayang, tapi rumah makan dan restoran silih berganti jadi langganannya, dia sudah bisa memilih rumah makan model apa yang harus dikunjungi untuk pejabat seperti dia.

Bukan itu saja, saat posisi itu betul-betul kuat, titelnya membuat orang takut, jabatannya membuat orang salud, diapun bertindah sewenang-wenang dengan mengatakan, ”Makan siapa kita sekarang?”, tidak masalah walaupun rakyat kecil yang didera oleh kesusahan dan kepedihan hidup jadi sasaran tembaknya. Itulah gambarannya arogansi kekuasaan yang tidak dikendalikan oleh iman, bangsa sendiri dimakan, bila perlu anak kemenakan sendiri ditelan demi kekuasaan.

Dalam surat Ali Imran 3;110 Allah membuka peluang kepada ummat ini untuk menjadi generasi terbaik tanpa pandang waktu dan masanya dengan segala kewajiban yang harus ditunaikan; "Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik" [Ali Imran 3;110].

Pada ayat diatas tergambar bahwa kalau ingin menjadi ummat dengan generasi terbaik harus ada tiga hal yaitu amar ma'ruf, nahi mungkar dan iman;

1.Beriman Yang Sebenarnya kepada Allah
Keimanan ummat islam baru sebatas dimulut melalui Kartu Tanda Penduduk dan formalitas belaka, padahal iman itu harus diujudkan pada tiga hal yaitu terhunjam di hati nurani, terucapkan melalui lisan dan teraplikasikan melalui amal-amal perbuatan.

Seorang mengaku beriman kepada Allah tidaklah mudah demikian saja ucapan iman dilafadzkan tetapi perlu adalah realisasi atau ujud nyata dari keimanan tersebut. Seharusnya begitu seseorang menyatakan diri sebagai muslim maka harus terjadi pada dirinya celupan atau warna yang sesuai dengan kehendak Allah yaitu aqidah yang salimah, ibadah yang shahihah, salamatul fikrah dan matiinul khuluq [aqidah yang bersih, ibadah yang sehat, pemikiran yang jernih dan akhlak yang baik].
Bila keimanan ummat islam belum lagi yang diharapkan Allah maka sungguh janji Allah tidak akan bisa diraih oleh ummat ini, posisi terbelakang, mundur dan tidak berkembang akan tetap disandang selama iman belum dibenahi.

2.Beramar ma'ruf; mengajak kepada kebaikan
Ketika Rasulullah wafat setelah menyampaikan ajaran islam selama lebih kurang 23 tahun dengan segala suka dan duka dengan segala pengorbanan, maka tanggungjawab da’wah selanjutnya dipikul oleh ummat beliau yang disebut dengan da’i, mubaligh, ustadz atau ulama sebagai penerus estafet perjuangan agama islam. Kewajiban ini dipikul sebagai amanat dari Allah dan Rasulullah yang termaktub dalam Al Qur’an dan Hadts, Allah berfirman; ”Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan berilah nasehat yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik...” [An Nahl 16;125].

Misi da’wah seorang da’i adalah mengajak seluruh manusia ke jalan kebenaran, tidak dibenarkan seorang da’i mengajak orang kepada organisasinya atau kepartainya, tapi ke jalan Tuhanmu, yaitu jalan Allah. Karakteristik da’wah menyatakan, ”Islamiyyah qabla jam’iyah” artinya da’wah itu berorientasi kepada mengajak orang untuk mengamalkan islam, menjadikan seseorang sebagai pribadi muslim yang militan, mengislamkan dahulu pribadi manusia setelah itu terserah akan ditempatkan diorganisasi atau lembaga mana. sekarang ini terbalik menjadi ”Jam’iyyah qabla islamiyyah” mendahulukan orang untuk masuk ke sebuah organisasi, yayasan atau partai sesuatu, setelah itu baru diberi pelajaran islam, setelah itu baru akan dipaksakan untuk mengamalkan islam, sehingga terkesan organisasi, yayasan dan partai dengan simbol islam tapi jauh dari nilai-nilai islam, karena langkah awalnya telah jauh melenceng dari koridor da’wah.

3.Bernahi mungkar; melarang dari yang mungkar
Untuk mengajak ummat kepada kebaikan sedikit sekali resikonya tapi ketika melarang orang dari perbuatan mungkar jelas ada resikonya tapi hal ini harus dilakukan sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah; "Barangsiapa yang melihat kemungkaran maka hendaklah mengubah dengan tangannya, apabila tidak mampu maka dengan lisannya, jika tidak mampu maka dengan hatinya, dan itulah iman yang paling lemah" [HR. Muslim]

Kewajiban kita untuk menjadikan diri kita, keluarga dan masyarakat menjadi generasi terbaik, walaupun kita tidak pernah hidup dizaman nabi tapi kita mendapat tiga kebahagiaan sebagaimana sabda beliau,"Berbahagialah, berbahagialah, berbahagialah bagi orang yang tidak pernah melihatku tapi mereka beriman kepadaku". Tapi bila sebaliknya, kita jauh dari agama ini maka akan muncul generasi lain yang akan menggantikan kita. Sepanjang sejarah kehidupan manusia sudah banyak dicontohkan Allah dalam Al Qur'an tentang hancurnya sebuah generasi seperti kaum 'Ad, Tsamud dan Bani Israel karena mereka mengingkari ajaran Allah; "Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyak generasi yang Telah kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu) Telah kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah kami berikan kepadamu, dan kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, Kemudian kami binasakan mereka Karena dosa mereka sendiri, dan kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain" [Al An'am 6;6]

Proses istibdal [penggantian] generasi kepada generasi yang lebih baik, juga akan dialami oleh ummat islam bila melakukan/ bertindak sebagai berikut;

1.Riddah/ murtad
Murtad bukan sebatas meninggalkan islam lalu masuk agama lain, tapi sebenarnya murtad itu memiliki pengertian yang mencakup;
a. I'tikad/ keyakinan; tidak yakin dengan islam
b. Perkataan; ucapan yang jauh dari nilai-nilai islam
c. Prilaku; sikap yang tidak islami
d. Melanggar perintah Allah

" Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah Lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui" [Al Maidah 5;54]

Bila kita telah meninggalkan islam sebagian saja berarti kita telah keluar dari tatanan kehidupan islam

2.Meninggalkan jihad
Salah satu jati diri orang yang beriman ialah mujahadah yang disebut juga dengan jihad. Jihad artinya suatu usaha yang sungguh-sungguh dalam urusan dunia baik urusan agama atau urusan dinas yang mengorbankan waktu, tenaga, fikiran dan hartanya untuk jihad fisabilillah. "Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kamu dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi kemudharatan kepada-Nya sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu"[Al Maidah 5;54]

3.Berpaling dari infaq fisabilillah
Nilai lebih manusia dapat berupa harta, ilmu dan kedudukan. Bila si pemilik nilai lebih hanya memperbesar perut dan kesenangannya saja berarti dia telah mengabaikan seruan Allah dan Rasul-Nya. Islam tidak menginginkan harta kekayaan hanya beredar pada satu kaum atau golongan saja, akan tetapi islam memberikan jalan keluarnya yang layak diikuti bagi orang-orang yang telah meyakinkan kebenaran Risalah-Nya. "Ingatlah, kamu Ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. Maka di antara kamu ada yang kikir, dan siapa yang kikir Sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang berkehendak (kepada-Nya); dan jika kamu berpaling niscaya dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain; dan mereka tidak akan seperti kamu ini"[Muhammad 47;38]

4.Menyia-nyiakan Shalat
Saat ajal akan menjemput Rasulullah maka ada tiga kata yang beliau ucapkan secara berulang-ulang yaitu Ash Shalat, An Nisa' dan Ummati, artinya shalat, wanita dan ummatku. Shalat disampaikan Rasul dikala ajal menjemput sebuah isyarat agar ummat ini menjaga shalat khususnya yang lima waktu itu, jangan disia-siakan karena letak keislaman seseorang masih terpelihara dikala shalat masih terjaga dan bila shalat telah diabaikan maka diragukan keislaman seseorang.

"Mereka itu adalah orang-orang yang Telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang Telah kami beri petunjuk dan Telah kami pilih. apabila dibacakan ayat-ayat Allah yang Maha Pemurah kepada mereka, Maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis. Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, Maka mereka kelak akan menemui kesesatan, Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, Maka mereka itu akan masuk syurga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun" [Maryam 19;58-60]

Demikianlah keberadaan orang-orang beriman di dunia ini, dituntut agar selalu menjaga imannya dalam rangka memakmurkan bumi ini karena memang dunia ini hanya diwariskan kepada orang-orang yang beriman, sehingga dikala kita telah keluar dari garis islam yang lurus, bila kita telah tidak lagi konsisten dan tidak lagi konsekwen terhadap nilai-nilai Ilahi maka Allah akan mengganti kita dengan generasi baru, semoga kita adalah generasi yang menggantikan bukan generasi yang digantikan, itulah makanya nasehat, wasiat dan da'wah harus selalu digelar sejak dari rumah tangga hingga ke masyarakat luas, sebagaimana yang dilakukan oleh Lukmanul Hakim yang mencetak anaknya menjadi negerasi terbaik pada masanya.

Sebagai seorang pendidik yang sangat bijak, nama Lukman Al Hakim tercantum dalam Al Qur'an bahkan butir-butir wasiatnya diabadikan Allah dalam surat Lukman ayat 13-18 diantaranya;

1.Jangan menyekutukan Allah "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".

2.Berbuat baik kepada kedua orangtua "Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun"

3.Bersyukur kepada Allah dan berterima kasih kepada orangtua "bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu"

4.Berakhlak mulia walaupun orangtua musyrik "Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik"

5.Mengikuti jalan orang yang benar "dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, Kemudian Hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan.

6.Allah akan membalas segala perbuatan walaupun kecil. " (Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.

7.Mendirikan shalat "Hai anakku, Dirikanlah shalat"

8.Beramar ma'ruf dan nahi mungkar "dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar"

9.Sabar atas segala yang menimpa "dan Bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).

10.Jangan berpaling dari manusia "Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong)"

11.Jangan angkuh "dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri."

12.Sederhana dalam berjalan "Dan sederhanalah kamu dalam berjalan "

13.Lunakkan bahasa ketika bicara "dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai".

Demikian pentingnya wasiat atau nasehat untuk generasi sebagai pegangan dalam hidupnya kelak, kalau siang dijadikan sebagai tongkat dikala malam dijadikan sebagai suluh, sampai Rasul menyampaikan bahwa "Din Nasihah" agama itu adalah nasehat,wallahu a'lam [Cubadak Solok, 18 Ramadhan 1431.H/ 28 Agustus 2010]

Penulis Drs. St. Mukhlis Denros
Ketua Yayasan Garda Anak Nagari Sumatera Barat
Anggota DPRD Kabupaten Solok 1999-2009
Hak Cipta Dilindungi Allah Subhanahu Wata’ala
Tidak Dilarang Keras Mengkopi dan Menyebarkan Materi ini
dengan menyebutkan sumbernya; http://mukhlisdenros.blogspot.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar