Rabu, 02 Mei 2012

Ghazwul Fikri


Drs. St. Mukhlis Denros
Ghazwul Fikri berasal dari bahasa Arab yang artinya secara harfiyah yaitu Perang Pemikiran, sedangkan maksudnya adalah sebuah upaya umat non muslim untuk menghancurkan ummat islam dengan berbagai cara, sistim yang tepat mereka gunakan untuk itu adalah memerangi ummat islam melalui fikiran dan idiologi mereka dengan tujuan agar seluruh tatanan kehidupan muslim tersebut mengadopsi cara hidup mereka, hal ini sesuai dengan Firman Allah dalam surat Al Baqarah 2;120, “Yahudi dan Nasrani tidak akan ridho kepadamu sebelum kamu mengikuti millah mereka”, kata “Millah” itu maksudnya adalah cara cara pandangan hidup, idiologi dan pemikiran, semua dari ajaran selain islam. Istilah sudah ketinggalan zaman, tidak relevan lagi, perlu direvisi dan kehendak-kehendak lain untuk meruntuhkan nilai-nilai ajaran islam.

Samuel Zwemer adalah orang yang paling gencar memusuhi islam dan ummatnya, hanya dengan empat program S tapi tercapai semuanya, dalam waktu yang relatif singkat dengan dana yang minim bahkan ummat islam itu sendiri yang membiayai penghancuran dirinya tanpa disadari. Barat dan idiologi apa saja sudah kewalahan berhadapan dengan ummat islam bila peperangan hanya secara “asykari” melalui militer. Ummat islam adalah ummat yang tangguh berperang di medan jihad walaupun dengan perlengkapan seadanya, sehingga wajar ketika meletuskan Perang Bosnia, sang Presiden Elija Becovic menyatakan siap bertemput dengan Serbia hingga dua puluh tahun lagi, sementara Serbia sudah kecapaian.

Dengan ketidakberdayaan musuh-musuh islam berhadapan di medan jihad secara frontal sehingga mereka merubah strategi perang melalui pemikiran, perang idiologi dan perang urat syaraf, percaya ataupun tidak ummat islam dilumpuhkan dengan strategi perang ini sehingga berlutut menghadapi kehancuran. Program mereka tersebut hanya dengan S saja yaitu;

Pertama, mereka menggencarkan Song, yaitu lagu dan nyanyi sehingga ummat islam senang dan terlena dengan kesibukan menyanyi ini. Syair yang tampilpun banyak yang menyimpang dari aqidah islam seperti ”Kaulah segalanya, mau makan ingat kamu, mau tidur ingat kamu”, atau layakkay lagu ”Kutang Barendo” didendangkan oleh anak nagari. Bagaimana penyanyi kita hadir di layar kaca atau di panggung, pakaian dan dandanannya sungguh diluar syariat. Bukan kita tidak boleh menyanyi, bahkan kegiatan ini adalah rileknya hati manusia, tapi lagu-lagu yang mengajak kepada keimanan, yang memberikan penyadaran agar berhati-hati dalam hidup, ingin bernyanyi dan mendengarkan lagu, selain hiburan alternatif yang dibawakan oleh Raihan, Hijaj, Saujana dan Hadad Alwi dengan nasyidnya perlu dilestarikan agar tidak terjebak program ghazwul fikri.

Kedua, mereka melancarkan Sport, yaitu olah raga. Ini adalah program mendunia, bahkan Eropa telah menukar tuhannya dengan sport, khususnya sepak bola. Sehingga kegiatan gereja sudah kosong dari ritual ibadah mereka karena disibukkan oleh agama baru mereka di lapangan hijau. Kita sebagai muslim dianjurkan pula berolah raga, tapi bukan olah raga yang hari ini diikuti dan digandrungi oleh ummat ini. Sejak dari pakaian olah raga yang cendrung membuka aurat, nampaknya ketika berolah raga seorang ustadzpun sah membuka auratnya dengan celana pendek di lapangan. Bukanlah rasul kita telah menyatakan bahwa aurat laki-laki itu sejak dari pusat hingga lutut, kenapa ketika berolah raga kita mengabaikan sunnah Rasul. Apalagi pakaian renang, tennis, volley pantai sungguh tidak islami.



Sekolah sekolah bila menerima dua buah surat dari instansi atasannya, pertama untuk mengadakan pesantren kilat dan kedua untuk mempersiapkan tim olah raga, maka kepala sekolah dan pembina osis akan mengerahkan segala daya upaya, waktu dan tenaga hingga biaya untuk menanggapi surat kedua, sementara surat pertama dimasukkan ke dalam laci karena dianggap tidak begitu penting. Demikian hebatnya bius sport yang dilancarkan oleh musuh-musuh islam.

Ketiga, mereka ingin agar ummat islam itu suka dengan Story yaitu kisah dan cerita yang ditayangkan melalui media elektronik, cetak dan radio yang intinya agar umat islam sibuk dengan itu, bahkan melalui story pula nilai-nilai islam dikubur dengan menampilkan nilai-nilai yang tidak islami seperti kisah Saur Sepuh, Nenek Lampir, Pokemon, Telletubies, Superman dan sederet kisah lainnya.

Seorang anak usia 12 tahun naik ke gedung tingkat sembilan di Singapura kemudian dengan ucapan ”Superman” dia terjunkan dirinya ke bawah. Di Jakarta seorang anak menghadang modil di jalan raya sehingga mati seketika, rupanya di punggung sianak tertulis Kura-Kura Ninja. Seorang anak naik ke lemari ibunya di sebuah kamar, ketika disuruh turun dia lansung terjun dengan ucapan Satria Baja Hijam. Solusi dari semua itu , paling tidak dan ringan bagaimana anak-anak kita menyukai kisah-kisah islami dari pada kisah yang akan meracuni kehidupannya.

Keempat, musuh islam telah berupaya menanamkan kepada ummat islam agar senang dengan Sex, baik melalui ucapan, tontonan, lagu ataupun canda pengisi waktu disela-sela istirahat kerja di kantor, di sawah, di ladang dan kesibukan lainnya. Bahkan da’wahpun kita telah mengarah kepada humor yang dibumbui dengan sex, sungguh ironi dan menyedihkan. Lihatlah di pasar-pasar, kedai-kedai koran dengan berani memampangkan wajah dan tubuh mulus wanita tanpa [minim] busana, dan itu laku keras. Rental vcdpun menjamur ibarat cendawan di musim hujan, yang isinya beragam sesuai selera pelanggannya.

Sebenarnya peperangan ini susah berlansung semenjak kehadiran nabi Adam As yang berseteru dengan iblis la’natullah, dia ingin menampakkan segala dosa itu sebagai keindahan sehingga baik dan bagus dipandangan indra kita melalui empat S tersebut. Iblis berkata, ”Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menyesatkan semua ummat”. Untuk menangkal semua itu adalah Mukhlis yaitu orang yang punya kriteria Salamatul Fikrah [pemikiran yang selamat], saliimul aqidah [aqidah yang bersih], shahihul ibadah [ibadah yang benar] dan matiinul khuluq [akhlak yang solid], Wallahu a’lam [Tabloid Solinda Suluh Solok Edisi 17/ Maret 2002].

Penulis Drs. St. Mukhlis Denros
Ketua Yayasan Garda Anak Nagari Sumatera Barat
Anggota DPRD Kab. Solok 1999-2009
Hak Cipta Dilindungi Allah Subhanahu Wata’ala
Tidak Dilarang Keras Mengkopi dan Menyebarkan Materi ini
dengan menyebutkan sumbernya; http://mukhlisdenros,blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar