Rabu, 06 Juni 2012

Renungan Hari Ke 15 Ramadhan

PENGARUH RASUL DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

Oleh Drs. St. Mukhlis Denros



Kalaulah udara cerah, cuaca baik, hujan telah reda, angin sepoi-sepoi menghembus malam hari dapat dipastikan akan nampak rembulan di atas kepala kita menandakan bulan purnama sedang terjadi, artinya sudah separuh perjalanan bulan hijriyah berlalu, begitu juga dengan Ramadhan, kini bulan purnama itu menghiasi langit yang cerah, udara yang sepoi-sepoi, semua akan ditingkahi oleh umat Islam hilir mudik dengan aktivitas masjid, ada yang tarawih dan tadarus walaupun aktivitas itu sudah mulai minim dilakukan karena orang sudah berfikir bagaimana mempersiapkan kue, baju baru dan peralatan rumah yang serba baru, malam hari pasar-pasarpun sudah mulai ramai dengan bazar dan paser murahnya.

Bulan pernama menerangi bumi meredupkan cahaya bintang sekian juta jumlahnya bahkan menurut penelitian bintang yang sebenarnya tidak ada lagi di tempat, sudah berada di tempat lain, sedang yang nampak itu adalah cahayanya saja, hal itu karena demikian jauhnya jarak antara bumi dengan bintang itu. Kehadiran Nabi Muhammad di dunia ini ibarat bulan purnama yang menerangi dunia ini, tak satupun tempat yang tidak kena cahayanya, cahaya dakwah Rasul akan mempengaruhi manusia di dunia apalagi mereka yang mendapat hidayah untuk memeluk agama ini.


Sebelum lahirnya seorang rasul khususnya Muhammad Saw sudah diinformasikan melalui kitab-kitab terdahulu seperti Zabur, Taurat dan Injil sehingga dari sekian golongan dan kaum terutama Yahudi dan Nasrani menanti-nanti kehadiran nabi ini, mereka berharap nabi terakhir ini dari kalangan mereka bukan dari kalangan bangsa lain, tapi Allah punya rekayasa lain bahwa nabi yang ditunggu-tunggu itu muncul dari bangsa yang selama ini mereka anggap hina dan tidak berperadaban yaitu bangsa Arab dari suku Quraisy. Begitu mereka ketahui, kontan saja orang-orang Yahudi dan Nasrani yang tidak konsisten dengan seruan Taurat dan Zabur menolak dengan mengingkarinya.

Sifat-Sifat Rasul
Rasulullah Muhammad memiliki sifat-sifat istimewa yang hanya diberikan kepada beliau saja selain sifat-sifat manusiawi sebagaimana layaknya seorang hamba, rasul secara umum mempunyai sifat-sifat seperti;

Pertama, mereka adalah manusia biasa [17;93] yang memerlukan makan, minum, beristeri, ditimpa sehat dan sakit sebagaimana manusia lainnya.Mengapa rasul dari golongan manusia dan bukan dari malaikat saja;
a. Allah tidak mengutus rasul dari malaikat karena malaikat tidak berjalan di muka bumi dengan tenang seperti manusia, sebab mereka diciptakan bukan untuk menghuni bumi ;17;94]
b. Allah tidak mengutus rasul dari kalangan malaikat karena malaikat apabila turun ke bumi harus berbentuk manusia, setelah itu manusai tidak dapat membedakan antara malaikat dan manusia biasa [6;9]
c. Seandainya rasul itu malaikat dan bukan manusia, hal itu tidak dapat diutus hanya untuk menyampaikan, tapi ia tinggal bersama manusia untuk mendidik dan menuntun mereka, menjadi suri tauladan bagi manusia [33;21]


Kedua, semua rasul adalah ma’shum, tidak pernah bersalah dalam menyampaikan risalah dari Allah. Yang dimaksud dengan ma’shum adalah bahwa mereka tidak meninggalkan kewajiban, tidak mengerjakan hal-hal yang haram dan tidak berbuat sesuatu yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, Allah menjelaskan dalam surat Ali Imran 3;161
“Tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang. barangsiapa yang berkhianat dalam urusan rampasan perang itu, Maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu, Kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan tentang apa yang ia kerjakan dengan (pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya.”

Namun tidak menutup kemungkinan bahwa para rasul tersebut melakukan kesalahan yang berhubungan dengan ijtihad [pendapat] pribadinya yang tidak ada sangkut pautnya dengan wahyu. Seperti cemberutnya Rasulullah ketika datang Ummi Makhtum yang menanyakan islam kepada beliau [80;1-7] atau ijtihaj Rasulullah dalam strategi perang Badr dan perang Khandaq serta tentang tawanan perang Badr [8;67-69]

Ketiga, hadirnya rasul di tengah-tengah ummat ini sebagai suri tauladan dengan sifat-sifat mulia dalam kehidupan sehari-hari, tingkahlaku, perkataan dan perbuatan, seperti;
a. Tauladan dalam kesabaran dan dalam keteguhan memegang prinsip, ketika beliau ditawari tiga ta, harta, tahta dan wanita.
b. Tauladan dalam kesabaran dan menanggung penderitaan dalam memperjuangkan dienullah [6;34].
c. Tauladan dalam saling mencintai dan persaudaraan muslim yaitu asfek ukhuwah islamiyyah [59;9]
d. Teladan dalam setiap akhlak/ moral yang mulia, sebelum beliau sampaikan kepada orang lain maka beliau orang pertama yang menerapkannya [33;21]

Rasul-rasul Ulul Azmi
Dari sekian rasul yang diutus Allah terdapat beberaa rasul yang punya kelebihan dari segi ketabahan dan kesabaran. Ulul azmi menurut bahasa artinya yang memiliki kemauan keras, yang dimaksud adalah para rasul yang memiliki kesabaran yang sangat tinggi, mereka itu adalah;
1. Nabi Nuh yang diperlakukan oleh kaumnya dengan tidak baik bahkan sampai anaknya sendiripun enggan mengikuti agama tauhid yang disampaikannya.
2. Nabi Ibrahim harus menerima hukuman dengan dibakar hidup-hidup oleh raja Namrudz, selain itu dia diuji Allah untuk menyembelih anaknya, semua itu membuktikan bagaimana tegarnya iman beliau.
3. Nabi Musa sebagai musuh bebuyutan Fir’aun akhirnya selamat dan menaklukkan raja biadab itu.
4. Beliau adalah Nabi Muhammad Saw, dengan segala bentuk ujian dan fitnah beliau terima sejak dari pengejaran, caci maki bahkan nyaris nyawa melayang.

Akan tetapi para nabi tersebut mampu bertahan, tidak surut sedikitpun langkahnya menghadapi berbagai ujian itu, begkitu ditempa dan diterpa musibah semakin kokoh imannya dan semakin memuncak semangat dan kemauan mereka,

Pengaruh Rasul Dalam Kehidupan Manusia
Para rasul adalah manusia yang paling berpengaruh secara historis dalam sejarah kemanusiaan, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain;

Pertama, mereka tidak berbicara berdasarkan hawa nafsu, akan tetapi berdasarkan wahyu [53;1-4] oleh karena itu apa yang mereka serukan berupa prinsif, falsafah hidup dan moral tidak terpengaruh oleh pendapat dan maslahat pribadi serta kelemahan manusia.

Kedua, mereka memecahkan problem dengan metode yang shamil [menyeluruh] bukan secara juz’i [parsial], sehingga problem itu dapat diselesaikan dengan baik berkat bimbingan wahyu Allah.

Ketiga, pemecahan problem yang dikemukakan para rasul adalah sistim, metode amaliah [realita] yang ditunjukkan oleh Zat Yang Mengetahui segala sesuatu tentang jiwa dan masyarakat manusia dan mengetahui jalan yang benar untuk kehidupan manusia.

Keempat, mereka adalah tauladan hidup, yang tercermin dalam ajaran-ajaran moral dan keyakinan yang mereka serukan, sehingga wajar bila Aisyah saat ditanya tentang Rasul, dia menjawab,”Akhlak rasul itu adalah Al Qur’an”.

Kelima, mereka lansung terjun bercampur baur dengan mengajak menyeru dan mendidik pengikutnya sehingga ajakan itu masuk ke dalam jiwa melalui figur yang tampil di tengah-tengah mereka. Walaupun dizaman sekarang, dengan mempelajari sirah Rasul kita merasakan kalau rasul itu berada di hadapan kita, sebab teladan tidak akan pudar walaupun pribadi orangnya telah tiada.

Keenam, dalam memperbaiki kehidupan manusia dan meluruskan jiwanya, para rasul menggunakan metode yang agung seperti, mengikat hati manusia kepada Allah Swt, sehingga timbul perasaan takut dan tunduk kepada Allah, selain itu beliaupun menghubungkan kehidupan dunia dan kehidupan akherat 28;77

Walaupun beliau telah tiada dalam panggung kehidupan manusia sekarang ini tapi kita tetap merasakan seolah-olah beliau hidup dihadapan ummat ini, ikut serta membimbing dan mengarahkan kepada kehidupan yang lebih baik, beliau pernah bersabda,”Beruntunglah orang-orang yang melihatku dan dia beriman kepadaku, berbahagialah, berbahagialah, berbahagialah bagi orang-orang yang tidak pernah melihatku tapi mereka beriman kepadaku”

Artinya untuk mencapai dan meraih simpati Rasulullah tidak terletak karena interaksi kita dengan beliau secara lansung, tapi interaksi melalui ajaran dan sunnhanya juga dapat meraih simpati dan syafaat beliau. Walau banyak keuntungan yang diterima oleh orang-orang yang hidup bersama beliau secara lansung dahulu melalui pergaulan sehari-hari tapi peluang kebaikan itu tidak tertutup hingga kini dengan mengamalkan sunnahnya, pengaruh itulah yang menjadikan seorang muslim siap mengorbankan apa saja dengan dienullah ini karena pengaruh ajaran yang dibawa rasulnya, wallahu a’lam [Solok, 30072000]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar