Kamis, 12 April 2012

Do'a Hamba Kepada Khaliqnya

Drs. St. Mukhlis Denros
Allah berfirman dalam surat Al Baqarah 2;186, ”Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku maka jawablah bahwasanya Aku adalah dekat, Aku mengabulkan permohonan orang yang mendo’a kepada-Ku…”

Do’a menurut bahasa adalah minta pertolongan, memanggil, memuji, memohon, sedangkan dari segi istilah yaitu permohonan hamba kepada Allah sebagai Khaliq [Pencipta]. Do’a selain berbentuk permohonan kepada Allah juga akan berujud ibadah sebagaimana Rasulullah bersabda, “Do’a adalah sumber ibadah”. Selain do’a itu perintah dari Rasul dia juga perintah Allah, bukankah Allah telah menyebutkan bahwa orang yang tidak mau berdo’a termasuk orang yang sombong, orang yang sombong terhalang baginya untuk masuk syurga, “Berdo’alah kepada-Ku niscaya Aku kabulkan do’amu, orang yang menyombongkan diri hingga tak hendak beribadah kepada-Ku sungguh mereka itu akan masuk neraka dalam keadaan hina dina” [Al Mukmin; 60]

Manusia diperintahkan berdo’a karena adanya dua unsur yaitu, unsur manusiawi; manusia dalam berusaha memiliki kemampuan yang terbatas, tidak semua rencana manusia dapat berhasil dengan sukses, jadi harus sabar dan tabah menunggu hasil dengan mengharapkan bantuan Allah. Unsur Ilahi; Allah memiliki segala ketentuan walaupun manusia telah merancang dan merencanakannya, akan tetapi banyak menemukan kegagalan, keberhasilan manusia disamping dilakukan dengan kerja keras dan rencana yang matang juga berkat rahmat dan mau’izhah Allah.

Dalam kajian-kajian psikologis [ilmu jiwa] do’a dipandang sebagai obat bagi orang yang mengalami tekanan jiwa, stress, putus asa, keterbelakangan dan lain-lain. Oleh karena itu Dr. Zakiah Darajat sampai pada satu kesimpulan bahwa do’a yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dapat memberikan makna penyembuhan bagi stress dan gangguan kejiwaan. Do’a juga mengandung manfaat bagi pembinaan atau dengan kata lain do’a mempunyai kreatif, preventif dan konstruktif bagi kesehatan jiwa.

Dalam berdo’a Allah menggambarkan tabiat manusia, yaitu manusia yang lupa dengan karunia Allah, ”Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdo’a kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu dari padanya, dia kembali melalui jalannya yang sesat, seolah-olah dia tidak pernah berdo’a kepada Kami untuk menghilangkan bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan” [Yunus; 12].

Orang yang demikian, do’anya hanya sebagai pelarian saja, bila berhasil dia lupa, seolah-olah keberhasilan itu tanpa bantuan Allah, Allah menegaskan, “Dan apabila Kami memberikan nikmat kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri, tetapi apabila dia ditimpa malapetaka maka ia banyak berdo’a “ [Fusshilat; 51].

Sedangkan sikap pribadi mukmin ialah; dia akan berdo’a dikala lapang apalagi dikala sempit, dia akan berdo’a dikala sedang dan susah dan bila berhasil usahanya maka semakin tunduk kepada-Nya, Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang ingin supaya dikabulkan do’anya diwaktu mendapat kesusahan, maka hendaklah dia banyak berdo’a diwaktu lapang” [HR. Turmuzi].

KEUTAMAAN DO’A
Ada beberapa hal keutamaan do’a yaitu:
1. Mendapat penghargaan Allah
Diriwayatkan oleh Turmuzi dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah bahwa Nabi Muhammad Saw bersabda, “Tidak satupun yang lebih dihargai oleh Allah daripada do’a”.

2. Menjauhi Murka Allah
Rasulullah bersabda,”Barangsiapa yang tidak memohonkan kepada Allah, maka Allah akan murka kepada-Nya”

3. Menangkal Taqdir Buruk
Diterima dari Aisyah, bersabda Rasulullah Saw, “Tidak mempan sikap berhati-hati terhadap taqdr, sedangkan dia itu akan memberi manfaat, baik terhadap hal-hal yang telah terjadi maupun yang belum terjadi. Dan sungguh, bala atau malapetaka itu turun, lalu disambut oleh do’a, maka bergulatlah kedua mereka itu sampai hari kiamat” [HR. Bazzar, Turmuzi dan Hakim].

TATA TERTIB BERDO’A
Dalam berdo’a ada beberapa tata tertib yang harus dipatuhi bagi seorang muslim yaitu;
1. Mencari Yang Halal
Rasulullah bersabda kepada Saad bin Abi Waqqas, “Hai Saad, jagalah soal makananmu, tentu engkau akan menjadi orang yang makbul do’anya. Demi Allah yang nyawa Muhammad di tangan-Nya, jika seseorang memasukkan sesuap makanan yang haram ke dalam perutnya, maka tidak akan diterima do’anya selama 40 hari. Dan siapa juga hamba yang dagingnya tumbuh dari makanan haram atau riba, maka nerakalah lebih layak untuk melayaninya”.

2. Memperhatikan Saat Yang Tepat
Ada do’a yang dikabulkan Allah dikala berdo’a pada waktu-waktu dan tempat tertentu seperti pada hari Arafah, bulan Ramadhan, hari Jum’at, sepertiga terakhir dari malam hari, waktu sahur, ketika turun hujan, antara adzan dan iqamat, ketika sedang sujud [diluar shalat], saat memulai pertempuran, ketika dalam ketakutan atau berhiba hati.

3. Merendahkan Diri
Allah berfirman, “Bermohonlah kepada Tuhanmu dengan merendahkan diri dan tidak mengeraskan suara, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melewati batas” [Al A’raf;55]. Menurut Ibnu Jarir, tadarru’ maksudnya ialah merendahkan diri dan pasrah mentaati-Nya. Sedangkan khufyah ialah dengan hati yang khusyu’ dan keyakinan yang sangat mengenal ke Esaan dan ke Tuhanan-Nya dalam hubungan antara kita dengan-Nya, jadi bukan dengan suara keras dan riya’.

Hal lain yang merupakan syarat dan tata tertib dalam berdo’a ialah; menghadap kiblat jika dapat, mengangkat kedua tangan setentang kedua bahu, memulainya dengan memuji Allah dan shalawat Nabi, do’a yang tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturrahim, dengan keinginan yang pasti agar dikabulkan, memohon doa yang lebih baik, menghindari yang tidak baik terhadap diri dan keluarga, mengulangi do’a sampai tiga kali, memulai dari diri pribadi bila berdoa untuk orang lain, dan tidak menganggapnya lambat akan dikabulkan Allah, Rasulullah bersabda, ”Tentu do’a seseorang akan dikabulkan Allah selama orang tidak gegabah mengatakan, ”Saya telah berdo’a, tetapi do’a itu tidak juga dikabulkan Allah”.

Do’a merupakan ibadah baik dikabulkan ataupun tidak, seorang mukmin dianjurkan senantiasa berdo’a dikala siang dan malam, dikala susah dan senang, lambat atau cepatnya terkabul sebuah do’a ini merupakan hak mutlak Allah, kenapa kita mengharapkan supaya Allah cepat mengabulkan do’a yang kita sanjungkan, sementara segala perintah Allah lambat untuk dilaksanakan bahkan terlalu banyak kemaksiatan yang kita ukir di dunia ini sehingga wajar do’a-do’a kita tergantung di awang-awang tanpa tanggapan dari-Nya, ini semua berpulang kepada tanggap atau tidaknya kita terhadap panggilan Ilahi, wallahu a’lam [Buletin Risalah Da’wah Al Furqan Solok nomor 42/ Nofember 1994].




Tidak ada komentar:

Posting Komentar