Senin, 09 April 2012

Manusia terbagi dalam tiga golongan



Drs. St. Mukhlis Denros

Pada awal surat Al Baqarah Allah menunjukkan keterangan tentang adanya tiga kelompok besar manusia, yang ketiganya berbeda idiologi atau pandangan hidup, berbeda pula sistim hidup, bahkan cara berpakaian dan cara makanpun berbeda. Mereka tidak dapat disatukan dalam satu pendapat, sebab pendapat mereka saling berbeda dan punya alasan masing-masing.

Tiga golongan itu adalah orang-orang beriman, orang-orang munafiq dan orang-orang kafir. Mereka berbeda dalam menilai dan memandang kehidupan dunia, ada yang menganggap dunia hanya sebagai sarana saja untuk mencapai tujuan, ada yang mengatakan dunia tempat perhiasan, dan ada pula yang mengartikan dunia adalah tujuan dari hidup yang harus dipenuhi dengan segala kesenangan.

Ambillah suatu contoh dengan menampilkan tiga orang tokoh yang berbeda profesinya dan keahliannya, mereka adalah seorang pelajar, pelukis dan pedagang, untuk menilai dan meninjau menurut kepentingan masing-masing sebuah hutan yang berada di seberang lautan.

Seorang pelajar akan memandang hutan tersebut sebagai tepat yang mengasikkan untuk berdiskusi memecahkan masalah, serta tempat menyenangkan untuk liburan sekolah.

Seorang pelukis akan meninjaunya dari segi keindahan, sehingga dengan daya imajinasinya di tuangkan keindahan hutan itu ke dalam kanvas. Lain pula pendapat seorang pedagang, dia akan meninjau dari segi untung dan ruginya, mungkin dia akan berucap bahwa hutan yang indah dan lebat, pohonnya yang besar lagi tua, alangkah baiknya dalam waktu singkat pohon tersebut diteang, kayunya diekspor ke luar negeri sehingga kita memperoleh keuntungan yang banyak.

1. Orang-orang Beriman
Dunia adlah ibarat suatu persinggahan bagi seorang musafir yang tengah dalam perjalanan untuk mencapai tujuan, persinggahan bukanlah tujuan, sebab dia harus mempersiapkan kembali perjalanannya dengan berbagai bekal, Allah berfirman, ”Dan tidaklah kehidupan dunia ini melainkan permainan dan senda gurau [kelalaian] belaka, dan sesungguhnya negeri akherat lebih baik bagi orang-orang yang bertawa” [Al An’am;32].

Sebaik-baik bekal seorang musafir dalam perjalanan ialah taqwa yang dapat menyelamatkan perjalanan manusia ke akherat [alam baqa] sebagai tujuan akhir dari perjalanan. Mereka inilah yang sedikitpun tidak ragu tentang kebnaran risalah nabi Muhammad Saw.

Allah menerangkan ciri-ciri mereka dalam surat Al Baqarah pada ayat 2, ”Kitab Al Qur’an ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa”.



2. Orang-orang Munafiq
Mereka adalah orang-orang yang mengakui atau beriman kepada Allah hanya di mulutnya saja, tetapi hatinya mengingkari, dunia baginya adalah perhiasan saja, sedangkan agama adalah permainan belaka, mereka rela merusak agama karena akan memperoleh dunia fana ini dengan segala kepuasannya.

Pada zaman Rasulullah telah terkenal seorang tokoh munafiq yaitu Abdullah bin Ubay, ketika saat shalat akan tiba dia berada di shaf terdepan, saat Rasulullah memberi pengajaran tentang Islam, kebenaran risalah Nabi Saw, tapi dia hanya mencari siasat untuk menghancurkan Islam dari dalam. Sukar untuk melawan mereka, sebab mereka bermuka dua, disana dia disinipun dia, sehingga bingung kita menilainya, ini lawan apa kawan ? Allah memberi ciri-ciri mereka, ”Di antara manusia ada yang berkata, ”Kami telah beriman kepada Allah dan hari kemudian, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman” [Al Baqarah;8]
”Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang beriman, mereka mengatakan, ”Kami telah beriman”, dan bila mereka kembali kepada setan-setan [pemimpin mereka],mereka mengatakan, ”Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok kepada mereka”[Al Baqarah ;14].

Alangkah liciknya mereka dalam menjalankan siasatnya untuk menipu Allah dan orang-orang yang beriman.

3. Orang-orang Kafir
Golongan ini adalah yang mengakui dengan terus terang ketidakbenaran risalah Nabi Muhammad Saw tanpa takut sedikitpun,bahkan mengadakan perlawanan secara terbuka terhadap orang-orang beriman. Tetapi mereka adalah musuh yang mudah diketahui secara jelas, sehingga mudah pula bagi kita berhadapan dengan mereka.

Dunia bagi mereka adalah kesenangan untuk memuaskan segala hawa nafsu, tiada kehidupan yang akan datang, sebab kehidupan ada dan berlaku hanya di dunia ini saja, ”Dan mereka mengatakan, hidup adalah kehidupan id dunia ini saja, sekali-kali kita tidak akan dibangkitkan lagi” [Al Ankabut;29].

Demikian sembrononya mereka memandang dunia ini, sulit bagi kita memberi peringatan bahkan sia-sia peringatan yang ditujukan kepada mereka, sebab hati mereka telah tertutup untuk menerima kebenaran itu, Allah Saw berfirman, ”Sesungguhnya orang-orang kafir itu sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan mereka atau tidak kamu beri peringatan mereka tidak juga akan beriman. Allah telah mengunci mata hati dan pendengaran mereka, dan kepada mereka sebagai balasan ialah siksa yang amat berat” [Al Baqarah; 6-7]. [Tulisan ini pernah dimuat pada Majalah Serial Khutbah Jum’at nomor 74/ Agustus 1987].
Penulis Drs. St. Mukhlis Denros-
Hak Cipta Dilindungi Allah Subhanahu Wata’ala,
Tidak Dilarang Keras Mengkopi dan Menyebarkan,
Syukur disebutkan Penulisnya, untuk kemaslahatan umat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar