Senin, 09 April 2012

Hapuskan Sifat-Sifat Jahiliyyah



Drs. St. Mukhlis Denros

Nabi Muhammad Saw, memperingatkan ummat islam agar menghapus sifat-sifat jahiliyyah dengan sabdanya, ”Empat hal jahiliyyah yang masih berpengaruh pada ummatku yaitu;

1. Bangga dalam kedudukan sosial Karena dia seorang terpelajar sehingga menganggap tidak berarti baginya orang awam, atau karena mempunyai kedudukan, lalu meremehkan posisi orang lain, baik kekayaan maupun kedudukan.

2. Kesombongan dalam keturunan Menganggap rendah keturunan lain, seperti kata-kata membedakan, ”Anda orang Minang dan saya orang Jawa”. Saya mempunyai gelar di masyarakat, karena keturunan yang saya terima sebagai kaum bangsawan, atau keturunan orang-orang ningrat.

3. Meratapi orang mati Tidak menerima takdir dan tenggelam dalam duka atas kematian dengan berlarut-larut.

4. Meminta hujan kepada bintang Meminta sesuatu kepada selain dari Allah Swt. Bila dalam hati ummat islam masih tertanam bangga yang berlebihan terhadap kedudukan sosial yang dimilikinya, bersikap dan sombong karena keturunan, meratapi kematian kemudian meminta sesuatu kepada yang lain, walau dia hidup dalam zaman modern, tidak ubahnya berada dalam zaman jahiliyyah. Adapun sifat lain yang dilaksanakan pada masa jahiliyyah yang ditentang oleh Nabi Muhammad yaitu;

5. Berdo’a kepada orang yang shaleh Mengagungkan orang shaleh yang ia jadikan sebagai wasilah atau penghubung dan pemberi syafaat. Pada surat At Taubah ayat 30 Allah berfirman, ”Orang-orang Yahudi menjadikan Uzair anak Allah, dan orang Nasrani menjadikan [Isa] Al Masih sebagai anak Allah, itulah ucapan yang keluar dari mulut mereka, meniru ucapan orang-orang kafir terdahulu. Allah mengutuk mereka, mereka menjadikan pendeta-pendeta dan paderinya sebagai Tuhan selain dari Allah”.

6. Mencaci- maki masa Hal ini dapat saja terjadi dan menimpa generasitua yang sudah ikut berjuang, kemudian jasanya tidak dihargai, atau dia disingkirkan. Karena keadaan begini, maka dia akan mengumpat masa lalu dengan ucapan, ”Zaman lalu dengan susah kami berjuang, nyatanya tidak dihargai”, atau ”Zaman sekarang sedikitpun tidak menghargai jasa perjuangannya”. Rasulullah bersabda, ”Janganlah kamu mencaci-maki masa, karena Allah berfirman, ”Aku adalah Pengatur siang dan malam, Aku perbaharui dia dan Aku rusakkan pula, dan aku datangkan raja-raja setelah penguasa yang lain”

7. Menyandarkn nikmat Allah kepada yang lain Bila manusia ingin menghitung-hitung nikmat Allah, sungguh tidak terhitung,sejak dia bangun tidur sampai detik ini, tetapi masih saja ada dan banyak manusia yang ingkar kepada Allah, tidak mau bersyukur, seolah-olah nikmat itu bukan dari Allah, nabi bersabda, ”Pagi ini ada orang yang bersyukur dan ada pula yang kafir [sehubungan dengan waktu turunnya hujan], yang bersyukur berkata, ”Ini adalah rahmat dari Allah”, yang kufur berkata pula, ”Sungguh tepat bintang ini dan ramalan itu”. Dengan kemampuan dan keteguhan hati, serta dukungan dari Allah, maka nabi Muhammad Saw, berhasil meruntuhkan sendi-sendi jahiliyyah kemudian merubahnya dengan pilar-pilar ajaran islam. Tetapi sebuah peringatan nabi Muhammad kepada ummat islam sesungguhnya ummat islam akan diliputi oleh sifat-sifat jahiliyyah, bila tidak waspada menyeleksi segala perbuatannya. Meskipun seseorang hidup dalam alam modern dengan tekhnologi serba canggih, bila sifat-sifat jahiliyah masih terdapat, maka dia tetap merupakan bagian ummat yang jahiliyah, sesuai dengan pendapat Muhammad Qutb dengan istilah ”Jahiliyyah Modern”. Kata ”jahiliyyah” pada umumnya diartikan ”bodoh” tetapi yang dimaksud dengan jahiliyyah Arab pada masa dahulu yaitu bodoh dalam hal ” ibadah dan aqidah” serta mereka tidak mempunyai tata aturan yang manusiawi. Karena yang kaya menginjak yang miskin, yang berkuasa menjatuhkan yang lain, hutang darah dibayar dengan darah, antara satu sama lain tidak ada rasa tenggang menenggang. Bila semua sifat inipun telah merajalela, berarti tepat apa yang dikatakan oleh Muhammad Qutb itu. Semoga kita mampu melepaskan diri dari belenggu jahiliyyah, dan dapat hidup bersih dalam islam, tidak lagi bercampur dengan sifat-sifat atau karakter orang-orang jahiliyyah. [Majalah Serial Khutbah Jum’at Jakarta No. 117/Maret 1991].


Penulis Drs. St. Mukhlis Denros
Ketua Yayasan Garda Anak Nagari Sumatera Barat
Anggota DPRD Kab. Solok 1999-2009
Hak Cipta Dilindungi Allah Subhanahu Wata’ala
Tidak Dilarang Keras Mengkopi dan Menyebarkan Materi ini
dengan menyebutkan sumbernya; http://mukhlisdenros,blogspot.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar