Senin, 09 April 2012

Memperkokoh Persatuan




Oleh Drs. Mukhlis Denros

Sebelum kedatangan Rasulullah Saw sebagai penyampai risalah kebenaran dari Allah Swt, ibarat suluh yang menembus kegelapan, zaman itu disebut dengan zaman kebodohan. Bodoh bukan berarti dalam seala hal, dalam ilmu pengetahuan, perdagangan atau sastra. Karena bangsa Arab telah melakukan hubungan dagang dengan bangsa-bangsa di luar Jazirah Arab, dengan pula halnya dibidang sastra bangsa Arab sangat mahir. Bahkan diadakan suatu pesta khusus untuk menulis dan membaca syair-syair, kepada pemenangnya mereka diberi penghormatan untuk menggantungkan syairnya di dinding Ka’bah.

Kebodohan yang mereka anut adalah kebodohan dalam bidang aqidah dan kemanusiaan. Batu tak berdaya mereka angkat sebagai sembahan, hutang darah dibayar dengan darah, hutang nyawa tebusannya nyawa, istilah maaf tidak ada dalam kamus mereka. Antara suku satu dengan suku lainnya terjadi permusuhan dan saling dengki, rasa kebencian antara satu dengan lainnya disebabkan perbedaan tempat lahir dan kabilah.

Permusuhan yang berkobar diantara suku sangat dahsyat, hanya sedikit persoalan dapat mengakibatkan meruncingnya permusuhan dan hancurnya satu kabilah. Rasa kemanusiaan dan persaudaraan tidak tercermin dalam kehidupan masyarakat, apalagi jiwa gotong royong, rasa kasih sayang terhadap lainnya. Yang tinggi pada saat itu adalah kelompok saya, suku lain rendah di matanya, egonya terlalu diperturutkan.

Peristiwa diatas terukir dalam surat Ali Imran pada ayat 103, ”Ingatlah akan nikmat Allah terhadap kamu, yaitu ketika kamu dahulu itu bermusuh-musuhan satu sama lain, maka dipersatukannya di antara hati-hati kamu sehingga dengan nikmat-Nya itu menjadikan kamu bersaudara”.

Ketika da’wah datang membawa persaudaraan, dipersatukanlah ummat dalam satu cahaya kebenaran di bawah lentera Ilahi sebagai nikmat yang amat besar.

Maka pada saat da’wah Islam tersiar, yang tampak adalah manusia sama derajatnya, kabilah, suku, keturunan hidup berdampingan, betapapun besar perpecahan, perselisihan, permusuhan bahkan peperangan, dengan nikmat Allah berupa agamanya Islam, maka api yang berkobar sirna dengan turunnya tetesan nikmat Allah, selamatlah ummat dari bahaya perpecahan, permusuhan dan peperanganpun bertukar menjadi ummat bersaudara, berkasih-kasihan dan cinta mencintai, Allah berfirman, ”Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat” [Al Hujurat;10].

Dengan ayat diatas maka ummat yang beriman dalam pengakuan kebenaran risalah yang dibawa Rasulullah, mereka hidup bersaudara, tidak layak dan pantas antara saudara satu dengan saudara lainnya terjadi perpecahan, perselisihan yang mendorong permusuhan dan peperangan.

Andaikata terjadi perpecahan dan perselisihan, maka kewajiban bagi mukmin lainnya untuk mendamaikan, bukan malah menyiramkan minyak di tengah api yang tengah berkobar. Allah sangat keras ancamannya kepada orang-orang yang berpecah belah dan bermusuhan, firman Allah, ”Dan janganlah kamu menjadi orang-orang yang berpecah belah dan bertikaian, setelah datang bukti-bukti keterangan kepada mereka, dan mereka itulah yang akan mendapatkan siksa yang besar” [Ali Imran 3;105].

Nyatalah ummat Islam diwajibkan bersatu, dilarang berpecah belah. Bersatu bukan asal bersatu saja, akan tetapi tetap bersatu dengan berpegang teguh kepada tali Allah.

Banyak persoalan yang dapat menimbulkan retaknya persaudaraan, hilangnya kepercayaan dan sirnanya rasa kasih dan sayang. Dalam surat Al Hujurat ayat 12 Allah memberikan tiga larangan kepada orang-orang beriman, agar tetap kokohnya persatuan dan terpelihara persaudaraan, untuk menghindarkan perpecahan, firman Allah, ”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sebagian dari prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjingkan sebagian yang lain” [Al Hujurat 12].

Itu baru sebagian dari larangan yang dapat menghancurkan persatuan, masih banyak hal-hal lain yang dapat mendatangkan perpecahan, yang perlu dihindarkan oleh kaum muslimin demi terciptanya persaudaraan kesatuan dan persatuan, ummat harus dibina untuk membangun kebangkitan ummat.[Tulisan ini pernah dimuat pada Majalah Serial Khutbah Jum’at Jakarta nmor 92/ Pebruari 1989]. .
Penulis Drs. St. Mukhlis Denros-
Hak Cipta Dilindungi Allah Subhanahu Wata’ala,
Tidak Dilarang Keras Mengkopi dan Menyebarkan,
Syukur disebutkan Penulisnya, untuk kemaslahatan umat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar