Senin, 07 Mei 2012

Kualitas Kafir


Drs. St. Mukhlis Denros
Dalam ajaran islam hanya ada pilihan “Iman” atau “Kafir”, penggabungan keduanya tidak akan terjadi. Masuklah kedalam islam keseluruhan jangan setengah-setengah, bila tidak mau maka keluarlah dari Islam keseluruhan. Keimanan akan tercermin sejak dari lisan, hati dan perbuatan, bila ketiga asfek ini tidak terujud maka keislaman seseorang diragukan. Keimanan di lisan saja, dihati dan perbuatan tidak ada maka munafiqlah dia dan hanya lisan dan hati saja tapi amalnya kosong maka fasiqlah dia. Sifat mendua dalam islam tidak dibenarkan, bila ingin masuk islam silahkan dengan menerima konsekwensinya, kalau ingin kafir bukan kerugian bagi Allah.

Orang kafir di hadapan Allah tidak lebih dari isi neraka jahanam, mereka akan menerima segala balasan tanggungjawab yang mereka perbuat sebagaimana firman Allah dalam surat Al Baiyinah 98;6, ”Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang muysrik [akan masuk] ke neraka jahanam, mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk”.

Di muka bumi kelakuan orang-orang kafir tiada lain merusak dengan jalan lisan; memfitnah, tangan melalui peperangan dengan maksud menghancurkan orang-orang yang beriman dengan berbagai cara dan dimana saja, mereka mengeluarkan dana dan tenaga bahkan nyawa untuk melindungi teman-temannya lalu mengarahkan perhatian untuk menghancurkan islam. Surat Al Anfal 8;73, ”Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu, hai para muslimin tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadilah kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar”.

Manusia itu tak ubahnya dengan makhluk Allah yang lain yaitu hewan, tapi bila beriman kepada Allah kedudukan manusia akan terangkat dan dihargai Allah. Keingkaran yang mereka pertahankan maka kualitasnya tidak lebih sebagai makhluk yang paling buruk, ”Sesungguhnya binatang [makhluk] yang paling buruk disisi Allah ialah orang-orang yang kafir, karena mereka itu tidak beriman”.[Al Anfal 8;55].

Di dunia ini hanya ada dua jalan yang akan dilalui manusia, terserah mereka yang akan memilih dan mengikuti jalan tersebut, jalan pertama yaitu keimanan di bawah pimpinan dan lindungan Allah untuk mencari ridha-Nya, sedangkan jalan yang lain yaitu jalan kesesatan di bawah komando syaitan, inilah yang akan dilalui orang-orang kafir, ”Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman” [Al A’raf 7;27].


Segala yang diajarkan syaithan tiada lain jalan untuk menentang Allah dengan makar kebathilan. Setiap terjadi kebathilan pasti dikomandoi oleh syaithan lalu diikuti oleh pasukan pengikut kebathilan yaitu orang-orang kafir, ”Sesungguhnya orang-orang kafir mengikuti yang bathil dan sesungguhnya orang-orang beriman mengikuti yang hak dari Tuhan mereka”.[Muhammad 47;3].

Bila sudah mengatakan diri kafir kepada Allah maka pada saat itu tercatatlah mereka sebagai musuh orang yang beriman yang otomatis musuh Allah pula, bila mengenal musuh maka berhati-hatilah, jangan sampai keliru sehingga musuh dijadikan kawan atau kawan dijadikan musuh. Musuh Allah dan orang beriman salah satunya yang mutlak yaitu orang-orang kafir, ”Barangsiapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikatnya, rasul-rasulNya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir” [Al Baqarah 2;98].

Keimanan harus dipaterikan sekuat-kuatnya, jangan sampai goyah apalagi ditukar dengan kekafiran, bila mana ditukar dengan kekafiran maka azab dan murka Allah bagi mereka, ”Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah ia beriman,dia mendapat kemurkaan dari Allah...”[Al An’am 6;106]

Kalau manusia mengikuti jalan kekadiran dibadah pimpinan syaian maka segala sifat dan sikapnya kepada orang beriman tidak akan baik, mereka selalu berusaha meredam kebencian dan menampakkan kebencian itu dengan tindakan merusak apalagi melihat orang beriman mendapat kebaikan dari Allah, baik lahir maupun batin atau keutamaan lain, ”Orang-orang kafir dari ahli kitab dan orang-orang musyrik tiada menginginkankan diturunkannya sesuatu kebaikan kepadamu dari Tuhanmu. Dan Allah menentukan siapa yang dikehendaki-Nya untuk diberikan rahmat-Nya, dan Allah mempunyai karunia yang besar”.[Al Baqarah 2;105]

Bukan hanya sekedar tidak senang saja tapi berusaha agar orang yang beriman tersebut sama dengan mereka yaitu murtad, meninggalkan keimanan, ”Sebahagian ahli kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang tumbuh dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran...’[Al Baqarah 2;109].

Dengan memurtadkan orang yang beriman melalui berbagai cara, mau tidak mau, terpaksa atau suka rela terseret kepada ajakan mereka, inilah sifat busuk orang-orang kafir yang ditunjukkan Allah, ”Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamju mengikuti agama mereka”.[Al Baqarah 2;120].

Segala perbuatan yang mereka lakukan demi kehancuran agama Allah, bukan umat beriman saja yang mereka rusak tapi ajaran Allahpun akan mereka padamkan, agar ajaran islam tidak laku dipakai dalam praktek kehidupan sehari-hari bagi pemeluknya, ”Mereka berkehendak memadamkan cahaya agama Allah dengan ucapan mereka dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakannya cahaya-Nya walaupun orang-orang kafir tidak menyukai” [At Taubah 9;32].

Supaya apa saja yang mereka lakukan untuk maksud tertentu berhasil mereka akan melakukan apa saja,bila sulit mempengaruhi ummat islam dengan jalan lembut, lisan yang manis, ancaman bahkan sampai peperangan fisik, hal ini terlalu banyak sejarah mencatat atas keganasan umat kafir kepada ummat islam, ”Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka dapat mengembalikan kamu dari agamamu kepada kekafiran seandainya mereka sanggup..”[Al Baqarah 2;217].

Itulah kualitas orang kafir yang ditunjukkan Allah dalam Al Qur’an agar umat islam siap bertempur dengan mereka dalam situasi dan kondisi apapun bila dibutuhkan. Bentengi diri, keluarga, masyarakat dari pengaruh orang-orang kafir, jangan sampai lengah karena mereka tidak akan bosan mencari dan memaksa umat islam meninggalkan keimanan menyeberang bersama mereka ke kancah ke kafiran dan lembah neraka. [Tabloid Zaman Padang No. 18/ Desember 1991].

Penulis Drs. St. Mukhlis Denros
Ketua Yayasan Garda Anak Nagari Sumatera Barat
Anggota DPRD Kabupaten Solok 1999-2009
Hak Cipta Dilindungi Allah Subhanahu Wata’ala
Tidak Dilarang Keras Mengkopi dan Menyebarkan Materi ini
dengan menyebutkan sumbernya; http://mukhlisdenros,blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar