Senin, 07 Mei 2012

Upaya memperoleh ilmu yang bermanfaat


Oleh Drs. St. Mukhlis Denros


Islam mewajibkan kepada pemeluknya untuk menuntut ilmu tanpa membedakan ilmu agama dan ilmu umum lainnya karena semua ilmu itu berasal dari Allah yang harus dipelajari. Kewajiban ini disabdakan oleh Rasulullah,”Mencari ilmu itu wajib bagi setiap orang islam laki-laki dan perempuan”. Dalam hadits lain Rasulullah menyampaikan sabdanya yang diriwayatkan oleh Ibnu Adi dan Baihaqi,”Carilah ilmu itu walaupun sampai ke negeri Cina”.

Dengan ilmu pengetahuan peradaban manusia akan maju dan ilmu pula yang membedakan antara manusia satu dengan lainnya sebagaimana surat Mujadalah 58;11 menyatakan;
"Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan".

Rasulullah bersabda bahwa untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akherat haruslah dengan ilmu;

"Barangsiapa yang menghendaki kehidupan sukses di dunia maka ia harus berilmu, siapa saja yang menghendaki kehidupan bahagia di akherat maka ia harus berilmu, dan siapa saja yang menghendaki akan kebahagiaan keduanya maka juga ia harus mendapatkannya dengan ilmu" .

Menuntut ilmu itu wajib hukumnya sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah; "Menuntut ilmu itu adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim baik laki-laki dan perempuan". "Tuntutlah ilmu itu sejak masih dalam ayunan hingga ke liang lahat".

Agar ilmu yang kita cari dan kita peroleh itu bermanfaat kepada diri kita dan orang lain maka ada beberapa adab cara mencari ilmu yaitu;

1.Menghormati guru
Tugas guru bukan pada intelektualitasnya saja tetapi lebih jauh kepada kepribadiannya, baik dan pintar, otak dan hati sasarannya. Untuk menjadi pintar telah banyak usaha guru dikerahkan dalam bentuk transpormasi dan transfer ilmu pengetahuan, lugasnya pengalihan ilmu kepada murid berlansung dengan berbagai kegiatan formal sepanjang mengarah kepada otak atau keterampilan. Sudah banyak jasa guru dalam mencetak kader bangsa yang berkualitas, baik level daerah sampai tingkat internasional.

Dengan demikian berarti kehadiran guru yang berkualitas sangat diperlukan dalam mencetak kader bangsa disamping pintar juga baik. Dr. Zakiah Drajat sangat menekankan sekali agar seorang guru memiliki kepribadian. Faktor terpenting bagi seorang guru ialah kepribadiannya, kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia kembali menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya, atau akan jadi perusak atau penghancur bagi hari depan anak didik, terutama bagi anak didik yang masih kecil dan mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa.

Demikian besarnya peran seorang guru dalam mendidik muridnya menjadi pemimpin dimasa yang akan datang, dikerahkan segala potensinya untuk itu, patut kiranya dihargai dan dihormati selayaknya seorang guru, sehingga wajar bila Ali bin Abi Thalib menyatakan;

"Aku adalah hamba bagi seorang guru yang telah mengajarku walaupun hanya satu huruf, jika ia menghendaki menjualnya, juallah aku, jika ia menghendaki memerdekakannya merdekakanlah aku, dan jika ia menghendaki menjadikan aku seorang budak, jadikanlah aku seorang budak".

Nabi Muhammad Saw bersabda; "Siapa saja yang mengajarkan seorang hamba sebuah ayat saja dari kitab Allah, maka ia menjadi tuannya [menguasainya]".

2.Menghormati ilmu
Manusia adalah makhluk yang diberi kemampuan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan dibekali dengan alat-alat yang mendukungnya dalam meraih ilmu tersebut, ketinggian posisi nabi Adam dibandingkan malaikat karena ilmunya demikian pula halnya ayat pertama kali turun kepada ummat ini bukanlah masalah shalat dan ibadah tapi yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan yaitu “Iqra” dengan pengertian bacalah, kajilah dan telitilah sehingga menemukan hikmah.
Adapun alat yang dibekali Allah kepada manusia untuk mencapai ilmu pengetahuan tersebut adalah berupa pendengaran, penglihatan, akal fikiran dan hati [16;78], lisan dan kalam.

Manusia di dunia ini perlu perkembangan dan dinamika hidup sesuai dengan perkembangan masanya, semua itu membutuhkan ilmu pengetahuan. Allah menjamin ilmu pengetahuan yang dibutuhkan akal serta membekali manusia alat dan sarana untuk mendapatkannya,dijelaskan dalam firman Allah surat An Nahl 16;78

” Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.”
Ilmu itu harus dihormati dengan cara memelihara ilmu yang telah dimiliki, terus berlatih sehingga ilmu itu tidak hilang, belajar dan mengembangkan ilmu itu dan selalu menambah ilmu itu melalui pendidikan yang berkelanjutan, disamping mengajar juga selalu belajar sebagaimana yang digambarkan Allah tentang generasi Rabbani;

"Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia Berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." akan tetapi (Dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, Karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya"[Ali Imran 3;79]

3.Menghormati dan menjaga buku
Salah satu penunjang menuntut ilmu adalah buku yang merupakan rangkuman pelajaran, banyak ilmu terdapat didalamnya sebagai bekal untuk mentransfer ilmu kepada murid. Selain buku yang digunakan oleh guru dan murid dalam kegiatan belajar mengajar maka seorang muridpun dituntut untuk memiliki buku untuk menyimpan pelajaran yang sudah disampaikan guru kepadanya.

Cara menjaga dan menghormati buku itu adalah menatanya dengan baik sehingga dikala dibutuhkan mudah mencarinya, membawanya dengan sikap baik tidak sebagaimana membawa barang lain yang terkesan dilecehkan, begitu juga halnya agar ilmu itu tersimpan rapi dalam buku yang ditulis oleh murid dari transfer ilmu sang guru maka harus ditulis dengan tulisan yang jelas sehingga mudah dan enak dibaca.
Al Qur'an adalah Kitab yang mengandung banyak ilmu di dalamnya, merupakan wahyu Allah yang harus dijaga oleh ummatnya dengan jalan membacanya, mempelajarinya dan mengamalkannya, walaupun sebenarnya Allah sendiri menjaga Kitab ini;

“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur’an, dan Sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya “ [Al Hijr 15;9]

4.Memilih teman
Agar ilmu yang diperoleh bermanfaat dalam kehidupan kita maka seharusnya memilih teman yang baik akhlaknya, ibadahnya, aqidahnya karena teman yang baik itu dapat memotivasi kita untuk berbuat lebih baik, seorang penyair berucap; "Seorang tidak akan ditanya prihal dirinya, tetapi cukup dilihat dari siapa temannya, sebab seorang teman itu akan mengikuti prilaku temannya, baik atau buruk".

Rasulullah bersabda’ ”Perumpamaan teman bergaul yang baik dan teman yang jahat ialah bagaikan pedagang minyak wangi dan tukang besi,bila berteman dengan pedagang minyak wangi akan memperoleh salah satu dari dua kemungkinan, membeli minyak wangi atau kena percikan harumnya minyak wangi tersebut, dan berteman dengan tukang besi akan memperoleh dua kemungkinan, badan akan terpercik api atau memperoleh bau yang tidak sedap”

Untuk menuntut ilmu agar dapat diserap oleh fikiran dan perasaan seorang pelajar atau murid ada beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu;

a. Dzuka yaitu kecerdasan dalam menuntut ilmu, penuh konsentrasi dan serius dalam belajar, bila belajar sekedarnya maka hasilnyapun sedekarnya saja.
b. Khirsun yaitu sikap merasa haus dengan ilmu sehingga selalu mencari ilmu itu hingga keujung dunia, bila murid merasa harus dengan ilmu akan memotivasinya selalu belajar.
c. Ishtibar yaitu tahan uji, siap menerima tantangan dalam bejalar karena untuk meraih sesuatu yang berharga itu tidaklah mudah tapi membutuhkan daya upaya dan ketahanan.
d. Bulghah yaitu merasa berkecukupan dan tidak rakus dengan materi, karena memang untuk mencari ilmu tidak boleh motivasinya untuk mendapatkan materi, bila pelajar telah mengenal materi maka dia akan lesu belajar.
e. Irsyad Ustadz yaitu selalu mengikuti petunjuk dan nasehat guru, jauhkan sikap sombong dan membangkang dikala menuntut ilmu.
f. Tuluzzaman yaitu menyadari bahwa dalam menuntut ilmu itu perlu waktu yang cukup lama dan panjang, sehingga kesabaran, ketabahan dan ketelitian akan mengantarkan kesuksesan seseorang dalam menuntut ilmu.

Demikian pengajaran yang dapat dipetik bagi penuntut ilmu yang ingin sukses dan ilmu yang diperoleh juga bermanfaat bagi kehidupan di dunia atau akherat atau kedua-keduanya yaitu bahagia di dunia dan bahagia di akherat, wallahu a'lam [Cubadak Solok, 21052010].[Tulisan ini dimuat pada Tabloid Sumbar Post Padang, Edisi 121/TH.III/06-12 Maret 2011].

Penulis Drs. St. Mukhlis Denros
Ketua Yayasan Garda Anak Nagari Sumatera Barat
Anggota DPRD Kab. Solok 1999-2009
Hak Cipta Dilindungi Allah Subhanahu Wata’ala
Tidak Dilarang Keras Mengkopi dan Menyebarkan Materi ini
dengan menyebutkan sumbernya; http://mukhlisdenros,blogspot.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar