Senin, 07 Mei 2012

Resep meredakan fitnah


Oleh Drs. St. Mukhlis Denros

Fitnah artinya yaitu ujian, cobaan terhadap kehidupanb yang dilalui manusia. Jenis fitnah yaitu musibah, peperangan, permusuhan dan beda pendapat. Untuk meredakan fitnah yang berhubungan dengan perpecahan dan perbedaan pendapat, Ustadz Yusuf Al Qardhawi memberikan resep yaitu;

1.Pihak yang bertikai berpegang teguh pada prinsip Ikhlas
Akar timbulnya pertikaian karena egoisme dan memperturutkan hawa nafsu, faktor pribadi dan populeritas yang dibalut dengan kepentingan islam atau jama'ah dan memperebutkan kekuasaan, jabatan dan kepemimpinan, Rasulullah bersabda,"Dua ekor srigala lapar yang dilepaskan di tengah kawanan kambing kalah besar bayahanya ketimbang ambisi seseorang terhadap harta dan jabatannya dalam merusak agamanya" [HR. Ahmad dan Turmuzi]

Padahal segala yang ada di dunia ini akan sirna yang abadi hanya apa yang ada pada Allah, untuk itu ambisius dalam meraih sesuatu sebaiknya diredam dengan keikhlasan karena semua amanah sudah jelas siapa yang berhak untuk memikulnya;

" Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. dan Sesungguhnya kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang Telah mereka kerjakan" [An Nahl 16;96]

2.Meninggalkan Fanatisme
Keikhlasan akan terujud dalam perjuangan seorang mukmin kalau dia mampu melepaskan fanatisme terhadap individu, mazhab, suku, golongan dan bangsa. Organisasi dan partai bukanlah tujuan tapi sebagai alat untuk memperjuangkan kalimatullah, Imam Syafii berkata,"Demi Allah,aku tak perduli apakah kebenaran itu nampak melalui lidahku atau lidah orang lain". Prinsipnya kita akan menegakkan keadilan untuk semua manusia tanpa memandang semua identitas dan menjaukan fanatisme terhadap sesuatu kecuali fanatisme terhadap tegaknya keadilan itu;
"Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi Karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. jika ia Kaya ataupun miskin, Maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu Karena ingin menyimpang dari kebenaran. dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui segala apa yang kamu kerjakan"[An Nisa 4;135]

3.Berprasangka baik kepada orang lain
Perselisihan dan pertengkaran sesama muslim tidak akan terjadi bila mampu berprasangka baik kepada orang lain, prinsipnya dia tidak boleh memuji diri sendiri lalu merendahkan orang lain, karena semua itu dihadapan Allah sama kecuali karena taqwanya;

" (yaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu Maha luas ampunanNya. dan dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa." [An Najm 53;32]

Seorang Salaf pernah berkata, "Aku mencari alasan bagi kesalahan saudaraku sampai tujuh puluh alasan, kemudian aku katakan lagi, mungkin ia punya alasan lain yang tidak aku ketahui"

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), Karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang" [Al Hujurat 49;12]

4.Tidak menyakiti, mencela walaupun mereka salah
Walaupun pada posisi benar dan menang dalam diskusi dan dialoq itu maka janganlah menyakiti dan mencela lawan yang kalah karena kebenaran dan kemenangan itu relatif, hari ini benar dan menang tapi dikemudian hari belum tentu.
Suatu kali Hatib bin Abi Balta'ah melakukan kesalahan besar, yaitu memberitahu keluarganya di Mekkah tentang rencana Rasul menyerang kota Mekkah. Lalu Umar berkata,"Izinkan aku ya Rasulullah memenggal lehernya, sungguh ia telah menjadi munafiq". Tapi Nabi menolak tindakan Umar dan bersabda,"Sesungguhnya ia pernah ikut perang Badr, apakah engkau tahu hai Umar, jika Allah telah meninggikan derajat orang-orang yang turut dalam perang Badr".

5.Menjauhi perdebatan
Agar fitnah perselisihan pendapat, pertengkaran dan permusuhan tidak terjadi maka sebaiknya dalam berdialoq menjauhi perdebatan, apalagi memperdebatkan hal-hal yang tidak penting dan tidak prinsif.
Rasulullah bersabda,"Aku menjamin istana di pinggir syurga bagi orang yang meninggalkan perbantahan sekalipun dia benar, dan istana di tengah syurga bagi orang yang meninggalkan dusta sekalipun dalam bercanda, dan istana di syurga yang tertinggi bagi orang yang berakhlak baik" [HR. Abu Daud]

Itulah resep yang diberikan sesuai dengan ajaran Islam untuk kita jadikan sebagai pijakan untuk terhindar dari fitnah perselisihan, perpecahan hingga permusuhan sehingga ukhuwah islamiyyah tetap terjaga dengan baik, wallahu a''lam [Cubadak Solok, 26052010]
”.[Tulisan ini pernah dimuat pada Tabloid Sumbar Post Padang Edisi 132/TH.III/22-28 Mai 2011.H].

Penulis Drs. St. Mukhlis Denros
Ketua Yayasan Garda Anak Nagari Sumatera Barat
Anggota DPRD Kab. Solok 1999-2009
Hak Cipta Dilindungi Allah Subhanahu Wata’ala
Tidak Dilarang Keras Mengkopi dan Menyebarkan Materi ini
dengan menyebutkan sumbernya; http://mukhlisdenros,blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar