Rabu, 09 Mei 2012

A q i d a h


Oleh Mukhlis Denros

Islam membicarakan berbagai asfek kehidupan diantaranya ekonomi, kebudayaan, seni, pendidikan, pemerintahan dan politik, dunia dan akherat, tapi secara garis besar dapat dikelompokkan pada tiga hal saja;

1.Aqidah, yang terangkum dalam rukun iman, ibarat akar pada sebuah pohon, ibarat pondasi pada sebuah bangunan. Manifestasi dari iman itu harus nampak pada tiga hal yaitu;

a.Iman harus terhunjan di hati nurani
Iman harus terselip di hati sebagai bukti keimanan tersebut karena bila hati tidak bisa menerima iman maka keimanannya semu, hanya sebatas dekorasi, hati manusia hanya Allah saja yang tahu.surat Al Anfal 8;2 “ Sesungguhnya orang-orang yang beriman[594] ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal." [Al Anfal 8;2]

b.Iman harus terucap melalui lisan setiap hari
Pengakuan iman perlu diucapkan melalui lisan karena orang lain tahu keimanan seseorang hanya melalui pengakuan. Allah menjelaskan dalam surat An Nur 24;51 “Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka[1045] ialah ucapan. "Kami mendengar, dan Kami patuh". dan mereka Itulah orang-orang yang beruntung”

c.Iman harus nampak pada amal perbuatan
Iman yang hanya menghunjam di hati saja tidak terucap di lisan apalagi amal perbuatan maka samalah dengan keimanan iblis dan Fir'aun, iman yang hanya melalui lisan tanpa terhunjam di hati dan tidak pula nampak pada amalnya samalah dengan keimanan orang-orang munafiq, tapi iman itu harus diiringi dengan amal perbuatan, sebagaimana tergambar dalam surat Al Baqarah 2;25 “Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya.”

2.Syari’ah, yang terangkum dalam rukun Islam, pada asfek yang kecil adalah ibadah, semua kehidupan muslim harus mencerminkan pengamalan syari'at dalam rangka mengujudkan kehidupan yang islami.

3.Akhlak, yang hampir sama dengan budi pekerti dan moral padahal jauh berbeda maknanya, karena akhlak merupakan aturan Allah yang mengatur kehidupan manusia, baik akhlak kepada Allah,Rasul, Manusia, Hewan dan lain-lain.

Aqidah menurut bahasa dari aqoda ya’qidu- uqdatan wa aqidatan yang berarti ; ikatan, janji dan keyakinan yang mantap. Menurut istilah adalah perkara-perkara yang dibenarkan oleh jiwa dan hati merasa senang dan tenang karenanya serta menjadi suatu keyakinan bagi pemiliknya yang tidak dicampuri keraguan. Aqidah Islamiyah bersumber pada Al Qur’an, As Sunnah dan Al Ijma’.

Adapun dasar-dasar aqidah islamiyah adalah; Iman kepada Allah 2;177, 4;136, Iman kepada pada malaikat 2;97,98, Iman kepada kitab-kitab Allah 2;177, 4;136, Iman kepada hari akhir 2;177, 4;136, man kepada para Rasul 2;98, 4;136 dan Iman kepada qada dan qadar 25;2, yang kita kenal dengan rukun iman.

Rasulullah bersabda;"Iman ialah pengakuan dengan hati, pengucapan dengan lisan dan pengamalan dengan anggota" [HR. Ahmad] "Iman itu bukanlah dengan angan-angan tetapi apa yang telah mantap di dalam hati dan dibuktikan kebenarannya dengan amalan" [Mutafaqun alaih].



Bukti bahwa aqidah dan iman itu sangat penting bagi hidup manusia di dunia ini adalah;

1.Nasehat Lukman kepada anaknya;
Seorang ahli hikmat yang terkenal sampai namanya tercantum dalam Al Qur'an bernama Lukman Al Hakim. Sebelum menanamkan ibadah dan akhlak kepada anaknya, pertama sekali Lukman menanamkan aqidah dan iman yang bersih dari syirik, "Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".[Lukman 31;13]

Pembersihan iman dari noda syirik sangat penting dalam rangka menjaga kesucian tauhid, bila iman sudah bersih maka ibadah dan akhlak yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari akan dijamin kesuciannya. Landasan ibadah dan akhlak adalah iman yang bersih dari noda syirik. Bahkan Allah akan mengampuni semua dosa dengan izinnya kecuali dosa yang mencederai ketauhidan dengan kesyirikan.

2.Da'wah Rasul di Mekkah
Selama 13 tahun Rasulullah di Mekkah dalam menyampaikan agama Islam untuk masyarakat Quraisy, beliau memperioritaskan pembinaan aqidah dan iman sebelumnya sehingga berhala di Ka'bah sebanyak 360 dibiarkan dahulu, bila dihancurkan berhala itu maka pasti akan berdiri berhala-berhala yang lebih banyak lagi dan bentrokan fisik pasti akan terjadi, tapi ketika islam telah jaya akhirnya mereka yang membangun berhala itulah yang menghancurkan sembahannya itu.

Selama da'wah di Mekkah maka khamar, judi dan riba masih dibolehkan karena hal itu menjadi budaya dalam kehidupan masyarakat Quraisy, Masjid belum dibangun, Jilbab belum diwajibkan
Setelah iman tertanam dengan baik akhirnya mereka sendiri yang menghancurkan berhala, meninggalkan khamar, judi dan riba, kaum wanitanya spontan memakai jilbab ketika perintah itu sudah turun.

3.Ajaran Jibril kepada Rasulullah
Ketika Rasulullah dan para sahaba sedang berada di sebuah majelis maka datanglah seseorang dengan pakaian serba putih dan bertanya tentang empat hal;
a. Apa yang dimaksud dengan iman, Rasul memberikan jawaban; " Iman adalah engkau percaya kepada Allah, malaikat-Nya, hari akherat, para Rasul dan yakin adanya hari berbangkit".

b. Apa yang dimaksud dengan islam, Rasul memberikan jawaban; "Islam adalah, hendaknya kamu menyembah Allah, jangan menyekutukanNya, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat dan puasa pada bulan Ramadhan".

c. Apa yang dimaksud dengan ihsan, lalu Rasul menjelaskan; "Hendaknya kamu menyembah Allah, seolah-olah kamu melihat-Nya, jika kamu tidak melihatNya, pasti Dia melihatmu".

d. Kapan datangnya kiamat?Rasul menjawab,"Saya tidak tahu".
Dari empat pertanyaan itu, yang pertama ditanyakan adalah iman, sebab iman itu merupakan pondasi dalam beramal.

4.Menangkal datangnya penyakit Wahn
Rasulullah meramalkan nanti bahwa ummat islam akan diporakporandakan oleh ummat lain ibarat makanan yang terhidang di meja makan, atau ibarat buih di atas laut. Dan ummat islam diserang oleh penyakit wahn, yaitu penyakit,"Terlalu cinta kepada dunia dan terlalu takut dengan kematian".
Ini terjadi karena aqidah dan iman tidak mantap.

5.Untuk menghadapi ujian hidup
Untuk menghadapi derasnya ujian kehidupan ini diperlukan aqidah, yang siap menerima tempaan hidup; "Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"[Al Baqarah 2;155-156]

6.Supaya kenal Allah, Rasul dan Islam
Orang yang aqidahnya baik, dia akan mengenal Allah, Rasul dan islam pula dengan baik; Dia-lah yang mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci. [Ash Shaff 61;9]

Ada beberapa hal kecil yang nampaknya sepele, akan tetapi mampu mendangkalkan aqidah, islam hanya sekedar formalitas, tercatat pada lembaran sensus atau KTP saja. Jangan aktif melaksanakan keseluruhan perintah Allah, sedangkan sisi luar dari islam itu sendiri tidak pernah dinampakkan. Misalnya saja, masihkah terucap kalimat ”Astaghfirullah” dikala kita terkejut, atau ”Subhanallah” saat keindahan dan kekaguman menyeruak di kalbu. Masihkah terukir ucapan sanjungan ”Alhamdulillah” dikala kita menerima dan mereguk nikmat Allah ? Masih dapat dikatakan baik bila hanya diam daripada keluar ucapan yang mengandung dosa.

Ketika berjanji mampukah kita mengatakan, ”Insya Allah” [semoga Allah memperkenankan] atas keterbatasan dan ketidakmampuan manusia. Lebih baik tidak berjanji daripada hanya untuk mengingkari. Dalam situasi dan kondisi bagaimanapun relakah kita dengan lidah tanpa kendali mengucapkan ”Allah” atau akan kita alihkan dengan kalimat ”Tuhan Yang Maha Esa”. Tatkala mendengar kabar orang meninggal dunia, masihkah dengan kerendahan kita mengakui kebesaran Allah dengan mengucapkan, ”Inna lillahi wainna ilaihi raji’un”.

Memang hal di atas merupakan pekerjaan ringan, tetapi mampu menggeser kedudukan dan eksistensi iman, sementara kita berbaur dengan tradisi dan kemajuan zaman, ucapan Allah diperlakukan hanya dikala memohon do’a agar dapat kedudukan, setelah kedudukan diperoleh Allah dilupakan. Ucapan ”Assalamu’alaikum” telah diganti dengan kata-kata ”Merdeka” atau yang lebih sopan ”selamat siang” atau ”selamat malam”.

Dalam menyampaikan rasa gembira dan salud kepada teman-teman yang berhasil dalam prestasinya, tidak hanya sekedar berjabat tangan, adu pipi, kecup bibir didepan umum mulai dibudayakan. Islam dan iman telah ditelanjangi oleh bau farfum, kerlap kerlip lampu dan hingar bingarnya musik di gedung megah yang penuh dengan acara kemaksiatan, kontes mode, kontes ratu kecantikan sampai lomba ratu sejagat sengaja diadakan untuk mengalihkan perhatian umum, terutama pemuda untuk meninggalkan agamanya, kemudian terjun ke gelanggang menyaksikan dari satu kontes ke kontes lainnya, manusia telah asyik tenggelam bersama alkohol dengan aromanya sampai mereguk nikmatnya kulit-kulit mulus yang memang diperdagangkan.

Pendidikan nampaknya bukan lagi menjadikan manusia baik, penyantun kepada orangtua, pengabdi kepada khaliqnya, tetapi hanya sekedar berilmu dan pintar dengan harapan kelak menjadi orang kaya, berkedudukan dan beruang [punya duit]. Kalau sekedar hanya untuk pintar sangat mudah, suapi saja dengan berbagai ilmu. Tetapi untuk menjadikan manusia yang baik sangat sulit, dia harus dilatih dalam keluarga dengan dasar keimanan yang kuat, sehingga kehadirannya dalam keluarga menjadi ”Qurratu a’yunin” penyejuk mata dan penyenang hati, bukan musuh yang harus dipelototi serta dihardik dengan menampakkan kekasaran.Masyarakatpun merupakan tantangan yang harus dihadapi, dia mampu menyeret warganya ke lembah maksiat, nilai manusia dijunjung karena jabatan.

Sisi kecil dari islam, yaitu ucapan ”Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh” dikalangan pemuda masjid, Risma atau organsasi pemuda islam lainnya. Ucapan itu merupakan hal yang wajar dan memang harus dilestarikan, karena terseret budaya yang tidak islami banyak manusia yang tercetak menjadi algojo, orang-orang bejat, koruptor dan manipulator. Dalam keluarga mungkin telah maksimal orangtua memerankan diri untuk menanamkan keyakinan [aqidah] kepada anaknya, tetapi bisa kabur dan dangkal kembali bila lingkungan masyarakat tidak menunjang ke arah itu.

”Selamat siang dan selamat malam” lebih dipopulerkan, bahkan dalam pertemuan yang tidak diselenggarakan di masjid, ketika menyampaikan sambutan/ pidato ucapan ini menjadi tabu, seolah-olah hanya layak dipakai di masjid dikala berkhutbah saja, sedangkan islam itu luwes, dapat dipakai tanpa memperhatikan apakah ini siang, sore atau malam, di ujung pencakar langit atau di surau di ujung desa. Selain itu, yang menjadikan ummat ini melupakan ajaran islam karena ada konspirasi untuk mendangkalkan aqidah islam yaitu;

1.Budaya Barat
Segala budaya yang datang dari Barat ataupun dari Timur tidaklah semuanya benar dan tidaklah semuanya salah, selaku seorang muslim yang kita pakai adalah pertengahan yaitu menyaring segala budaya tersebut, bila baik maka kita ambil dan bila salah kita singkirkan sebab bila kita bersikap mengambil segala budaya yang datang dari Barat apa adanya maka kita akan terjerumus kepada kehancuran bangsa dan kerusakan pribadi, lihat bagaimana pergaulan dan pakaian mereka yang jauh dari akhlak yang baik, demikian pula halnya bila kita menolak segala yang datang dari Barat maka kita akan ketinggalan, terisolir dan statis hidup umat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi patut kita pelajari walaupun datangnya dari manapun.

Budaya apapun juga, baik yang datang dari Barat apalagi dari nenek moyang yang tidak sesuai dengan islam harus disingkirkan walaupun banyak penentangan yang terjadi terutama bagi fanatik buta terhadap budaya itu, mereka enggan untuk mengikuti budaya yang islami karena sudah budayanya begitu; "Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang Telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami Hanya mengikuti apa yang Telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?".[Al Baqarah 2;170]

2.Toleransi Yang Salah Kaprah
Yang dikatakan dengan toleransi itu adalah membiarkan orang lain dengan agamanya dan kita tidak menganggu dan tidak ikut campur. Bukanlah toleransi bila ummat islam ikut merayakan Natal dan Tahun Baru, bukan toleransi namanya bila ummat Nasrani ikut merayakan Idul Fithri dan Idul Adha, tapi inilah campuraduk aqidah. Toleransi agama tidak ada, yang ada adalah toleransi antar umat beragama dalam hal-hal muamalah.

Dahulu di India ada agama Aria yang bertoleransi dengan agama Weda, yang akhirnya lahirlah agama baru namanya Hindu, demikian pula halnya bila agama-agama islam bertoleransi dengan agama lain akan melahirkan agama baru yang sesat dan menyesatkan. Nabi Muhammad pernah ditawari untuk berdamai dengan kafir Quraisy, seminggu mereka ikut ke masjid dengan kegiatan islam dan seminggu berikutnya ummat islam ikut menyembah berhala bersama mereka, bagi kafir Quraisy mereka mengikuti kegiatan islam di masjid tidak ada larangan dari faham mereka tapi bagi ummat islam suatu hal terlarang bila ikut menyembah berhala, dengan tawaran itu tegas dilarang Allah dengan menurunkan firman-Nya;

1. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,
2. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
3. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah.
4. Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
5. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah.
6. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku." [Al Kafirun 109;6]

3.Sinkritisme, Pluralisme dan Liberalisme
Ini adalah faham yang menyamaratakan semua agama, menganggap semua agama benar dan betul, semua orang yang beragama apapun akan masuk ke syurga yang sama sehingga tidak perlu fanatik dan berpegang teguh dengan agamanya, faham menyamaratakan agama, faham keberagaman agama dan faham kebebasan beragama menjadikan ummat ini hilang kebanggaannya terhadap islam karena sudah dikaburkan dengan pendapat-pendapat yang merendahkan islam, kalaulah semua agama sama tentu tidak perlu adanya banyak agama, padahal dalam islam sudah jelas agama mana yang benar sebagaimana firman-firman Allah menyatakan demikian.

Keyakinan seorang muslim terhadap dienul islam adalah bahwa islam merupakan satu-satunya dien Allah yang otomatis menolak segala bentuk dien yang datang setelah atau se belumnya,; "Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang Telah diberi Al Kitab[189] kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, Karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya" [Ali Imran 3;19]

Berarti semua bentuk isme dan dien lain selain islam adalah bathil dan sia-sia, alangkah meruginya manusia bila salah memilih agama apa yang layak untuk dijadikan sebagai pegangan hidup, tapi tidak sedikit pula manusia yang mengetahui kebenaran islam namun enggan untuk mengakui kebenarannya karena beberapa faktor.

Allah memberikan ultimatum secara terbuka di dunia ini kepada manusia yang tidak mengakui dan meyakini islam sebagai agama yang layak diikuti, bagi mereka yang menganut ajaran apa saja walaupun nampaknya indah, ilmiah, sesuai dengan zaman dan selera manusia tapi tidak agama wahyu yang kita sebut dengan islam, maka semua penyembahan mereka, pengabdian mereka terhadap agama itu sia-sia dan bahkan mendapat kerugian yang sebesar-besarnya, Allah menjelaskan dalam firman-Nya; “Barangsiapa mencari agama selain agama islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.”[Ali Imran 3;85]

4.Sekolah pada perguruan non Muslim
Selayaknya seorang muslim menyekolahkan anaknya di perguruan Pemerintah atau perguruan yang dikelola oleh ummat islam dalam rangka menjaga konsistensi anak didik terhadap agamanya. Menyekolah anak pada perguruan non muslim dengan anggapan bahwa pendidikan yang dikelola ummat islam belum baik mutunya, masih rendah dibandingkan perguruan yang dikelola oleh non muslim, anggapan ini sangat keliru, belum ada acuan dan standard yang pasti tentang itu, tapi andaikata memang pendidikan islam kurang bermutu maka seharusnya dibenahi bersama oleh ummat islam itu sendiri bukan malah lari ke sekolah lain, kalaulah rumah kita rusak, bocor dan jelek, apakah harus kita mengungsi ke rumah tetangga tentu tidak, kita akan perbaiki rumah kita itu sebaik-baiknya.

5.Perkawinan antar agama
Islam menuntun umatnya untuk berhati-hati dalam memilih calon suami/isteri walaupun dia sesama muslim, pilihlah calon suami/isteri yang baik agamanya sedangkan masalah tampang, silsilah dan harta bukanlah hal yang begitu penting, karena dengan agama yang baik maka wajah dan silsilah akan menjadi baik dihadapan Allah, sedangkan harta bisa dicari melalui usaha dan kerja keras. Sesama muslim saja harus memilih calon suami/ isteri apalagi menikah dengan lain agama, islam melarang keras perkawinan antar agama.

Bila ada rumah tangga yang rukun dan harmonis pada perkawinan antar agama berarti kedua belah pihak bukanlah penganut agama yang baik karena setiap pemeluk agama yang baik pasti dia bersikap fanatik dan teguh kepada agamanya dan tidak mau menerima kehadiran suami/isteri dari agama lain. Allah memperingatkan kita tentang hal itu; "Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran" [Al Baqarah 2;221]

8.Permisivisme
Ini adalah faham yang mengajak kita untuk bersikap serba boleh, faham yang membolehkan segalanya tanpa dibingkai oleh nilai-nilai agama. Berzina dianggap tidak terlarang kalau dilakukan suka sama suka, kumpul kebo dibenarkan selama tidak hamil, pacaran dianggap biasa, campur baur wanita dan pria yang bukan muhrim dalam suatu tempat dianggap boleh.

Pelarangan terhadap semua itu, maka kita akan dihadapkan kepada pelanggaran hak-hak azasi manusia, pada suatu hari seorang Satpam menangkap sepasang remaja yang sedang berbuat tidak senonoh pada sebuah taman, sampailah prosesnya ke kantor polisi, tapi akhirnya yang kena hukum adalah seorang satpam tadi karena dia dianggap mengganggu hak azasi orang lain.

Demikianlah proses pendangkalan aqidah ini akan berlanjut hingga akhir zaman, diawali dengan hal-hal yang ringan hingga melakukan perbuatan syirik dan kemungkaran lainnya. Apapun faham yang ada di dunia ini, intinya adalah agar ummat islam meninggalkan dan menanggalkan islamnya dalam kehidupan sehari-hari, baju islam yang dipakai tidak akan dipermasalahkan, organisasi islam yang dinaungi bukan larangan tapi mereka akan melencengkan kita dari aqidah islamiyyah, sebagaimana yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam melalui ghazwul fikri.

Ghazwul Fikri berasal dari bahasa Arab yang artinya secara harfiyah yaitu Perang Pemikiran, sedangkan maksudnya adalah sebuah upaya umat non muslim untuk menghancurkan ummat islam dengan berbagai cara, sistim yang tepat mereka gunakan untuk itu adalah memerangi ummat islam melalui fikiran dan idiologi mereka dengan tujuan agar seluruh tatanan kehidupan muslim tersebut mengadopsi cara hidup mereka, hal ini sesuai dengan Firman Allah dalam surat Al Baqarah 2;120, ; “Yahudi dan Nasrani tidak akan ridho kepadamu sebelum kamu mengikuti millah mereka”.

Kata “Millah” itu maksudnya adalah cara cara pandangan hidup, idiologi dan pemikiran, semua dari ajaran selain islam. Istilah sudah ketinggalan zaman, tidak relevan lagi, perlu direvisi dan kehendak-kehendak lain untuk meruntuhkan nilai-nilai ajaran islam.

Samuel Zwemer adalah orang yang paling gencar memusuhi islam dan ummatnya, hanya dengan empat program S tapi tercapai semuanya, dalam waktu yang relatif singkat dengan dana yang minim bahkan ummat islam itu sendiri yang membiayai penghancuran dirinya tanpa disadari. Barat dan idiologi apa saja sudah kewalahan berhadapan dengan ummat islam bila peperangan hanya secara “asykari” melalui militer. Ummat islam adalah ummat yang tangguh berperang di medan jihad walaupun dengan perlengkapan seadanya, sehingga wajar ketika meletuskan Perang Bosnia, sang Presiden Elija Becovic menyatakan siap bertempur dengan Serbia hingga dua puluh tahun lagi, sementara Serbia sudah kecapaian.

Dengan ketidakberdayaan musuh-musuh islam berhadapan di medan jihad secara frontal sehingga mereka merubah strategi perang melalui pemikiran, perang idiologi dan perang urat syaraf, percaya ataupun tidak ummat islam dilumpuhkan dengan strategi perang ini sehingga berlutut menghadapi kehancuran, Wallahu 'alam [Cubadak Solok, 18 Ramadhan 1431.H/ 28 Agustus 2010.M].

Penulis Drs. St. Mukhlis Denros
Ketua Yayasan Garda Anak Nagari Sumatera Barat
Anggota DPRD Kabupaten Solok 1999-2009
Hak Cipta Dilindungi Allah Subhanahu Wata’ala
Tidak Dilarang Keras Mengkopi dan Menyebarkan Materi ini
dengan menyebutkan sumbernya; http://mukhlisdenros,blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar