Senin, 23 April 2012

Memelihara Rohani


Oleh Drs. Mukhlis Denros


Pada diri manusia ada dua unsur yang sangat penting, masing-masing jasmani dan rohani, kedua unsur ini tak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Jika dipisah maka manusia tak bisa dikatakan hidup. Sekalipun jasmani ada sementara rohani tidak, begitu juga sebaliknya atau salah satunya kembali kepada Allah.

Jasmani terbuat dari materi yang berasal dari saripati tanah yang dihasilkan dari protein nabati dan hewani. Melalui suatu proses perkawinan, bertemunya sel perempuan dengan sperma laki-laki, akhirnya jadilah zigot. Dari zigot ini kemudian diproses lagi dalam satu tahapan hingga menghasilkan wujud manusia kecil.

Tidak sempurna kehidupan manusia bila tergantung kepada materi, karena ada unsur kedua yaitu rhani. Rohani ini berasal dari bahan non materi yang ditiupkan kepada manusia pda umur 120 hari dalam rahim seorang ibu, Allah berfirman dalam surat Ash Shad 38;71-78, ”Maka ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat. Sesungguhnya Aku menciptakan manusia dari tanah, maka apabila Aku sempurnakan kejadiannya akan Aku tiupkan kepadanya ruh ciptaan-Ku. Maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepada-Nya”.

Jasmani manusia yang berada dalam kandungan bisa hidup setelah ditiupkan ruh dari Allah. Ruh sebagaimana yang dikatakan M. Natsir Abdullah diibaratkan sebagai mesin. Sedang jasmani manusia diibaratkan sebagai kerangka mobil. Tanpa rohani, jasmani tak akan berfungsi atau tak akan memberi kekuatan kehidupan sebagaimana mesin yang telah diberi baterai.

Sedangkan nafsu atau jiwa adalah pengemudi mobil atau sopir yang bertanggungjawab atas kendaraan yang dikendalikannya. Bila mobil salah berjalan atau melanggar maka yang dihukum bukan mobilnya, bukan pula mesinnya, tapi justru supirnya. Ada yang menyebutkan rohani yaitu jiwa itu sendiri, namun pendapat lain mengatakan rohani atau jiwa itu berbeda. Kita tidak akan membicarakan perbedaannya dan kita anggap saja jiwa dengan rohani memang satu sebagai mana pendapat umum. Kalau jasmani manusia yang berbuat jahat, tidak akan disiksa, selain jiwa manusia atau hawa nafsu yang akan merasakan siksaan itu.

Jiwa manusia dilengkapi oleh tiga unsur yaitu; Syahwat dengan sifat pemalas, serakah dan lain-lain. Ghadab atau amarah dengan sifat egoisme, kejam, senang dipuji dan lain-lain. Sedang yang ketiga yaitu Natiqah atau Mutmainnah dengan sifat bijaksana, penimbang, tenang dan lain-lain. Nafsu inilah nanti yang pertama masuk syurga sebagaimana firman Allah dalam surat Al Fajr 89;27-30, ”Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas dan diridhai-Nya. Maka masuklah dalam jamaah-jamaah-Ku dan masuklah ke dalam syurga-Ku”.



Tentang jiwa manusia, yaitu unsur yang mempertanggungjawabkan segala sepak terjang yang pernah dilakukan. Disamping itu di dunia tidak pernah lepas dari pengawasan malaikat,”Dan disempurnakan bagi tiap-tiap jiwa balasan apa-apa yang telah dikerjakannya dan Dia lebih tahu apa yang telah mereka kerjakan” [Az Zumar 39;70], ”Tidak ada suatu jiwapun melainkan ada penjaganya” [At Thariq 86;4].

Jasmani yang disebut dengan tubuh kasar menerima makanan berupa materi. Rohani yang dikatakan sebagai nyawa, pemberi hidup pada sebuah mesin kendaraan memperoleh cas atau makanan dari non materi pula. Untuk menjaga kesehatan keduanya tentu saja harus pula diberikan makanan dari non materi yang baik dan berkualitas tinggi. Bila hanya jasmani yang diberi makanan sementara rohani diabaikan, tentu akan menemukan beberapa penyakit dan kesusahan lannya seperti;

1. Kehidupan manusia jadi sempit, ”Dan barang siapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta” [Thaha 20;124].

2. Akan dipimpin oleh Syaitan, ”Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah, Kami adakan baginya syaitan yang menyesatkan, maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya” [Az Zukhruf 43;36].

3. Dikuasai oleh Nafsu jahat, ”Dan aku tidak membebaskan diriku dari kesalahan, karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku” [Yusuf 12;53].

Penyakit yang akan diderita jasmani bila tidak terpelihara dengan baik diantaranya koreng, paru-paru, jantung, influensa dan lain-lain. Sedang obat dan dokternya mudah ditemukan sejak dari umum sampai kepada spesialis. Penyakit ini tidak berbahaya bagi orang lain kecuali pada dirinya sendiri. Umumnya, dalam usia muda manusia sering melupakan penyakit jasmani karena baru ada gejala sebagaimana ungkapan yang mengatakan, ”Waktu muda orang tidak peduli kesehatan untuk mengejar kekayaan, waktu tua tidak peduli kekayaan untuk mengejar kesehatan”.

Jenis penyakit rohani yaitu sombong, kufur nikmat, mementingkan diri sendiri dan lain-lain. Obatnya sangat sulit didapat, berbahaya bukan hanya bagi diri sendiri tapi juga bagi orang lain. Orang masuk neraka bukan karena penyakit jasmani tapi karena penyakit rohani, sebagaimana sabda Nabi, ”Sesungguhnya dalam jasmani itu ada segumpal daging, jika daging itu sehat maka sehatlah jasmanimu. Jika daging itu rusak maka rusaklah seluruh jasmanimu, itulah dia hati, wadah dari jiwa” [HR. Bukhari dan Muslim].

Pujangga islampun berkata, ”Wahai insan, jagalah jiwamu dan hiasilah dengan keindahan, kamu disebut manusia bukan karena jasmani tetapi karena jiwamu”. [Mingguan Bijak Padang no. 60/ 29 Mei-4 Juni 2000].

Penulis Drs. St. Mukhlis Denros
Ketua Yayasan Garda Anak Nagari Sumatera Barat
Anggota DPRD Kab. Solok 1999-2009
Hak Cipta Dilindungi Allah Subhanahu Wata’ala
Tidak Dilarang Keras Mengkopi dan Menyebarkan Materi ini
dengan menyebutkan sumbernya; http://mukhlisdenros,blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar