Sabtu, 28 April 2012

Profil Kepemimpinan Nabi Muhammad


Oleh Drs. MukhlisDenros

“SesungguhnyatelahadadalampribadiRasulullahitucontohteladan yang baikbagimu” [QS Al Ahzab;21]

BulanRabi’ulAwalmerupakanmomen yang tepatuntukmembicarakansekilaskehidupanRasulullah, karenabertepatandenganharikelahirannya.Nabi Muhammad bagiseorangmuslimmerupakanuswahyaitusebagaiteladandalamkehidupansehari-haridansebagaiqudwahyaitupimpinandalammenujukehidupan yang hasanah di duniadanhasanah di akherat. Tidakadapribadi yang lebihagungselainbeliaudanmemangdialah orang pilihan Allah sebagaipimpinanummatinihinggaakhirzamansebagaimanafirman Allah dalamsuratSaba’ ayat 28, “Dan Kami tidakmengutuskamu, melainkankepadaummatmanusiaseluruhnyasebagaikabargembiradansebagaipemberiperingatan…”.

Untukmembicarakanprofilkepemimpinanbeliaudalamhalaman yang sangatterbatasinisuatuhalmustahilkarenakomplekdansaratnyadengangayakepemimpinanseorangbernama Muhammad, namunsekilasdanpadasisitertentukitamengungkapkankembali.

Sebelumbeliauhadir di tengahummat yang dipimpinnya, dahuluketikamasihmudaremaja, Muhammad diamanatkanuntukmenggembalakanbeberapaekordomba, dariusahanyaitudiamemperolehupahuntukmemenuhikehidupansehari-hariwalaupundiatinggalbersamapamannya Abu Thalib, inisuatugambaranwalaupun Muhammad hidupbersamadenganpamannya, tapidiatidaksekedarnumpangdisana, adausaha yang dialakukan, adacucurankeringatnyauntukdinikmati, artinyaseorangpemimpintidakdiharapkanmenadahkantanganmengharapkansesuatudari orang lain.

Disela-selakesibukannyamenggembalakandomba, terbetiklahdihatinyauntukmenyaksikansebuahpestajahiliyah yang penuhdenganmaksiat, diatitipkandombanyakepadateman yang lain, makadiapunberangkatmenujulokasi, sesampaidisana, sebelumacaradigelar, Allah menidurkannyahinggapulas, sampaipagiharibaruterbangunsehinggadiatidaktahuadeganapa yang tampil di gelanggangketikaitu, duasampaitiga kali keinginannyauntukmenyaksikanpestamaksiatjahiliyahtapitidakjugaterlaksanakarena Allah menidurkannya. Sehinggabeliaumengharamkanuntukmenyaksikanacaratersebuthinggaakhirhayatnya, artinyaseorangpemimpinharusbersihpandangannyadaritayangan-tayanganmaksiat, denganbersihnyapandanganmakahatipunakanbersihsehinggaperjuangan yang akandiagerakkanjauhdariunsur-unsur yang rusak.

Dimasaawalkerasulanbeliau, Muhammad seringberada di guaHiramemikirkankerusakandankehancuranummatketikaitu, diainginmenemukanjalan yang pas untukmemperbaikisikapdanwatakjahiliyah, akhirnyadalamwaktuduapuluhtigatahunlebihkurangdiamampumengembalikanummatjahiliyahkealam yang penuhdengannurislam. Sebagaipemimpin yang diafikirkanialahbagaimanarakyatbisabaikakhlakdankepribadiannya, jauhsekali Muhammad memikirkankepentingankeluargadanpribadinya.Suatuketikasaatummat Islam mampumenaklukkansuatunegeri, banyakghanimah [hartarampasanperang] yang diperoleh, semuaghanimahituselesaidiabagikanuntukkaummuslimin yang memerlukan, sedangkananaknya, Fatimah ketikaitusangatmembutuhkanseorangpembantumengerjakanpekerjaanrumah, denganpinta yang penuhpilu Fatimah mengajukanpermohonannya, tapiRasulullahmenjawabbahwasemuatelahdibagikan, tidakadalagiuntukkita.

Diwaktuterjadibanjir, HajarAswad yang ada di Ka’bahjatuhdaritempatnya, semuakabilahberanggapanmerekalah yang berhakmeletakkanbatuhitamitu, hampirterjadipertempuran, makadatanglah Muhammad yang ketikaitumasihmudasekaliuntukmenyelesaikannya, sehinggadetikitujugabeliaudapatjulukan Al Amin artinya orang yang dapatdipercaya.

Dari kisahdiatasdapatditarikpelajaranbahwaRasulullahsebagaicalonpemimpinsiapbergauldenganmasyarakat, ikutterlibatdengankegiatanummat, diatidakhidupdengansikapindividualis, keterlibatanRasulpunterlihatketikabeliauikutmendirikan masjid Qubadan Masjid Nabawi di Madinah, beliauikutmemanggulbatu, ikutbergelimangdebubersamasahabatnya. Walaupundiaseorangpimpinantapitidakmaudiistimewakanolehrakyatnya, haliniterlihatketikadalamsuatuperjalananbersamasahabatnya, saatberistirahatseluruhsahabatbekerjamenyiapkanmakanan, ada yang mencarikayubakar, ada yang menghidupkanapi, ada yang memasak, makaRasululahikutmencarikayubakar, sebagiansahabatberkata, “YaRasulullah, biarlah kami saja yang bekerja, tuanduduksajalah, sebabtenaga kami sudahcukupuntukmenyiapkanmakanan”,lalubeliauberkata, “Akutidaksukadengan kalian yang mengistimewakanaku”.



Inipribadiagung, yang jarangsekaliditemukandizamansekarang, daninibukanbasa-basikarenabeliauseorangpemimpintapijugaseorangpribadiagung yang bernama Muhammad.Begitu pula isteribeliau yang telahdikaderdenganpengkadean yang cukupmatang, siapmengorbankanharta yang dimilikinya demi tegaknya Islam yaituibundaKhadijah.Seorang isteri pemimpin ummat, tidak silau dengan kemewahan bahkan mengorbankan hartanya untuk perjuangan.

Suatu hari Rasulullahmelihat Khadijah sedang menangis disebuah kamar, maka Rasulullah mendatanginya dan berdialoq, ”Hai Khadijah, apakah engkau menangis karena hartamu habis aku pakai untuk menegakkan kalimat Allah, sehingga kesedihanmu demikian memuncak?” maka spontan Khadijah menjawab, ”Ya Rasulullah, hartaku habis karena perjuangan menegakkan Islam tidak masalah bagiku, Cuma yang aku sedihkan tidak ada lagi yang harus aku serahkan di jalan Allah, ya Rasulullah seandainya engkau memerlukan aku nanti dikala aku telah wafat untuk menyebarkan da’wah ini maka tolonglah engkau bongkar kuburku, lalu sambung-sambungkanlah tulangku sebagai jembatan bagimu”.

Demikian pula isteri-isteri yang lainnya, bahkan dalam sejarah dikabarkan seringkali dapur beliau tidak berasap karena kesederhanaannya. Ini artinya Rasulullah turut menderita atas penderitaan yang dirasakan oleh ummatnya, bahkan beliaulah orang yang pertama kali merasakan penderitaan itu.

Ketika ajal hampir datang, Rasul tidak mampu lagi memimpin shalat sehingga diserahkan kepada Abu Bakar, ini sebagai simbul bahwa kelak Abu Bakar yang akan memimpin ummat ini. Dengan berat hati Abu Bakar memimpin shalat berjamaah saat Rasulullah dalam keadaan sakit. Suatu ajaran kepada kita, bila sebagai pimpinan, pimpinan apa saja, bila sudah tidak mampu lagi melaksanakan tugas, lebih banyak uzurnya dari pada hadirnya maka serahkanlah tugas itu kepada kader yang telah dipersiapkan, jangan dipaksakan, apalagi kita sebagai pimpinan sudah tidak disenangi lagi oleh bawahan, berikanlah kepada orang lain.

Ini sekelumit pola kepemimpinan Rasululah yang dicantumkan sejarah, semoga dengan memperingati hari kelahirannya itu, pola kepemimpinan beliau dapat menjadi ibrah/ pelajaran bagi kita semua, wallahu a’lam [Solok,13071996].
[Tulisan ini dimuat pada Majalah Sabili Jakarta, Edisi No. 20 Th.XVIII 16 Juni 2011/14 Jumadil Akhir 1432.H].

Penulis Drs. St. Mukhlis Denros
Ketua Yayasan Garda Anak Nagari Sumatera Barat
Anggota DPRD Kab. Solok 1999-2009
Hak Cipta Dilindungi Allah Subhanahu Wata’ala
Tidak Dilarang Keras Mengkopi dan Menyebarkan Materi ini
dengan menyebutkan sumbernya; http://mukhlisdenros,blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar