Rabu, 25 April 2012

Mewaspadai hubungan dengan Zionis


Oleh Drs. Mukhlis Denros

Hubungan manusia dengan manusia lainnya disebut dengan Ukhuwah Basyariyah, hubungan muslim dengan muslim lainnya dinamakan Ukhuwah Islamiyah, hubungan sesama bangsa disebut dengan Ukhuwah Wathaniyyah, sehingga sah-sah saja bila kita menjalin hubungan dengan bangsa manapun termasuk Yahudi, apalagi bangsa dan agama Yahudi punya akar sejarah yang sama dengan Islam yaitu keturunan Nabi Ibrahim As.

Kalau kita baca dan perhatikan ayat-ayat dalam Al Qur’an terlalu banyak keistimewaan yang diberikan Allah kepada bangsa ini, mereka bersama Musa diberikan sembilan mu’jizat
oleh Allah untuk menghadapi Raja Zhalim benama Fir’aun [27;12], mereka diselamatkan Allah dari kezhaliman Fir’aun dari menyembelih anak lelaki yang diprogram oleh rajanya [2;49], saat mereka dikejar oleh Fir’aun, Allah berkenan memberikan mu’jizat agar Musa membelah laut dan menenggelamkan Fir’aun [2;50-51] mereka diberi maaf oleh Allah ketika syirik mereka lakukan [2;51-52], mereka diberi tuntunan yang baik berupa Taurat agar mereka amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Jelasnya telah terlalu banyak mereka mendapat nikmat dan fasilitas hidup dari Allah, tapi kemungkaran selalu mereka buat, bahkan karakter mereka dimunculkan dalam Al Qur’an, sebagai orang yang tidak mau menerima kebenaran, munafiq, memuja keturunan dengan berlebihan, pendusta, sombong, sangat cinta kepada dunia, tidak bersyukur, membunuh para nabi, menuhankan pendeta serta kekejian lainnya yang mereka lakka, memang itu sebagian watak manusia secara keseluruhan, tapi bagi bangsa Yahudi ini merupakan karakter khusus yang dikedepankan Allah.

Menyikapi akan dibukanya hubungan dagang hingga hubungan diplomatik dengan Israel yang notebene mereka adalah Yahudi yang jelas-jelas sepak terjang mereka sejak dahulu hingga kini diluar aturan yang manusiawi, untuk itu sebaiknya Presiden KH. Abdurrahman Wahid berfikir dan mengkaji untung dan ruginya jangan hanya lantaran beliau termasuk pengurus yayasan Simon Peres, apa yang diperoleh dari mereka itu, yang hanya berpenduduk empat juta jiwa, mana untung kita peroleh, kecuali kerugian-kerugian besar dikemudian hari, bila hal ini benar-benar terjadi,berarti Gus Dur telah menyakiti ummat Islam, yaitu ummat yang telah mempercayakan negara ini untuk diselamatkan, bukan dijerumuskan kepada kehancuran.

Perang fisik dengan bangsa Palestina masih digencarkan, bahkan Yaser Gaek Arafat selama ini selalu ditipu dan diiming-iming dengan janji dan janji sementara ribuan korban berjatuhan,bahkan Hamas yang memperjuangkan tegaknya Kalimatullah di bumi Palestina diberangus oleh rakyat Palestina sendiri melalu kaki tangan PLO.

Perang dinginpun selalu mereka gelar melaluji beberapa faham yang disebarkan diantaranya Permisivisme, Sinkritisme, pameran aurat, menebar kesesatan melalui taeter, bioskop, radio,olah raga, media massa, semua itu adalah program Yahudi untuk menghancurkan pemuda-pemudi Islam, jangankan mereka diminta untuk ke Indonesia, sedangkan selama ini mereka telah mengobok-obok negeri ini melalui orang-orang, anak asuh mereka, apa Gus Dur tidak peka ya ? wallahu a’lam.

Mereka telah menjadikan ummat Islam ini murtad, keluar dari garis-garis Ilahi dalam seluruh asfek kehidupan, dalam perdagangan mereka yang menghalalkan riba, dari segi sosial dianjurkan untuk toleransi yang salah kaprah, dalam pendidikan selama ini kita dididik oleh Yahudi agar memakai konsep Machiavelli,bahkan dari segi agama Islampun kita didangkalkan. Itu semua dilakukan melalui organisasi Free Masonry, Rotari Club, Lion Club, Woman Club bahkan ada pejabat Indonesia yang menjadi penasehat dalam organisasi itu, apa mereka, pejabat tersebut tidak tahu ? wallahu a’lam.

Ketika Mesir membuka kembali hubungan diplomatik dengan Israel terlalu banyak kerugian yang dideritanya, didatangkan minyak rambut buatan Israel yang akhirnya merontokkan rambut orang Mesir, disebarkan pupuk dari Israel, akibatnya semua tanaman di Mesir mati kena racun bahkan mereka mengimpor susu merek CIK ke Mesir, akhirnya memandulkan ummat Islam, kita bukan bersu’uzhan kepada orang Yahudi itu jahat, itu benar, tapi Yahudi yang mana, kalau Yahudi yang masih menganut ajaran agamanya dimana saja, kapanpun tidak akan berubah, tetapi kita mengacu kepada peringatan Allah, ”Mereka tidak ridha kepadamu, Yahudi dan Nasrani sebelum kamu masuk dalam millah mereka” [Al Baqarah 2;120].

Sampai kapanpun mereka tidak akan merubah, bila agama yang mereka anut adalah agama Yahudi, banyak sudah orang-orang Yahudi yang masuk Islam, akhlak mereka dan kepribadian mereka tidak beda dengan kita, tapi Benyamin Netanyahu, Enud Barak, sama persis yang digambarkan Allah dalam ayat tersebut.

Satu harapan kita menjalin hubungan dagang dan diplomatik dengan Yahudi adalah dalam rangka membantu perjuangan rakyat Palestina, ini adalah dalam rangka membantu perjuangan rakyat Palestina, sedangkan negeri kita diobrak abrik oleh Australia dan PBB tentang Timor Timur kita tidak punya nyali, apalagi untuk menghalangi Yahudi yang sudah puluhan tahun mengangkangi Palestina.



Kalau sampai juta hubungan itu terujud, berarti Presiden Gus Dur telah membuka pintu jihad bagi ummat Islam di negara ini, akan terbentuk pula pasukan intifadhah untuk menghadapi mereka, peluang besar melahirkan mujahid-mujahid sejati seperti Izzudin Al Qasam dan Yahya Ayas, kalau ini motivasinya saya sangat setuju, siap-siaplah wahai pemuda Islam, menegakkan panji-panji jihad,syurga telah terbuka di negaramu.

Ketika orde baru berkuasa saja, Soeharto tidak mau menyakiti ummat Islam dengan membuka hubungan diplomatik karena mereka masih menjajah Palestina, penjajahan itu belum berakhir dan nampaknya tidak mungkin berakhir, sebab mereka didukung oleh negara-negara kafir. Kenapa Soeharto saja tidak mau melirik Yahudi, padahal keislamannya sangat minim, dia tahu kalau dibuka juga hubungan tersebut berarti menyakiti ummat Islam, yang penduduk negara ini mayoritas, dan berarti juga menyalahi pembukaan UUD 1945.

Dahulu mereka gagal merayu Soeharto, sekarang bagi mereka terbuka peluang yang lebih besar karena seorang sahabatnya jadi petinggi di negara ini, kembali Allah memperingatkan kita, ”...mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka dapat mengembalikan kamu dari agamamu kepada kekafiran, seandainya mereka sanggup..”[Al Baqarah 2;217].

Seorang muslim seharusnya dia berbuat apa saja, tidak menyalahi aturan Allah, karena yang dicari sebagai pejabat apa saja, pegawai dimana saja adalah rahmat Allah, bila dalam berbuat kita mencari rahmat Allah tapi larangan Allah kita langgar, maka yang akan datang adalah la’nat,”Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” [Al Baqarah 2;218]

Mudah-mudahan Allah membimbing kita ke jalannya, diberikan kita kefahaman untuk mencermati anjuran dan larangan Allah, diberikan kita furqan yang dapat membedakan yang hak dan yang batil, diberinya kita keterangan tentang yang benar itu nyata benarnya lalu diberi kemampuan untuk menegakkan kebenaran itu,diberinya kita penglihatan untuk menegakkan kebenaran itu, diberikan kita untuk memandang yang batil itu serta diberinya pula kita kemampuan untuk menghancurkan kebathilan tersebut, wallahu a’lam [Tulisan ini pernah dimuat pada Harian Mimbar Minang Padang, 03121999].

Penulis Drs. St. Mukhlis Denros
Ketua Yayasan Garda Anak Nagari Sumatera Barat
Anggota DPRD Kab. Solok 1999-2009
Hak Cipta Dilindungi Allah Subhanahu Wata’ala
Tidak Dilarang Keras Mengkopi dan Menyebarkan Materi ini
dengan menyebutkan sumbernya; http://mukhlisdenros,blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar