Rabu, 25 April 2012

Muhammad penuntun Reformasi sejati


Drs. St. Mukhlis Denros
Sebagai Nabi terakhir yang diturunkan Allah Swt ke bumi ini dalam rangka memperbaiki kehidupan manusia dari jahiliyah kepada kehidupan yang islami, penuh cahaya kebenaran dan dinaungi oleh wahyu suci yaitu Kalam Ilahi Al Qur’an. Beliau hadir memang untuk itu, sebagaimana firman Allah dalam surat Ash Shaf ayat 6, ”Dan ingatlah ketika Isa putra Maryam berkata, ”Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab yang turun sebelumku yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan datangnya seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad [Muhammad]”.

Banyak sudah Nabi dan Rasul yang diutus Allah dalam rangka menyelamatkan manusia seluruhnya hingga beliaulah Rasul pamungkas itu yang dilengkapi oleh mu’jizat terbesar yaitu Al Qur’an, yang dijamin kebenarannya hingga akhir zaman oleh Allah sebagaimana yang ditegaskan dalam surat Al Hijr; 9, ”Sesungguhnya kamilah yang menurunkan Al Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”.

Sudah lama Allah membuka peluang kepada orang-orang yang ragu tentang Al Qur’an ini untuk membuat tandingan semisal satu surat saja, tapi hingga kini konpetisi itu belum berhasil . Hal ini disampaikan-Nya dalam surat Al Baqarah ayat 23, ”Dan jika kamu tetap dalam keraguan tentang Al Qur’an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami [Muhammad], maka buatlah satu surat saja yang semisal Al Qur’an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar”.

Melalui perjuangan yang panjang, dihina, diusir bahkan nyaris dibunuh oleh orang-orang kafir Quraisy beliau berhasil mengadakan tujuh agenda reformasi atau perubahan terhadap ummat yang masih dibelenggu oleh jahiliyyah. Perubahan itulah yang sebagai corak pribadi muslim, masyarakat Islam dan keluarga yang Islami yang harus kita teladani dalam kehidupan sehari-hari;

1. Reformasi Bidang Aqidah
Masyarakat kafir Quraisy tenggelam kepada menuhankan berhala sejenis Latta, Uzza, Manatta dan Hubal yang terbuat dari batu. Itulah yang mereka anggap sebagai Tuhan, mereka sembah, sujud kepadanya tanpa meneliti lebih lanjut. Bahkan kecintaan mereka kepada berhala itu sama dengan kecintaan kita kepada Allah yang membuat mereka berprilaku syirik, ”Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah. Mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah” [Al Baqarah ;165].

Melalui da’wah yang bertahap dan berkelanjutan akhirnya beberapa orang dapat meninggalkan tuhan berhalanya, menyembah dan menuhankan Allah semata, jauh dari nilai-nilai syirik sebagaimana tauhidullah itu terucap dalam pengakuan kita dalam surat Al Fatihah ayat 5, ”Hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami mohon pertolongan”. Atau tuntunan Allah dalam surat Al Ikhlas ayat 1-4, ”Katakanlah ; Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tiada seorangpun yang setara dengan Dia”.

Dengan penanaman aqidah yang mantap, Rasulullah berhasil melepaskan mereak dari perbuatan maksiat semacam judi, zina, minum khamar dan perbuatan nista lainnya sehingga wajar beliau menegaskan, ”Tidak beriman orang yang berjudi, tidak beriman orang yang berzina dan tidak beriman orang yang minum khamar”.

2. Reformasi Bidang Persatuan Ummat
Suatu kebanggaan bagi bangsa Quraisy bila mereka hidup dalam permusuhan, masing-masing suku dan kabilah membanggakan kabilah-kabilahnya, utang darah dibayar dengan darah, utang nyawa dibayar dengan nyawa, tidak ada kata maaf ketika itu, yang ada hanyalah bunuh, hancurkan, hantam dan binasakan.

Melalui Islam akhirnya mereka bersatu tanpa merasa lebih unggul dari yang lain, permusuhan dihilangkan dengan ukhuwah Islamiyyah, pertengkaran diganti dengan persaudaaan sehingga menjadi tauhidul ummat yaitu ummat yang satu, Allah berfirman dalam surat Ali Imran; 103, ”Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali agama Allah dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu [masa jahiliyah] bermusuh-musuhan, maka Allah menjinakkan antara hatimu, lalu menjadikan kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara, dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya...”

3. Reformasi Bidang Gender
Dahulu kedudukan wanita nyaris tidak berharga selain untuk memuaskan laki-laki, layaknya sebagai budak. Bahkan kelahiran anak wanita pada sebuah keluarga dianggap hina sehingga harus dibunuh hidup-hidup. Ketika Islam datang yang dibawa Rasululah Saw maka kedudukannya diletakkan sesuai dengan posi sinya, harkat dan martabatnya dihargai setara dengan lelaki. Dalam beribadah, berilmu dan berpolitik serta profesi lainnya dia tidak berbeda dengan kaum lelaki, disinilah kesempatan yang diberikan kepada wanita dengan tidak mengabaikan kodratnya sebagai wanita yang harus pula mengelola rumah tangga, melahirkan, menyusukan dan membesarkan anaknya.

Suatu ketika Ummu Salamah bertanya kepada Rasulullah Saw, ”Ya Nabi Allah, apakah sebabnya hanya laki-laki yang banyak disebut di dalam Al Qur’an, sedang wanita tidak disebut ?” Sesudah pertanyaan tersebut, karena hanya merasa laki-laki saja yang disebut untuk berjihad, berperang dan beramal luas, maka Rasulullah membacakan firman Allah dalam surat Al Ahzab; 35, ”Sesungguhnya laki-laki dan wanita muslim, laki-laki dan wanita yang beriman, lelaki dan wanita yang taat, lelaki dan wanita yang jujur, lelaki dan wanita yang sabar, lelaki dan wanita yang khusyu’, lelaki dan wanita yang bersedekah, lelaki dan wanita yang berpuasa, lelaki dan wanita yang memelihara kehormatannya, lelaki dan wanita yang berzikir, maka Allah menyediakan bagi mereka ampunan dan syurga”.

4. Reformasi Bidang Ekonomi
Ekonomi adalah tulang punggung kelanjutan hidup manusia, tanpa ini kehidupan kita agak terganggu, bahkan dengan ekonomi tidak jarang satu bangsa ditaklukkan oleh bangsa lain, lilitan hutang yang tidak tahu kapan selesainya. Dalam Islam, masalah iqtishadi [ekonomi] dan ma’isyah [mata pencaharian] banyak dibicarakan bahkan Umar bin Khattab pernah mengusih seorang pemuda dari masjid, karena matahari sudah tinggi, dia masih berzikir juga, tidak mau mencari rezeki.

Antara ibadah dan ma’isyah diseimbangkan oleh Allah bahkan menghidupkan ekonomi bagian dari ibadah, sebagaimana ketegasan Allah dalam surat Jumu’ah ayat 9-10, ”Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu dimuka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung”.

Islam sangat santun dalam berdagang, itulah ajaran yang telah disampaikan oleh Rasulullah, sang reformis dalam bidang ekonomi. Kita tidak boleh menipu, mengurangi takaran dan timbangan, memanipulasi, tindakan zhalim dan terjerat oleh riba. Selama ummat islam belum melepaskan diri dari riba maka harta yang diperoleh tidaklah berkah serta selama itu pula ekonomi ummat islam dibawah jajahan bankir-bankir Yahudi dan Nasrani.

5. Reformasi Bidang Sosial
Masyarakat Quraisy ketika hidup dalam bentuk tatanan kehidupan sosial yang mirip dengan kasta sebagaimana agama Hindu, bahkan mereka menjadikan manusia lainnya sebagai budak, yang boleh diperjual belikan serta diapakanpun terserah majikan merupakan hak majikannya. Kita lihat bagaimana seorang sahabat Nabi bernama Bilil, seorang bekas budak hitam yang nyaris dibunuh oleh majikannya bernama Muawiyah lantaran Bilal memeluk agama baru yang dibawa oleh Muhammad, yaitu agama yang tidak mengukur manusia berdasarkan suku, bangsa dan kabilah, tidak mamandang manusia karena wajah dan warna kulitnya, tapi meletakkan kemuliaan pada pengabdian dan ketaqwaan kepada Alllah, ”Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan wanita dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang bertaqwa diantara kamu...”[Al Hujurat ;13].

6. Reformasi Bidang Akhlak
Tiada yang lebih hancur suatu bangsa di dunia ini ketika melihat akhlak bangsa jahiliyah, bangsa Quraisy, perjudian dan zina adalah perbuatan biasa, mabuk dan memakan riba budaya hariannya, saling baku hantam, perpecahan dan bunuh-bunuhan berita setiap hari yang mereka dengarkan. Karena biadapnya kehidupan meteka ketika itu dicap sebagai ummat jahiliyah, yang hidup dalam kegelapan dan kebodohan.

Pada bangsa yang demikian seorang reformis bernama Muhammad diberi gelar Al Amin, karena akhlak mulia yang dimilikinya agar ditularkan kepada bangsa manusia seluruhnya sehingga menjadi umat yang beradab, inilah pengakuan beliau ketika wahyu diberikan, ”Innama Bu’istu liutamimma makarimal akhlak” [sesungguhnya aku dibangkitkan di dunia ini untuk memperbaiki akhlak manusia].

Jadilah ummatnya yang punya akhlakul karimah karena mencontoh langsung kepada figur yang menyampaikan yaitu Rasulullah. Beliau standard akhlak yang disebutkan Allah, untuk kita teladani dalam kehidupan sehari-hari, ”Sesungguhnya engkau Muhammad mempunyai budi pekerti yang luhur” [Al Qalam], ”Sesungguhnya dalam pribadi Rasulullah itu ada contoh teladan yang baik bagimu” [Al Ahzab;21].



7. Reformasi Bidang Islamiyyah
Kehidupan jahiliyah adalah kehidupan yang kelam, bodoh, jauh dari cahaya iman dan menyengsarakan sehingga sulit untuk menerima kebenaran. Corak jahiliyah yang diterapkan oleh bangsa Quraisy terhadap Islam adalah; mereka tidak mau menerima kebenaran Islam karena pengikut agama ini orang-orang yang rendah status sosialnya, mereka menolak Islam karena sedikit sekali orang yang mendukung Islam ketika itu. Islam tidak cocok dengan mereka sebab tenggelam dengan sikap dan sifat yang bertentangan dengan fithrah manusia sebagaimana sabda Rasulullah yang artinya, ”Watak jahiliyah itu adalah membanggakan keturunan, bangga dengan kedudukan sosial, meratapi orang yang mati dan minta hujan kepada bintang”.

Kinipun kita sedang tenggelam pada bentuk baru jahiliyah diantaranya dalam politik menghalalkan segala cara, pada bidang moral kita cendrung permisive yaitu faham serba boleh walaupun bertentangan dengan ajaran agama Islam, pada bidang adat kita tidak beda dengan kehidupan primitif dan pada pendidikan kita berwatak sekuler yaitu mengabaikan agama dan nilai-nilai Islam.

Sejak kehadiran Rasulullah beliau telah mengajak ummatnya untuk hijrah minal jahiliyah ilal islam yaitu pindah dari kehidupan yang jahiliyah kepada kehidupan yang Islami, sehingga Islam bagi ummatnya menjadi Minhajul Hayah yaitu sistim kehidupan.

Dalam waktu yang relatif singkat nabi Muhammad berhasil menyelesaikan tujuh agenda reformasi dalam rangka memperbaiki ummat ini. Beliaulah bapak reformasi dalam rangka memperbaiki ummat ini, beliaulah bapak reformasi sejati yang ucapannya dibuktikan oleh amal-amal perbuatannya. Dia tidak akan menyuruh seseorang sebelum dia melaksanakan lebih dahulu dan beliau berpantang melarang orang dari satu perbuatan sebelum beliau sendiri telah meninggalkannya.

Beliau adalah orang yang dijamin Allah masuk syurga, dosa-dosa yang lalu dan akan datang telah diampuni Allah tapi beliaulah orang yang paling banyak ibadahnya. Beliau adalah orang yang maksum artinya terjaga dari berbuat salah tapi beliau sangat berhati-hati dalam bertindak, berucap dan bercanda, wallahu a’lam [Harian Mimbar Minang Padang, 23052003 dan 06062003].

Penulis Drs. St. Mukhlis Denros
Ketua Yayasan Garda Anak Nagari Sumatera Barat
Anggota DPRD Kab. Solok 1999-2009
Hak Cipta Dilindungi Allah Subhanahu Wata’ala
Tidak Dilarang Keras Mengkopi dan Menyebarkan Materi ini
dengan menyebutkan sumbernya; http://mukhlisdenros,blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar