Selasa, 17 April 2012

Empat Modal Hidup Manusia


Drs. St. Mukhlis Denros
Islam bukan sekedar hubungan ubudiyah kepada Allah tapi juga mengatur segala asfek kehidupan, esensi ajaran Islam tidak hanya sekedar dijadikan landasan dasar dan barometer bagi aktivitas-aktivitas ketuhanan yakni yang bersift vertikal, tetapi termasuk juga yang bersifat horizontal, karena agama itu adalah sumber tasyrik dan sumber dari segala sumber hukum. Untuk menjaga kedua hubungan tersebut sehingga tercipta kehidupan hasanah di dunia dan hasanah di akherat maka manusia harus memiliki modal hidup yang baik sebagai individu, masyarakat maupun sebagai hamba dari Khaliq, modal hidup tersebut yaitu Iman, Ilmu, Amal dan Akhlak.

1. Iman
Bila orang hanya memiliki ilmu yang sarat dengan pengetahuan, sehingga derajatnya di hadapan manusia terpandang, beramal banyak dihiasi pula dengan akhlak terpuji tanpa beriman kepada Allah maka kehidupannya akan goyang ibarat sebuah pohon besar yang menjulang ke langit dengan buahnya lebat berguna untuk kehidupan, daunnya rindang dapat sebagai tempat berteduh tapi akarnya tidak kuat tentu saja dalam waktu singkat pohon itu akan rubuh.
Ilmu tanpa dilandasi dengan iman akan mencetak manusia pintar perusak karena ilmunya digunakan untuk kehancuran dan pemikirannya cendrung mendewakan akal. Amal usaha manusia sebagaimanapun banyaknya tidak akan dinilai Allah sebagai pahala karena Allah hanya akan membalas perbuatan orang beriman. Orang yang berbuat sesuatu tanpa dilandasi iman akan berbuat dengan motivasi di luar tuntunan agama, karena kebiasaan , memberi bantuan karena hiba atau mengharapkan balasan. Akhlak yang tidak dilandasi dengan iman bukanlah akhlak, dia disebut dengan moral,etika, susila atau kata lain yang sebangsa itu.
Akhlak adalah tuntunan kehidupan yang datang dari wahyu Allah dengan teladan Nabi Muhammad Saw, berdasarkan Al Qur’an dan Hadits, kehadirannya bagi seorang muslim adalah pencerminan dari iman sehingga mustahil seseorang yang tidak beriman akan mampu berakhlak sebagaimana orang-orang yang beriman kepada Allah.
Iman merupakan modal dasar dari hidup; berapa banyak manusia yang mampu bertahan menghadapi gelombang kehidupan ini karena masih mempunyai iman, dan tidak sedikit manusia lari dari kehidupan dengan meninggalkan eksistensi dirinya sebagaimana seorang Profesor bernama Paul Fahrenfest; seorang intelek, ia berasal dari keluarga yang baik-baik, ia telah mendapat pelajaran dan didikan yang teratur menurut cara didikan yang sebaik-baiknya. Otaknya yang amat tajam itu telah menukik menggali rahasia ilmu yang dapat dicapai oleh manusia dizamannya pula…tak pernah terdengar ia melakukan sesuatu pekerjaan yang tercela, pergaulannya selalu dengan orang baik-baik pula,akhlaknya baik penyayang dan disayangi

Kenapakah sekarang ia melakukan sesuatu perbuatan yang lebih buas dan ganas sifatnya dari perbuatan seorang penjahat, membunuh anak sendiri, dan setelah membunuh dirinya pula. Perbuatan yang dilakukan Profesor Paul Fahrenfest dengan membunuh diri bukan karena kurang ilmu atau sedikit amal dan bukan pula tidak bermoral, dia disenangi dalam pergaulan lagi terhormat, bunuh diri yang dilakukannya karena imannya tidak ada, rohaninya kosong, jiwanya hampa dari petunjuk.

2. Ilmu
Seseorang mungkin saja memiliki iman yang kuat bak kuatnya karang di tengah lautan, amalnya banyak, akhlaknya juga terpuji tapi tidak berilmu maka kehidupannya akan senjang. Islam mengharapkan pemeluknya agar mencari ilmu yang baik untuk kehidupan akherat maupun dalam kehidupan di dunia ini sebagaimana yang tergambar dalam hadits Nabi Saw, “Jadilah engkau orang yang mengajar, atau orang yang belajar, atau orang yang mendengar atau orang yang cintai kepada ilmu dan jangan jadi orang yang kelima maka celaka kamu”. Buya M. Natsir dalam bukunya Capita Selecta menyebutkan bahwa mengajarkan kepada seseorang yang hendak menjadi seorang muslim atau muslimah beberapa hal:
a. Agama Islam menghormati akal manusia, meletakkan akal pada tempat yang terhormat, menyuruh manusia mempergunakan akal itu untuk memeriksa dan memikirkan keadaan alam.
b. Agama Islam mewajibkan tiap-tiap pemeluknya, lelaki dan perempuan menuntut ilmu dan menghormati mereka yang mempunyai ilmu.
c. Agama Islam melarang orang bertaqlid buta, menerima sesuatu sebelum diperiksa, walaupun datangnya dari kalangan sebangsa dan seagama, atau dari ibu bapak dan nenek moyang sekalipun.
d. Agama Islam menggembirakan pemeluknya supaya selalu berusaha mengadakan barang yang belum ada, merintis jalan yang belum ditempuh, membuat inisiatif dalam hal keduniaan yang memberi manfaat kepada masyarakat.
e. Agama Islam menggemarkan pemeluknya supaya selalu berusaha pergi meninggalkan kampung dan halaman, berjalan ke negeri lain, memperkembangkan silaturahim dengan bangsa dan golongan lain, saling bertukar pengetahuan, pandangan-pandangan dan perasaan.

Orang yang telah mampu beriman yang kuat, beramal yang banyak serta berakhlak terpuji tanpa memiliki ilmunya yaitu ilmu agama maka nilainya kurang, bahkan orang tidak akan mampu menaklukkan dunia tanpa ada ilmu sebagai penunjangnya.

3. Amal
Beriman, berilmu, berakhlak tapi tidak ada amal maka terasa kurang dalam hidup ini, seperti pohon besar yang tumbuh kuat tapi tidak berbuah walaupun bermanfaat namun minimal sekali fungsinya, jangankan untuk orang lain sedangkan untuk diri sendnri kurang.
Kehidupan dunia hanya sementara, segala kemegahan yang diraih akan hancur bila masanya sampai sedangkan kehidupan akherat dapat ditempuh hanya dengan amal bukan karena pangkat atau derajat yang diperoleh di dunia. Amal adalah persiapan, pembela dan penyelamat kehidupan di akherat, walaupun kita dapat meraih kesenangan di dunia dengan maksimal tapi berapa lamakah kesenangan itu dirasakan, palinglama 60 tahun, setelah itu mau kemana ?

4. Akhlak
Iman, ilmu, amal tak ada akhlak maka rusaklah kehidupan manusia. Iman yang rusak bila tidak ada akhlak, ilmu mencelakakan kalau tidak berakhlak. Amal akan sia-sia bila akhlak bejat. Akhlak merupakan kesempurnaan iman. Iman yang sempurna akan melahirkan kesempurnaan akhlak. Dengan perkataan lain bahwa kerendahan akhlak adalah manifestasi dari pada kesempurnaan iman. Sebaliknya tidaklah dipandang orang itu beriman dengan sungguh-sungguh jika akhlaknya buruk. Dalam hubungan ini Abu Hurairah meriwayatkan penegasan Rasulullah, ”Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaknya”[Turmuzi].

Manusia memang tidak minta hidup di dunia tapi Allahlah menjadikannya untuk hidup sehingga segala arah pemikiran, perasaan, ucapan, tingkah laku dan asfek kehidupan manusia harus pula berpolakan aturan Allah agar kehidupan yang pasti dilalui yaitu dunia dan akherat dapat diselesaikan sesuai dengan konsep tata aturan Allah. Untuk menyelamatkan kehidupan itulah manusia harus memiliki modal yaitu iman, ilmu, amal dan akhlak. Hidup berilmu, berama dan berakhlak tapi tidak ada iman akan menemukan kebinasaan baik di dunia maupun di akherat. Hidup beriman, beramal dan berakhlak tanpa adanya ilmu maka akan senjang, dalam menempuh dunia akan meraba dan memasuki akherat tak tahu jalan. Hidup mempunyai iman, ilmu, dan akhlak tapi tidak beramal maka ibarat pohon tidak berbuah. Hidup dengan iman, ilmu, amal tapi tanpa akhlak akan menemukan kerusakan. [Tulisan ini pernah dimuat pada Tabloid Lentera Padang nomor 19 / Nofember 1999].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar