Selasa, 17 April 2012

Pengaruh Kalimat Syahadat


Drs. St. Mukhlis Denros
Seseorang yang mengaku beriman kepada Allah dan Rasul-Nya otomatis mampu dan mau mengucapkan dua kalimat syahadat, bahkan kalimat ini merupakan pintu gerbang Islam [47;19] artinya tidaklah sempurna iman seseorang bila tidak duduk penghayatan kalimat ini di dalam hatinya, bahkan tauhid cendrung ternoda oleh syirik bila kalimat syahdatnya hanya sekedar ucapan di bibir, tidak menghunjam di hati nurani dan tidak teraplikasi dalam amaliah sehari-hari.

Sikap Orang Kafir Terhadap Syahadatain
Ada beberapa sikap orang kafir setiap kali diajak untuk mengimani Syahadatain [dua kalimat syahadat], sikap dan reaksi ini tidak akan berubah sepanjang masa, hari ini, besok ataupun yang akan datang, sikap tersebut adalah:

Pertama, menolak dan berpaling
”Dan tidak ada suatu ayatpun dari ayat-ayat Tuhan sampai kepada mereka, melainkan mereka selalu berpaling dari padanya (mendustakannya”[Al An’am 6;4]
Bagaimanapun argumentasi yang diberikan kepadanya maka merekapun beragumentasi untuk menolak dan berpaling. Ada beberapa hal yang mereka minta pembuktian kebenaran risalah yang dibawa Nabi Muhammad, mereka minta agar dibuatkan tangga ke langit untuk melihat Allah, mereka minta kepada Rasul agar gunung-gunung yang ada di tanah Arab digeser saja agar khususnya Mekkah menjadi lapang, bila permintaan mereka bisa dibuktikan maka mereka berjanji akan beriman, bahkan sebenarnya bila apa yang mereka harapkan dikabulkan Allah dan Rasul-Nya maka tetaplah mereka tidak akan beriman, posisinya tetap menolak dan berpaling dari kebenaran.

Kedua, mendustakan firman Allah
”Jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya rasul-rasul sebelum kamupun telah didustakan (pula), mereka membawa mukjizat-mukjizat yang nyata, Zabur dan kitab yang memberi penjelasan yang sempurna”[Ali Imran 3;184],
Baik firman Allah yang terkait dengan dalil naqli ataupun aqli, kebenaran yang dapat mereka buktikan dengan akal mereka justru didustakan, bahkan didukung oleh ayat-ayat Allah melalui kitab-kitab yang mereka peroleh dahulu seperti Taurat, Zabur dan Injil.

Ketiga, mengejek dan mencemoohkan
”Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu, tiada datang seorang rasulpun kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya”. [Yasin 36;30]
Sejak Rasulullah menyampaikan kalimat ini di hadapan kafir Quraisy, tidak sedikit ejekan dan cemoohan yang ditujukan kepada beliau seperti julukan “gila”, “tukang sihir” dan prediket lainnya. Kinipun bagi mereka yang menjalankan kalimat syahadat diberi cap “fundamentalis, fanatik, teroris, kuno, ketinggalan zaman” dan lain sebagainya.

Keempat, mengancam terhadap siapa saja yang memperjuangkan kalimat ini
”Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti akan mendapat siksa yang pedih dari kami." [Yasin 36;18]
Dengan beberapa teror yang menakutkan untuk merusak mental pendukung-pendukung risalah tauhid ini.

Kelima, penyiksaan
”Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Allah kepada mereka. Tak ada seorangpun yang dapat merobah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Dan sesungguhnya telah datang kepadamu sebahagian dari berita rasul-rasul itu. [Al An’am 6;34]
Bila mereka gagal dengan teror atau kesinambungan teror yang tidak mempan maka langkah berikutnya dengan penyiksaan, baik fisik maupun mental hingga menghancurkan hak-hak azasinya.

Inilah sikap mereka, orang-orang kafir terhadap penyandang kalimat syahadat sejak kafir dahulu dizaman Rasul hingga detik ini bahkan sampai akhir zaman, watak mereka tidak akan berubah. Mengapa mereka bersikap demikian ? mereka berbuat demikian karena tahu bahwa “Laa IIaaha Illallah” adalah proklamasi pembenrontakan terhadap penguasa-penguasa bumi dan thaghut-thaghut jahiliyah yang berbuat sewenang-wenang. Pemberontakan terhadap setiap berhala dan tuhan-tuhan yang disembah selain Allah baik dalam bentuk batu, kayu, manusia ataupun idiologi hasil karya manusia.

Hasil Pemahaman Kalimat Syahadat
Kalimat syahadat penuh dengan nilai-nilai tauhid dan subur dengan siraman rohani sehingga para penganut, pejuangnya tidak akan mampu meninggalkan syahadat dalam arti kata ‘murtad’ dari agama islam bila dia mampu memahami kalimat ini dengan baik, karena ukuran kehidupan manusia di dunia ditentukan sejauh mana dia berinteraksi dengan kalimat syahadat sehingga mereka menikmati hasil pemahaman kalimat ini, diantaranya;

Pertama, orang yang memahami kalimat ini akan terhunjam di hatinya bahwa satu-satunya yang wajib dicintai di dunia ini adalah Allah [2;165, 9;24], kecintaan kepada yang lain selama tidak menyalahi kecintaan kepada Allah tidaklah terlarang tapi bila kecintaan kepada sesuatu/ seseorang mengalahkan kecintaan kepada Allah berarti telah mencemari tauhid.
”Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)[Al Baqarah 2;165]

Kedua, hasil pemahaman kalimat syahadat akan menjadikan Allah hanya satu-satunya sumber motivasi dalam seluruh amal perbuatan yang dilakukan oleh manusia tadi [6;162], tidak ada yang diharapkan kecuali ridha Allah, bila ini telah tertanam dengan baik maka tidak akan kita temui orang-orang islam yang mencari popularitas dari usaha yang dilakukan, tidak akan hadir pemimpin yang mengharapkan tepukan tangan dari pengikutnya, tidak akan mengharapkan pujian dan sanjungan dari siapapun, mereka berbuat ikhlas hanya karena Allah [98;5]
”Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam’’[Al An’am 6;162].

Ketiga, orang yang sudah paham dengan syahadatain akan menjadikan Allah satu-satunya penguasa yang layak ditaati bukan yang lain [8;46], raja-raja kecil di dunia boleh ditaati selama tidak bertentangan dengan ketaatan kepada Allah, bila raja-raja kecil di dunia mengajak kepada durhaka kepada Allah maka wajib untuk menentangnya meskipun mati sebagai taruhannya.
’’Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”

Keempat, orang yang sudah mengerti benar dengan ucapan syahadat yang dua itu maka mereka tidak akan menyembah yang lain kecuali hanya Allah saja satu-satunya Ilah yang wajib disembah [51;56], segala bentuk keagungan di dunia, baik berupa benda, manusia ataupun hasil karya yang gemilang tidak layak dijadikan sebagai tuhan, bila terjadi yang demikian berarti pencemaran terhadap nilai-nilai tauhid dan menghancurkan makna kalimat syahadat.
’’Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.

Pengaruh Kalimat Syahadat
Karena kalimat inilah yang menjadikan Fir’aun harus bermusuhan dengan Nabi Musa, Nabi Ibrahim di benamkan oleh Namrudz ke dalam kobaran api, Diknacius membunuh Nabi Yahya dan Nabi Zakaria, orang-orang Yahudi menyalib Nabi Isa, Nabi Muhammad berkonfrontasi dengan kafir Quraisy sehingga orang-orang terbaik dikurun itu jadi sasaran mereka agar meninggalkan kalimat syahadat, tapi semakin dilarang semakin tegar mereka memperjuangkannya.

Satu ketika Amar bin Yasir dihukum oleh majikannya dengan siksaan yang berat, lalu bapak dan ibunya dipancung dan ditombak di hadapannya, tapi tidak menggoyahkan imanya. Bahkan Musyaib bin Umair dikurung oleh ibu kandungnya sampai ibunyapun siap untuk mogok makan agar anaknya kembali ke ajaran nenek moyang yaitu menyembah berhala, dengan enteng Musyaib menjawab,”Wahai ibu, seandainya ibu karena tidak makan meninggal lalu hidup lagi, mati dan hidup lagi hingga seribu kali mengalami hal demikian, sungguh aku tidak akan meninggalkan agama yang dibawa Nabi Muhammad”.

Demikian besarnya pengaruh kalimat syahadat ini sehingga mencetak generasi yang militan yang sulit dikalahkan oleh golongan lain, pengaruh lain dari syahadat adalah; menjadikan pemeluknya sebagai orang yang merdeka dari seluruh tindasan dan intimidasi orang lain [1;4], merekapun memiliki izzah atau harga diri dengan kemuliaan yang tinggi di sisi Allah [63;8;]

Syahadat juga menjadikan orang memperoleh ketenangan menjalankan hidup ini tanpa terpengaruh oleh situasi dan kondisi bagaimanapun [13;28], syahadat memotivasi seseorang untuk hidup selalu optimis dengan bimbingan hidayah Allah [41;30], hidup yang penuh berkah yang dirasakan oleh mereka yang mengamalkan dengan sebaik-baiknya kalimat syahadat [7;96] serta mendapatkan keberanian [41;30] dan kebahagiaan di dunia maupun di akherat.

Beruntunglah orang-orang yang mau dan mampu mengkaji kalimat tauhid ini sehingga menyerap pada jiwa dan raganya, dihayati serta diaplikasikan dalam praktek kehidupan sehari-hari, sehingga Islam bagi mereka bukan sekedar simbol tapi juga jiwa bagi seluruh asfek perjuangannya, seorang ulama bernama Musthafa Masyhur berkata,”Jadilah anda Ruhul Jadid fi jasadil ummah” yang artinya “jadilah anda ruh baru bagi tubuh ummat ini, yang hari ini tubuh ummat ini masih sakit karena terkontaminasi oleh berbagai bentuk ajaran, isme, idiologi yang akan merusak pemahaman kalimat ini dan menggelincirkan mereka ke dalam kemurtadan, wallahu a’lam.[Media Rakyat Sumbar Edisi 5, 6 / Agustus 2004]



Tidak ada komentar:

Posting Komentar