Selasa, 17 April 2012

Menyelami Dua Kalilmat Syahadat


Drs. St. Mukhlis Denros
Syarat seseorang dinyatakan sebagai muslim adalah mengucapkan dua kalimat syahadat yang bermakna “Tidak ada Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah”. Syahadat artinya persaksian [3;18,81] mengakui bahwasanya seseorang siap untuk beriman kepada Allah dan menjadikan Nabi Muhammad sebagai Rasul, pengertian lain adalah sumpah “63;1] dan janji [3;81,5;7] bila seseorang mengucapkan kalimat ini berarti dia telah menyediakan dirinya untuk bersumpah dan berjanji, hanya Allah saja yang layak dijadikan sebagai Ilah dan Muhammad sebagai Rasulullah.

Kandungan Kalimat Syahadat
Di dalam kalimat syahadat terkandung aqidah, iman dan keyakinan seseorang kepada Allah dan kepada Rasul serta terhadap seluruh rangkaian rukun iman. Iman tidak sekedar ucapan di bibir tapi harus nampak pada tiga hal yaitu; perkataan dengan ucapan lisannya dapat dibuktikan keimanannya [24;51],iman juga harus terhunjam di hati sanubari yang paling dalam [8;2] serta direalisasikan melalui amal perbuatan sehari-hari [103;1-3, 2;25]

Iman yang terhunjam di hati, terucap di lisan dan teraplikasi melalui amal perbuatan sehari-hari akan membentuk iman yang istiqamah yaitu iman yang kokoh, stabil dan kuat, tidak akan lapuk karena hujan dan tidak akan lekang karena panas, Allah berfirman “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan,”Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih, dan gembirakanlah mereka dengan memperoleh syurga yang telah dijanjikan Allah kepadamu” [Fush Shilat 41;30]

Iman yang istiqamah tidak akan tergiur oleh kondisi zaman yang berubah-ubah, ibarat batu karang yang ada di tengah lautan, walaupun dihantam oleh hujan, ombak, badai, cuaca yang tidak menentu, maka dia semakin kokoh, bahkan semakin tegar. Iman yang model begini sulit sekali membentuknya, selain dengan da’wah yang efektif juga harus disertai dengan tarbiyah zhatiyah yaitu pendidikan pribadi, sang pribadi berusaha untuk merubah dirinya dengan belajar secara individu melalui sirah para rasul dan sahabat, mengkaji buku-buku berkualitas serta hidupnya berada dalam lingkungan jama’ah shalihah yaitu lingkungan yang baik.

Iman yang istiqamah akan membentuk tiga sikap yaitu; syaja’ah artinya jiwa keberanian dalam menghadapi seluruh asfek kehidupan, tidak ada yang dia takuti kecuali rasa takut itu sendiri [5;52], yang kedua membentuk sikap al itmi’nan yaitu ketenangan dalam hidup, tidak ada beban mental dalam menghadapi kehidupan ini, bagi dia hidup harus dijalani apa adanya, derita dan bahagia hanya dinamika hidup yang harus dinikmati, bila mendapat kebahagiaan maka layaklah bila bersyukur dan sebaliknya harus bersabar bila derita dirasakan [13;28] serta membentuk sikap tafaul yaitu sikap hidup yang optimis [24;55]
Orang yang mampu meraih tiga sikap hidup tersebut, inilah model manusia yang akan meraih kebahagiaan hidup di dunia maupun akherat [8;65]
”Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti”

Pentingnya Kalimat Syahadat
Kalimat syahadat bukan saja syarat seseorang masuk Islam tapi memiliki beberapa kepentingan dalam kehidupan seorang mukmin, syahadat merupakan pintu gerbang ke dalam Islam [47;19] sebelum seseorang menggali lebih jauh inti sari ajaran Islam maka terlebih dahulu harus mempelajari kandungan dan isi serta makna syahadat, ibarat sebuah rumah, sebelum masuk kamarnya tentu masuk melalui pintu gerbangnya terlebih dahulu.

Syahadat merupakan inti ajaran Islam [21;25], ayat Al Qur’an dan Hadits Rasul yang jumlahnya sekian ribu, intinya hanya satu yaitu mengajak manusia untuk mentauhidkan Allah, bahkan seandainya Al Qur’an dan Hadits tidak diturunkan Allah, maka cukuplah Kalimat Syahadat itu saja, sudah mengajak kita ke jalan Allah yang sebenarnya.
”Mereka menjawab: "Apakah kamu datang kepada kami dengan sungguh-sungguh ataukah kamu termasuk orang-orang yang bermain-main”

Syahadat merupakan dasar perubahan dan dasar pembaharuan ummat, siapa saja yang mau hidupnya baik, maka harus kembali mengamalkan kalimat tauhid ini [6:122] bila tidak dan bahkan mencari kalimat lain tentu saja mereka akan sesat.
”Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.”

Syahadat merupakan keutamaan yang agung, Allah menggambarkan bagi orang yang mengamalkan kalimat syahadat seperti pohon yang tegar, akarnya menghunjam ke bumi, daunnya menjulang ke langit dan setiap musim memberikan buah kepada penduduk bumi, dan sebaliknya, orang yang tidak mengamalkan kalimat syahadat seperti pohon yang sudah meranggas, akarnyapun sudah tercerabut sehingga tidak ada manfaatnya [14;24-27]
”Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun. Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.”

Syahadat merupakan hakekat da’wah para Rasul, semua Nabi dan Rasul hanya mengibarkan satu bendera yaitu “Laa Ilaaha Illallah” mereka berkewajiban mengajak manusia untuk mengesakan Allah dan menjauhi syirik [3;21, 16;37]
”Jika kamu sangat mengharapkan agar mereka dapat petunjuk, maka sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang yang disesatkan-Nya, dan sekali-kali mereka tiada mempunyai penolong”.



Syahadat adalah ucapan ringan dan mudah dilafazkan tapi besar timbangan amalnya, itu baru ucapan apalagi mengamalkannya, zikir yang paling tinggi nilainya adalah kalimat ini, perjuangan yang paling agung adalah menegakkan kalimat ini, itulah makanya Nabi Ibrahim harus berhadapan dengan Namrudz, Nabi Musa harus bersiteru dengan Fir’aun serta Nabi Muhammad harus berlainan aqidah dengan pamannya, dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda, ”Barangsiapa yang hadir kepada seorang raja yang zalim untuk menyatakan kebenaran [tauhid] lalu dia dibunuh maka itulah kematian yang mulia”.

Jalan mengantarkan manusia ke syurga juga adalah kalimat syahadat sebagaimana sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Bukhari “Barangsiapa yang akhir katanya,”Laa Ilaaha Ilallah”, maka dia akan masuk syurga”. Yang dimaksud dengan hadits ini bukanlah sekedar ucapan, tapi diiringi dengan amal perbuatan, mustahil kiranya orang yang amal hariannya jauh dari kalimat tauhid lalu ketika meninggal dapat membaca kalimat ini, demikian pula sebaliknya orang yang seluruh potensi hidupnya menjalankan kalimat syahadat, lalu saat kematian dia tidak sempat membaca kalimat ini tentu tidak dapat dikatakan hidupnya sia-sia, jangan kita melihat orang meninggal dari sebab kematiannya, walaupun pecah dan hancur tubuhnya kemudian dimakan hewan buas pula, tapi selama ini hidupnya memperjuangkan kalimat ini, maka Insya Allah baiklah kematiannya.

Syahadat merupakan pesan abadi dari Allah, sejak dari zaman Nabi Adam hingga berakhirnya dunia ini [21;25] seluruh ummat yang shaleh mengamalkan, memperjuangkan dan mempertahankan kalimat ini agar tegak dan jaya di bumi Allah ini.
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku."

Syahadat merupakan tonggak rukun iman, sia-sia rukun iman seseorang bila syahadatnya tidak duduk [4;158] sehingga sepak terjangnya banyak melanggar kalimat ini, dan sekaligus kalimat syahadat merupakan ruh islam [25;23] dengan ini Islam itu hidup hingga bertahan sampai detik ini walaupun segala makar dikerahkan untuk mengalahkan agama Allah tapi tak berdaya juga menghancurkan Islam dan ummatnya, karena bagi seorang muslim tidak ada kamus kalah dalam perjuangan, mati sekalipun dalam menjalankan kalimat ini adalah sebuah kemenangan.
“Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.”
Demikian pentingnya kalimat syahadat bagi seorang muslim sehingga layak bila dia tetap mempelajari kalimat ini, mengamalkan dan melandasi perjuangannya dengan kalimat ini. Kenapa ummat islam terlalu banyak menyeleweng jalan hidupnya ? karena dia belum menghayati kalimat syahadat, kalimat tauhid ini belum duduk di sanubarinya, baru sekedar ucapan belum jadi amal dalam kehidupannya sehari-hari.

Kalimat syahadat ini, dimurnikan oleh Allah dalam beberapa ayat, untuk menghunjamkan tauhid ke dalam hati ummatnya “Katakanlah,’’Dialah Allah yang Maha Esa” Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada –Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada satupun yang setara dengan Dia”[112;1-4] [Media Rakyat Sumbar Edisi 4/ Juli 2004]



Tidak ada komentar:

Posting Komentar