Sabtu, 21 April 2012

Ketika Laknat Allah Tiba


Oleh Drs. Mukhlis Denros


Dengan tanpa perhitungan Allah mencurahkan nikmat-Nya kepada manusia sehingga manusia dapat hidup tentram dan damai dengan segala fasilitas yang disediakan. Segala kebutuhan dan sarana hidup telah disediakan Allah untuk digali, diolah, dijaga dan dilestarikan sebagai amanat dari Allah, sejak dari hutan yang lebat lagi subur yang dapat menampung air sebagai persediaan dimusim kemarau, minyak yang terpendam di dalam bumi sebagai harta yang tak ternilai jumlah dan harganya sampai kepada lautan yang penuh dengan segala keperluan hidup manusia, semua itu untuk manusia, ”Dan sesungguhnya telah Kami muliakan Bani Adam dan telah Kami berikan ia kendaraan di darat dan di lautan dan telah Kami berikan rezeki yang baik-baik, dan telah Kami lebihkan ia dari kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan yang sebenar-benarnya dilebihkan” [Al Isra’ 17;70].

Semua fasilitas tersebut bila tidak dijaga dan dipelihara oleh manusia maka kecelakaan, kesusahan dan malapetaka akan turun, hal ini terjadi karena ulah kelengahan manusia dan kejahilannya, ”Telah hadir kerusakan di bumi dan di laut dengan sebab tangan manusia, yang akhirnya Allah rasakan kepada mereka ganjaran dari sebagian yang mereka kerjakan, supaya mereka mau kembali kepada jalan Tuhan”[Ar Rum 30;41].

Konsep kembali kepada alam telah menyentakkan kita semua, bahkan produk pemikiran manusia yang selama ini kita andalkan keampuhannya terasa lumpuh. Sebagai muslim kita harus menyadari bahwa kita bukan saja kembali kepada hukum alam tetapi kita jusru harus kembali taat kepada hukum Allah. Selama ini memang kita seolah silau kepada ilmu dan teknologi dengan mengabaikan moral dan akhlak. Sementara itu manusia dengan ganasnya memakai ilmu dan tekhnologinya; telah berbuat semena-mena terhadap alam dengan alasan untuk pembangunan, apakah untuk membangun harus melakukan kerusakan ?

Hidup akan tentram dan damai, bila memperoleh jaminan dari Allah sebagai penguasa alam semesta; sehingga tidak ada rasa takut dalam memelihara sarana kehidupan ini. Sangatlah sia-sia bila manusia terlepas dari jaminan Allah walaupun nikmat Allah masih diterima tetapi diiringi oleh turunnya murka dan laknat Allah. Sedangkan orang yang berada dalam jaminan penguasa atau raja saja hidupnya merasa enak, apalagi di bawah lindungan dan jaminan Allah, dalam surat Al A’raf 7;96 Allah berfirman, ”Jikalau sekiranya penduduk negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan juga ayat-ayat Kami itu, maka mereka Kami siksa disebabkan perbuatannya”.




Begitu banyak sejarah yang terbentang di belakang kita yang dapat diambil sebagai pelajaranj, tadinya mereka jaya dibawah berkah Allah akhirnya hancur berantakan karena laknat Allah. Itu semua karena kekafiran dan keingkaran manusia sebagaimana halnya kaum ’Ad, Tsamud, Bani Israil serta hancurnya negeri Saba’, pada masa jayanya negeri ini dengan bendungan Maghribnya diperintah oleh seorang Ratu bernama Bulqis yang akhirnya dapat ditaklukkan dan diislamkan oleh Nabi Sulaiman. Karena tentram dan damainya negeri ini dengan kemakmuran kehidupan penduduknya sehingga terukir dengan indahnya dalam Al Qur’an sebagai sebutan ”Baldatun Thayibatun Warabbun Ghafur” yaitu Negeri Yang Baik Dibawah Ampunan Allah, sampai pada Dinasti Mahrib yang dilanjutkan oleh raja-raja yang tidak cakap dalam memerintah, menyebabkan runtuhnya negeri Saba ’ pada tingkat yang paling rendah.

Terjadilah perebutan kekuasaan silih berganti, saling bertengkar merebut harta warisan dan merebut mahkota serta saling bunuh bahkan terjadi perang antar saudara. Akhirnya kerajaan yang dipegang oleh Ibnu Amin al Azdi yang lalai dengan fungsinya sebagai raja pemimpin rakyat. Dia tidak mempunyai sifat-sifat utama, bahkan pengecut, pengkhianat negeri, bejat moral, lalim, melalaikan segala amanat yang seharusnya dilaksanakan oleh seorang raja. Bendungan Maghribpun tidak diperhatikan lagi, dinding dan pintunya mulai rusak yang kian berat, batu-batunya pada lepas, disana-sini terdapat lubang menganga yang sangat menyedihkan, karena rakyat semakin melarat dan sengsara, seluruh penduduk telah melupakan ajaran Allah dan mengingkari nikmat Allah, mereka merusak semua bangunan umum termasuk bendungan raksasa itu yang setiap saat mengancam mereka.

Ketika terjadi hujan yang lebat dengan terus menerus, bendungan tersebut tidak mampu lagi menampung air yang semakin membanjir maka akhirnya bendungan Maghrib tersebut jebol dan hancur dengan menelan korban yang tidak sedikit dan negeri Saba’ hancur berantakan sebagai balasan atas kekufuran mereka, dalam surat As Saba’ Allah menerangkan,”Maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar yang menghancurkan segalanya dan Kami ganti kebun-kebun mereka itu dengan kebun-kebun yang ditumbuhi pohon-pohon berbuah pahit dan semacam pohon cemara dan sedikit pohon bidara”[As Saba’ 34;16-17].

Peringatan Allah tersebut bukan berarti kita dilarang mencari kebahagiaan di dunia, namun yang perlu menjadi perhatian kita adalah bahwa kita harus mengusahakan sesuai dengan kehendak Allah, sesuatu hal yang mustahil Allah menimpakan azab-Nya tanpa sebab dan tanpa kesalahan manusia. Semua malapetaka, laknat yang dialami ummat sebelumnya menjadi renungan kita dan pelajaran yang sangat berharga untuk meninjau kembali musibah yang kian datang dengan bertubi-tubi sejak dari banjir, gunung meletus, tanah longsor, hasil panen tidak menjadi dan musibah lain, ini baru peringatan ringan yang ditunjukkan Allah.

Laknat Allah akan tiba menimpa ummat Islam dalam berbagai segi, baik lahir maupun bathin disebabkan kesalahan manusia itu sendiri. Sejak awal ummat Islam telah diproklamirkan Allah sebagai ummat terbaik sebagai mana tersurat dalam surat Ali Imran 3;110, ”Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan di kalangan manusia karena menyeru kepada yang ma’rug dan mencegah kepada yang mungkar dan beriman kepada Allah”.

Prediket ”Khairu Ummah” yaitu ummat terbaik akan pudar dan hilang dengan menemui beberapa kemunduran menggilas masa jaya yang pernah dikecap, julukan itu diganti dengan kemunduran ummat Islam yang diawali oleh beberapa sebab yang diungkapkan oleh Ustadz Amir Saqib Arselan dalam bukunya ”Kenapa ummat Islam mundur dan ummat lain maju”yaitu;

1. Yang membawa kemunduran ummat Islam ialah kebodohan yang menjadikan mereka tidak dapat membedakan antara tuak dan cuka, suka menerima perkataan kosong dan bohong, yang seakan-akan suatu keharusan yang harus diterimanya dan ia tidak mengerti akan penolaknya.

2. Kerusakan budi pekerti, hilangnya perangai yang selalu diperintahkan oleh Allah dan Al Qur’an.

3. Kerusakan budi pekerti dan kebejatan moral para pemimpin ummat.

4. Para ulama yang suka mendekatkan diri kepada para pejabat dan pemuka dalam pemerintahan atau raja yang hidup dengan kemewahan.

5. Sifat penakut dan pengecut yang tumbuh dalam diri ummat Islam setelah mereka menjadi ummat yang terkenal pemberani dan tidak takut mati. [Harian Mimbar Minang Padang 12111999].

Penulis Drs. St. Mukhlis Denros
Ketua Yayasan Garda Anak Nagari Sumatera Barat
Anggota DPRD Kab. Solok 1999-2009
Hak Cipta Dilindungi Allah Subhanahu Wata’ala
Tidak Dilarang Keras Mengkopi dan Menyebarkan Materi ini
dengan menyebutkan sumbernya; http://mukhlisdenros,blogspot.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar